Rendy berusaha menghilangkan keraguan yang masih ada di hatinya. Menghembuskan nafas pelan ia berucap yang membuat Naura tersentak dengan jawaban yang diberikannya.
"Ini kafe gue"
Naura berusaha menghilangkan keterkejutannya, tidak menyangka jika kafe yang tengah ia kunjungi ini merupakan milik pemuda itu.
"Apa orang tua kakak tau?"
Rendy tersenyum tipis, "Gak ada yang tau kecuali, Lian, Reynald dan lo"
"Tapi kenapa? Mereka pasti akan bangga karna kakak sudah memiliki usaha sendiri"
Netra hitam milik pemuda itu menerawang lurus, "Ini bukan hal yang cukup membanggakan, dan belum mampu untuk membuat keadaan akan sama seperti dulu"
Naura merasa bingung mendengar ucapan pemuda itu, apa maksud dari mengembalikan keadaan seperti dulu. Ia masih terdiam, bertanya-tanya sampai pemuda itu memanggilnya untuk pulang ke rumah.
Keduanya beranjak berdiri,hendak melangkah sebelum suara seseorang menghentikan mereka.
"Udah mau pulang bos?"
Rendy menatap orang itu dengan datar membuat yang ditatap terkekeh kecil, "Iya-iya lo gak suka dipanggil bos kan. Lo udah mau pulang Ren?"
"Hm"
"Ya udah, ngomong-ngomong itu siapa Ren? Gak mau dikenalin ke gue?"
Naura yang sedari tadi menunduk mengangkat kepalanya, ia melihat pemuda yang mungkin seumuran dengan Kak Dion tengah tersenyum lebar kepadanya.
"Gak perlu". Rendy berucap datar membuat pemuda itu berdecak.
"Giliran gitu aja gak mau lo Ren. Ya udah lah ati-ati, gue mau lanjut kerja dulu. Hari ini kafe lebih rame dari biasa"
"Gue pulang"
Pemuda itu mengangguk lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. Rendy kembali melangkah membuat Naura terus mengikutinya. Keduanya memasuki mobil dan melaju ke rumah tempat mereka tinggal.
Saat keduanya melangkah memasuki rumah,terlihat anggota keluarga Baskara yang tengah berkumpul. Hampir lengkap tanpa dua putra bungsu mereka. Semua anggota keluarga tampak membicarakan hal yang serius.
Rendy melangkah melewati keluarga, sempat melirik sekilas namun tetap melangkah. Ingin rasanya berhenti dan ikut dalam pembicaraan mereka,namun ada hal yang menghalanginya untuk melakukan itu yang hanya dirinyalah yang tau.
"Sekarang perusahaan terancam mengalami kerugian besar. Jika ini terus berlanjut bukan tidak mungkin jika perusahaan akan bangkrut".
Ucapan sosok tegas itu sempat membuat Rendy terdiam lalu melangkah dengan cepat menuju kamarnya. Naura mengikuti Rendy setelah sebelumnya mengucap kata permisi dan tersenyum pada anggota keluarga.
Saat memasuki kamar, ia melihat Rendy yang sepertinya tengah berbicara di telfon dengan seseorang. Entahlah ia tidak yakin,karna pemuda itu tengah berdiri di balkon kamarnya.
Naura melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Lalu turun ke dapur untuk membantu menyiapkan makan malam saat giliran Rendy untuk membersihkan dirinya juga.
Ia agak merasa segan saat melihat ibu kandung Rendy tengah bersiap untuk memasak. Meyakinkan diri, ia melangkah mendekat dan bertanya dengan hati-hati.
"Apa yang bisa Naura bantu ma?"
Wanita yang tengah mencuci sayuran itu menoleh pada Naura yang tersenyum padanya, ia hanya menatap tanpa membalas senyumannya.
"Bersihkan dan cuci seafood itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stairways to Revert
Teen FictionStairways to Revert Singularity : Have I Lost Myself? Can I Return Myself? Memiliki saudara kembar identik akan terasa menyenangkan dan pasti akan saling mendukung satu sama lain. Namun hal itu tidak berlaku pada Rendy Naufal Baskara Putra,pemuda ya...