Naura mengucapkan Bismillah dalam hatinya,berusaha meyakinkan bahwa keputusan yang akan ia ambil merupakan keputusan terbaik untuk keluarganya.
Ia menarik nafas pelan, "Naura menerima permintaan ini dan bersedia menjadi istri untuk menyempurnakan agama kami bersama"
Semua orang yang mendengar keputusan itu lantas mengucap syukur. Kedua keluarga itu lalu bersalaman dan saling mengucap harapan agar tidak terjadi masalah lainnya lagi pada pernikahan anak anak mereka besok.
Rendy sendiri menghela nafas saat mendengar jawaban dari permintaannya itu. Ia menoleh ke arah gadis yang akan menjadi istrinya kelak. Sejenak ia memperhatikan gadis itu yang tertunduk lalu tersenyum saat para wanita dari keluarganya memberi pelukan selamat padanya.
Netra hitamnya masih memperhatikannya dengan lekat dengan perasaan aneh yang kembali ia rasakan hingga netra cokelat milik gadis itu bertubrukan dengan netra hitam tajamnya.
Netra hitam miliknya seolah mengatakan sesuatu melalui tatapan itu hingga kemudian netra cokelat teduh itu tersadar dan mengalihkan pandangannya lalu kembali menundukkan pandangannya.
"Baiklah karena keputusan sudah dibuat,kami ingin pamit terlebih dahulu. Saya akan berusaha membuat pernikahan yang akan dilaksanakan besok tetap berjalan baik dengan melupakan masalah yang terjadi hari ini. Saya juga mohon maaf untuk masalah yang putraku ciptakan"
"Tidak apa apa,mari lupakan masalah mengenai putramu,lagi pula putramu yang lain sudah mau bertanggung jawab. Saya dan keluarga mengucapkan terimakasih atas keberanian putramu dan juga iktikat baik keluargamu. Dan mari berharap agar pernikahan ini di ridhoi Allah"
"Aamiin. Kalau begitu kami permisi dulu. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu"Setelah kedua keluarga saling bersalaman,keluarga Baskara melangkah keluar. Ketika membuka pintu dan keluar dari rumah itu,tatapan ibu-ibu yang ada di luar rumah langsung terarah pada mereka. Arseno Baskara hanya tersenyum sebagai simbol ramah tamah lalu masuk ke mobil diikuti oleh istri dan menantunya.
Sementara Rendy berjalan bersama kedua kakaknya. Tatapannya lurus ke depan dan sesekali melihat ibu-ibu yang sudah kembali bekerja sembari melirik-lirik ke padanya.
"Rendy,lo udah memikirkan ini semua dengan baik? Jangan buat keluarga kita kecewa dan malu untuk kedua kalinya" tanya Alvian pada adik bungsunya itu.
"Sudah,Rendy yakin dan sudah memikirkan ini semua matang-matang kak" jawabnya tenang dengan menatap kakaknya dengan tatapan mata tajam yang menyiratkan keyakinan.
"Udah-udah gue percaya lo gak akan mengecewakan kami semua. Gue sama kak Alvian ke mobil dulu. Lo bisa ikutin kita dari belakang. Lo bawa motor kesini kan?"
Rendy menjawabnya dengan anggukan lalu berjalan ke arah motornya yang terparkir dan melajukan motor hitamnya mengikuti mobil yang dikemudikan oleh kakaknya.
Rendy menghentikan motornya di sebuah hotel yang ditinggali keluarganya selama tiga hari ini. Ia langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur hotel yang sudah disiapkan untuknya.
Tubuhnya kali ini benar-benar merasa lelah,setelah mengurus masalah yang membuatnya harus terus fokus,lalu menyelesaikan masalah yang saudara kembarnya buat kini ia harus mengistirahatkan tubuhnya untuk mempersiapkan hari esok dan tanggungjawab yang akan ia ambil.
........................................................................
Hari ini adalah hari dimana kedua keluarga itu akan bersatu dalam ikatan yang suci. Rendy telah siap mengenakan setelan tuxedo putih yang telah disiapkan oleh keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stairways to Revert
Teen FictionStairways to Revert Singularity : Have I Lost Myself? Can I Return Myself? Memiliki saudara kembar identik akan terasa menyenangkan dan pasti akan saling mendukung satu sama lain. Namun hal itu tidak berlaku pada Rendy Naufal Baskara Putra,pemuda ya...