17. Putusin

4.2K 249 4
                                    

Kana tidak habis pikir. Berapa banyak sih pacar Aidan? Kana lagi-lagi memergoki Aidan sedang berduaan dengan teman sekelasnya. Namanya Helena. Helena itu juga lumayan akrab dengan Kana. Tapi ternyata Helena main mata dengan Aidan?

"Aidan..." panggil Kana.

"Kana?"

"Helena selingkuhan kamu juga ya?" tanya Kana. Helena tampak terkejut dengan perkataan Kana. Helena merasa tidak enak karena mengkhianati Kana.

"Kana enggak gitu. Aku—"

"Aku gak papa, Dan," ucap Kana sambil tersenyum. Kana pun keluar dari kelas. Saat sudah di luar kelas, Kana berhenti berjalan. Senyumnya mendadak menghilang. Air matanya menerobos keluar begitu saja tanpa izin dari Kana.

"Kita mending putus, Dan. Kana temen aku. Aku gak mau khianatin dia walaupun aku masih suka sama kamu," ucap Helena. Kana tersenyum lega mendengar kesetiaan Helena sebagai teman.

"Ya udah," ucap Aidan.

Kana segera pergi menjauh dari kelasnya dan menuju ke tempat yang tenang. Kana pergi ke taman belakang dan duduk di kursi yang ada di sana.

"Kana!" panggil Jordan saat melihat Kana sedang sendiri.

"Hai!" sapa Kana dengan ceria.

"Abis nangis ya?"

"Kok tahu?"

"Itu masih ada bekasnya," ucap Jordan sambil menunjuk pipi Kana yang masih ada bekas air mata. Kana terkekeh.
"Aidan ya?"

"Aidan yang mulai. Dia yang maksa gue jadi pacarnya. Saat gue udah cinta banget sama dia, dia ternyata selingkuh," ucap Kana.

"Jauhin Aidan, Na."

Kana terkekeh.

"Enggak segampang itu, Jordan," ucap Kana.

"Gue gak suka lihat lo sedih."

Tiba-tiba jantung Kana sakit lagi. Kana tidak sedang memakai alat pendeteksi jantungnya. Kana mencengkeram tangan Jordan. Jordan yang melihat Kana kambuh pun segera menggendong Kana dan membawanya ke UKS. Mereka menjadi pusat perhatian saat itu.

Sampai di UKS, Jordan merebahkan Kana di kasur.

"Obat lo mana?" tanya Jordan.

"Di tas," ucap Kana sambil memegang dadanya yang terasa sangat sakit. Jordan berlari menuju kelas untuk mengambil obat Kana.
"Sakit banget," lirih Kana.

"Kana..." panggil Aidan yang tiba-tiba datang. Napasnya ngos-ngosan seperti habis berlari.

"Aidan... Aidan sakit," ucap Kana sambil menangis.

"Obatnya mana?" tanya Aidan.

"Diambilin Jordan."

Tidak lama kemudian Jordan datang dengan membawa kantong yang berisi bermacam-macam obat milik Kana. Kana pun segera meminum obat itu.

"Ngapain lo di sini?" tanya Aidan sambil menatap Jordan dengan tatapan tajam.

"Harusnya gue yang nanya gitu. Lo ngapain di sini? Harusnya lo urus tuh pacar-pacar lo!"

"Lo ngajak ribut?" bentak Aidan sambil mencengkram kerah baju Jordan.

"Jangan berantem, please," lirih Kana sambil mengusap air matanya.

"Masih sakit, Na?" tanya Jordan. Kana menggeleng lemah sambil tersenyum.

"Jordan, tunggu di luar bentar ya. Gue mau ngomong sama Aidan," ucap Kana. Jordan awalnya tidak setuju, tapi melihat Kana yang menatapnya dengan tatapan memohon, akhirnya Jordan pun keluar.

"Aidan, aku cinta kamu."

"Aku juga cinta kamu, Na."

"Bohong. Kamu gak usah bohongin perasaan sendiri. Jujur sama aku. Kenapa kamu maksa aku jadi pacar kamu?"

"Karena aku suka sama kamu, Na."

"Bohong. Kamu gak pernah ada rasa sama aku kan?" tanya Kana.

"Kamu mau aku gimana biar kamu percaya sama aku?"

"Putusin pacar kamu yang lain," ucap Kana.

"Oke."



Akhirnya Aidan bakalan mutusin pacarnya 😊


Update tanggal 25 Desember 2019 pukul  19.30 PM

Aidan's Trap (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang