"Dae.. dia adalah mantan kekasih ku, boo"
Tiffany terlihat sedikit panik saat taeng menjauhi nya dan ingin membalikkan badan nya, namun di tahan oleh tiffany yang memegang tangan pria blonde itu. Membuat pria itu menatap tiffany lagi.
"Tapi aku bersumpah kami tidak memiliki hubungan apapun lagi, boo. Percayalah" ucap tiffany memegang kedua tangan taeng. Pria itu terlihat menatap tiffany dingin. Sepertinya taeng yang lama kembali lagi. Tiffany yang mulai takut jika taeng yang dingin akan kembali lagi, langsung mencium kekasih nya itu. Berusaha untuk memperdalam ciuman nya tapi tiffany di buat kecewa ketika pria itu hanya diam dan tidak membalas ciuman nya seperti biasa. Mata tiffany terlihat mulai berair, dia benar-benar tidak ingin lagi menghadapi taetae nya yang bersikap seperti robot.
"Boo..." panggil tiffany dengan memegang kedua pipi taeng. Pria itu terus saja diam menatap tiffany yang terlihat terluka. Dia bahkan bertanya pada dirinya apakah dia salah telah berkata jujur? Bukan kah kejujuran adalah hal yang baik?
"Boo.. aku bersumpah jika aku benar-benar tidak memiliki hubungan apapun dengan nya" ucap tiffany berusaha meyakinkan taeng yang tetap menatap nya dingin. Taeng terlihat menghela napas nya cukup kasar.
"Jika kau berkata begitu, bagaimana bisa pria itu menelfon yoong dan memberitahu bahwa kau lah yang memberikan nomor yoong pada nya?" Tanya taeng yang terlihat kecewa karena berpikir mungkin saja tiffany berbohong pada nya. Atau mungkin saja tiffany akan melakukan kesalahan seperti dulu lagi?
"Dae.. itu benar, kalau aku lah yang memberitahukan nomor yoong pada nya tapi..." ucap tiffany terhenti saat taeng langsung menaikkan telapak tangan di hadapan tiffany untuk menghentikan wanita itu berbicara
"Pergi lah. Aku tidak ingin mendengarkan pertemuan mu dengan nya" ucap taeng dingin
"Boo! Dengarkan aku du..." ucap tiffany yang masih berusaha ingin menceritakan yang sebenarnya pada kekasih nya itu.
"KELUAR TIFFANY!" Bentak taeng dengan wajah yang emosi, membuat tiffany shocked dan menangis.
"Kau benar-benar tidak akan bisa percaya padaku meskipun aku sudah berusaha untuk jujur pada mu! Aku muak dengan sikap egois mu ini, kim taeng-shi!" Ucap tiffany yang langsung berlari meninggalkan taeng sendiri menatap kepergian wanita yang dia lukai.
Taeng pun melempar semua benda yang ada di ruangan nya itu. Terduduk di sofa dan mengacak rambut nya frustasi."Mianhae..mianhae, fany-ah"
**
Tiffany yang berusaha untuk menahan airmata nya jatuh lebih banyak lagi pun, berjalan dengan cepat menuju keluar gedung milik keluarga kim tersebut.
Beruntunglah hari ini salju tidak sedang lebat dan matahari pun terasa cukup hangat.Sebuah mobil sport bugatti berhenti di samping tiffany saat melihat tiffany sedang menunggu taxi.
"Fany-ah, masuk lah.. aku akan mengatarmu" ucap pria itu yang menurunkan kaca mobil nya agar tiffany dapat melihat siapa si pemilik mobil itu. Tanpa ragu tiffany pun masuk ke dalam mobil bugatti itu.
Tiffany pun minta di antarkan ke sungai han yang berada tidak jauh kantor taeng.
Mereka turun dari mobil itu dan berjalan duduk di kursi yang ada di taman itu.
Seperti biasa, sungai han river tidak pernah terlihat sepi. Orang-orang local bahkan turis pun sangat menyukai tempat ini."Apa yang terjadi dengan mu, fany-ah? Kenapa kau menangis?" Tanya pria itu yang melihat mata tiffany berlinang
"Aku sudah berusaha selama ini untuk memperbaiki hubungan kami. Aku bahkan selalu berusaha untuk mengalah agar kami tidak berkelahi setiap hari nya. Dan tadi aku sudah berusaha jujur pada nya tapi dia malah menuduh ku yang tidak-tidak dan dia sama sekali tidak ingin mendengarkan ucapan ku. Aku benar-benar bingung, yul.. apa aku harus mengakhiri saja hubungan ini? Karena hanya aku yang berjuang untuk mempertahankan hubungan ini" ucap tiffany yang langsung memeluk yul karena tidak ingin orang lain melihat nya menangis apalagi jika itu adalah fans nya. Ya, orang yang tadi tidak sengaja bertemu dengan tiffany adalah kwon yul.

KAMU SEDANG MEMBACA
The reason
Fiksi PenggemarSelalu ada alasan untuk setiap hal yang terjadi. Termasuk untuk sikap yang di tunjukkan oleh manusia.