(Dengerin lost in love nya taeny)
Hari ini terasa begitu berat dan panjang untuk seorang kim taeng. Pria berwajah seperti seorang baby itu terlihat berulang kali menghirup cigarette nya. Stress. Mungkin itu kata yang paling tepat untuk menggambarkan kondisi taeng saat ini. Taeng saat ini sedang duduk sendiri di balcony nya, menatap awan yang lebih cerah daripada hati nya saat ini. Hari ini adalah hari kedua dia tidak bisa menghubungi wanita yang meninggalkan nya itu. Taeng sudah berusaha dengan keras mencari keberadaan kekasih nya itu. Meskipun tiffany sudah mengatakan hubungan mereka sudah berakhir, tapi taeng yang waktu itu sangat terpukul dengan penuturan tiffany hanya bisa terdiam bisu dan kaku bagai tersambar petir. Tiffany yang tidak sanggup menahan airmata nya lagi pun langsung pergi meninggalkan taeng.
Taeng benar-benar berantakan. Dia berusaha untuk menghubungi ponsel tiffany tanpa henti dan bahkan mendatangi kediaman keluarga hwang, tapi hasil nya tetap nihil. Taeng juga mencari ke apartment lama tiffany tapi juga tidak mendapatkan jawaban apapun. Taeng berniat untuk menghubungi mr hwang tetapi pria itu sedang berada di US, membuat taeng sulit menghubungi ayah tiffany.
Taeng pun memejamkan mata nya. Kembali menyalahkan dirinya sendiri atas kandas nya hubungan dia dan tiffany. Seperti nya ucapan kedua sahabat nya itu kemarin itu benar.Flashback
Semenjak kepergian tiffany semalam, taeng bangun dalam keadaan yang sangat kacau. Lebih tepat nya pria imut itu terbangun karena seseorang menyiramkan air ke wajah nya. Taeng pun terlihat panik karena terkejut di bangunkan dengan cara seperti itu. Beberapa kali dia mengerjapkan mata nya untuk memulihkan pengelihatan nya yang masih buram di tambah sakit kepala yang di rasakan nya."Sepertinya dia masih belum sadar hyung, siram lagi saja" ucap seseorang yang tanpa di lihat wajah nya pun taeng bisa menebak siapa pemilik suara dengan ide licik itu. Si rusa licik, im yoong pikirnya.
"Chinca? Baiklah aku akan..." ucap pria yang bersama yoong dan bersiap pergi ke dapur lagi untuk mengambil air dengan baskom kecil yang di bawa nya.
"Yah! Kalian berdua! Berhentilah membuat ku membunuh kalian!" Bentak taeng yang berhasil menghentikan langkah yul. Yoong dan yul pun menoleh ke taeng yang sedang memegang kepala nya setelah kembali menunduk.
"Aigoo hyung.. sejak kapan kau menjadi emosian seperti ini? Apa kau benar-benar sudah di butakan oleh amarah mu yang tidak jelas itu?" Tanya yoong yang duduk di samping taeng
"Kalian lah yang membuat ku bertambah emosi! Kalian tau bukan jika seseorang yang sedang emosi bisa kehilangan akal sehat mereka untuk sesaat?"
"Tentu saja kami tau. Tapi kau bukan lah tipikal orang seperti itu. Kau seorang yang pintar dan bisa mengontrol emosi mu dengan baik selama kami mengenal mu, taengo-ah. Hanya saja aku melihat mu belakangan ini berbeda. Apa kau masih mengonsumsi obat mu?" Tanya yul dan yoong yang terlihat khawatir dengan kesehatan mental sahabat nya itu.
"Aku tidak gila! Aku tidak butuh obat itu!" Ucap taeng yang terlihat kesal saat mendengar kedua sahabat nya menanyakan soal obat yang di beri oleh psikiater pribadi mereka.
"Jadi maksud mu kami ini gila, hyung? Kau tau bukan jika kami juga konsumsi obat dari psikiater itu?! Bukan hanya kau sendiri yang mengalami depresi!" Ucap yoong yang mulai terpancing emosi nya.
"Tae, mengonsumsi obat itu bukan berarti kita gila. Aku mengonsumsi nya agar pikiran ku bisa tenang dan tidak melakukan hal bodoh apalagi dengan melukai diri ku sendiri dan orang-orang di sekitar ku seperti dulu" yul menepuk pundak taeng dan membuat pria itu menatap nya dengan sendu. Ya, yang memiliki masalah berat di dunia ini bukan hanya dirinya. Tapi juga kedua sahabat nya.
Yoong yang selalu merasa kesepian karena tidak ada seorang pun yang menemani nya saat sedang berada di rumah, menjadi anak yang sangat tertutup dulu nya hingga mengalami depresi mengharuskan nya mengonsumsi obat ketika masih di bangku smp. Meskipun yul dan taeng selalu menghabiskan waktu bersama nya, tapi ketika dia pulang ke istana im, semua terasa hampa karena hanya ada para maid yang menemani nya tinggal di mansion itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
The reason
FanfictionSelalu ada alasan untuk setiap hal yang terjadi. Termasuk untuk sikap yang di tunjukkan oleh manusia.