Part 3

2.3K 171 3
                                    

Tidak seperti kedua sahabat nya yang mabuk parah, yul lebih dapat mengontrol dirinya dalam urusan alkohol dan bangun tanpa mengalami sakit kepala seperti kedua sahabat nya itu.
Setelah membersihkan dirinya, Yul pun keluar dari kamar nya dan berjalan menuju ruang makan di rumah nya. Sebenarnya yul punya apartment sendiri tapi karena ini adalah keinginan sang mama, jadinya yul di minta untuk menghabiskan weekend nya di rumah orangtua nya.

Meskipun bangun siang, tapi sang mama tetap menyambut sang putra tercinta dengan ciuman di pipi dan membuatkan putra kesayangan nya itu makanan.

"Makanlah yang banyak, yul" ucap sang mama ketika menyedikan masakan kesukaan yul, roti sandwich isi tuna mayo serta secangkir kopi americano. Kebiasaan yang di dapat oleh yul ketika masih bersekolah di london.

"Apakah pantas seorang CEO bangun sesiang ini?" Sindir seorang pria tua dengan koran di tangan nya dan duduk di ruang tv.

"Kau tidak akan pernah sukses jika hidup mu seperti ini! Kau harus bersyukur terlahir dari keluarga ini, keluarga yang membuat hidup mu lebih mudah karena tanpa perlu memulai dari awal kau sudah mendapat kan posisi CEO itu" sindir sang papa yang membuat sang mama menggenggam bahu sang putra untuk memberitahunya agar bisa menahan emosi dengan kata-kata sang papa.

"Jika kau bukan terlahir dari keluarga ini, aku yakin kau akan hidup susah dengan sifat pemalas mu itu" ucap sang papa menatap yul yang terus mengunyah makanan nya.

"Sudah lah pa, ini kan hari libur, tidak ada salahnya kan bangun siang" bela sang mama yang berjalan ke arah sang suami

"Hari libur juga tidak harus bangun sesiang ini, lihat, ini sudah jam 11 siang dan dia bisa saja mengerjakan pekerjaan nya yang lain yang belum beres daripada pergi berpesta bersama teman-teman nya itu" ucap sang papa yang terdengar kesal

"Berilah contoh yang baik kepada bawahan mu, yul! Kau adalah seorang CEO! Jangan membuat ku malu!" Peringatan dari sang papa yang menatap tajam sang anak.

"Baik chairman" ucap yul yang bangun dari kursi nya dan berjalan menuju kamar nya setelah menghabiskan makanan dengan hati yang mengebu-gebu dan bahkan jujur saja nafsu makan nya sudah hilang ketika sang pria tua itu lagi-lagi mengungkit tentang jasa nya memberikan posisi CEO kepada nya. Namun, tidak ingin mengecewakan wanita yang di cintai nya itu, yul tetap makan habis makan yang di buat oleh sang mama sebelum pergi kembali ke kamar nya.

Yul pun berjalan menghampiri sebuah foto, foto 2 orang anak kecil dengan senyum bahagia di wajah mereka. Foto yang terlihat jelas dimana sang kakak memeluk erat sang adik di musim dingin.

"I know you are happy now in heaven, bro. I wish i could be there too. I am tired, i am so tired. Kenapa Tuhan mencipatkan aku menjadi seseorang yang lebih memikirkan kebahagiaan orang lain daripada kebahagiaan ku sendiri? Jika ini bukan demi mama, maka aku yakin kita pasti sudah bersama, Hyung." Ucap yul tanpa terasa airmata nya membasahi bingkai foto yang di pegang oleh nya.

Sore hari nya Yul memutuskan untuk pergi ke tempat favorite nya untuk mencari ketenangan. Ketenangan yang hanya bisa dia dapatkan dari apartment nya dan tempat favorite nya itu.

Yul pun turun dari mobil aston martin merah milik nya. Sudah siap dengan pakaian polo berwarna biru muda serta celana putih dan kacamata rayban favorite nya,meskipun gaya nya santai, tapi tetap saja tidak mengurangi nilai ketampanan nya, itu di buktikan dengan mata para wanita yang tidak lepas dari nya.

"Welcome mr. Kwon Yul.. kami sangat merasa terhormat dengan bergabung nya anda dengan club berkuda kami" ucap seorang wanita muda yang cantik dan menyalami yul.

"Thank you. Dan anda ?" Tanya yul kepada wanita yang terus memasang senyum di wajah nya.

"Victoria, mr. Kwon. Saya pemilik tempat ini." Ucap wanita yang bernama victoria itu dengan sedikit bangga karena dia merupakan pemilik tempat yang sangat besar dan terkenal itu. Tempat dimana banyak kalangan elite yang menghabiskan waktu untuk berolahraga. Di tempat itu selain ada tempat untuk berkuda, ada juga padang golf, lapangan tennis dll.

The reasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang