Tell Me

3.1K 386 81
                                    

Jennie terkejut ketika pintu kamarnya diketuk, belum sempat ia berdiri dan membukakan pintu, Jisoo sudah lebih dulu menampakkan wajahnya.

"Kajja kita bicara". Ucap Jisoo dingin tanpa ekspresi kemudian meninggalkan Jennie yg masih mematung di kamar.

Jisoo turun menuju ruang baca, ia menghidupkan beberapa lampu dan duduk disofanya menunggu Jennie menyusulnya. 5 menit kemudian Jennie masuk sambil membawakan coklat panas untuk mereka berdua, Jennie meletakkan coklat itu di meja dan duduk di hadapan Jisoo sambil menunduk.

"Jelaskan".

"Nde?".

"Sekarang atau tidak sama sekali, kau hanya punya waktu sampai besok pagi sebelum aku mengantar Ella kesekolah".

"Mianhae Jisoo-yaa... Waktu itu aku baru saja pulang untuk mengurus jadwal photoshoot yg bertabrakan dengan variety show, ketika hendak pulang untuk berganti pakaian lalu pergi lagi menunggu anak-anak pulang tiba-tiba mobilnya mogok begitu saja, kebetulan saat itu Taeyong lewat dan menawariku bantuan, sayangnya bukannya mengantarku pulang ia justru mengajakku makan siang, aku sudah bilang padanya aku harus menjemput Minsoong dan Ella, ia hanya mengangguk paham dan mengantarku ke sekolah, tapi sepertinya anak-anak sudah pulang bersama Seulgi seperti katamu, aku memintanya mengantarku pulang, tapi ia justru mengajakku ke toko kue dan terakhir ke Okcheon ketika hari mulai sore, ia memintaku untuk menemaninya sebentar untuk berburu sunset karena ia bilang ia akan merindukan sunset Korea, ia akan pindah ke US minggu depan, setelah itu ia mengajakku makan malam dan pulang, tidak ada yg terjadi diantara kami Ji, aku sudah menghubungi Rose dan Irene untuk menjaga anak-anak sebelum ponselku mati dan Taeyong tidsk membawa powerbank maka dari itu aku tidak bisa mengabari siapapun". Jelas Jennie panjang lebar dengan semua sesalnya.

"Lalu?".

"Malam sebelum kau pergi, aku sedikit terlambat menyelesaikan photoshoot karena ada beberapa file foto yg tidak dapat di edit, akhirnya kami mengulangi beberapa pose yg cukup memakan waktu, setelah itu aku pergi berbelanja mainan seperti yg Minsoong minta, tanpa sengaja aku bertemu Chanyeol, ia mengajakku mampir ke restonya yg tak jauh dari sana, pikirku apa salahnya hanya makan lagi pula ia sudah memiliki kekasih dan aku menganggapnya seperti kakakku sendiri, awalnya tidak ada apapun yg terjadi diantara kami, hanya mengobrol dan bercanda biasa, ia menawariku wine tapi aku menolaknya karena kau selalu mengatakan padaku untuk berhenti minum, tapi ternyata dugaanku tentangnya salah... ". Jennie menggantungkan kalimatnya.

"Lanjutkan Jen! Mari kita perjelas semua ini, aku tidak ingin anak-anak terluka karena kita!".

"Mian Jii, aku hanya takut membuatmu murka".

"Kau sudah membuatku murka bahkan muak sebelumnya, tapi jika bukan karena anak-anak aku tidak akan membiarkanmu menjelaskan semua ini".

"D-dia hampir saja berhasil menciumku, tapi aku mendorong dan menamparnya, aku sendiri juga terkejut ia bisa melakukan itu, padahal aku sudah mengatakan padanya berkali-kali kalau aku menganggapnya seperti kakakku sendiri".

"Lalu kekasih barumu?".

"Hah? Siapa Ji?!".

"Arrghh! Siapa lagi kalau bukan lelaki yg kau cium di bar waktu itu sialan!!!". Bentak Jisoo yg sudah kehilangan kesabaran.

Jennie sendiri juga terkejut Jisoo bisa sekasar itu padanya, padahal setau Jennie, Jisoo hanya kasar pada wanita-wanita yg dulu menjadi koleksinya dan dianggap mengganggunya karena meminta lebih, tapi kini Jisoo mampu berkata kasar pada Jennie, kemana Jisoo yg selalu lembut dan memanjakannya itu?

"Apa maksudmu Jeno?".

"Terserahlah siapa itu!".

"Apa kau lupa?! Jeno adalah sepupu Sehun, ia pernah datang ke baby shower Ella dulu, ia datang bersama Sehun dan kekasihnya, Siyeon, saat itu ia baru saja pulang dari Kanada dan berniat menemuimu di bar untuk meminta disediakan tempat VIP karena malamnya ia akan mengajak teman-teman SMA nya dulu untuk reuni, saat itu kami sedang bercanda, aku tak henti-hentinya tertawa karena ia bercerita Siyeon yg sempat kabur saat pernikahan mereka akan dilaksanakan hanya karena Jeno tidak menurutinya untuk bulan madu ke sungai Amazon".

"Tapi kenapa dia menciummu?!".

"Mencium?! Siapa mencium siapa? Tidak ada yg berciuman Jisoo".

"Tapi aku melihat kalian berciuman!!!".

"Sungguh tidak ada yg berciuman Jisooo, ia hanya mencoba memberikan tompel di jidatku karena kami kalah bermain gulat jempol sebelumnya, mungkin jika kau melihatnya dari belakangku, ia terlihat baru saja seperti menciumku, anglemu tidak tepat Jisoo". Ucap Jennie sambil menahan tawanya.

Jisoo terdiam mendengar semua penjelasan Jennie, memang bagian paling menyebalkan adalah ketika ia dan Chanyeol hampir berciuman, tapi di sisi lain ia bangga pada Jennie karena sudah berusaha keras menolak semua PHO yg datang.

"Apa kau mabuk?".

"Eoh? A-anu...".

"Katakan!".

"Ndee, tapi hanya 2 gelas Vodka classic..... Double shoot".

"Hahhhh..... Yasudah tidurlah".

"Mwo? Hanya seperti itu?!".

"Memangnya kau berharap apa?!".

"A-aniyo". Ucap Jennie menggigit bibir bawahnya dan memaikan ujung bajunya.

"Tidurlah, selamat malam". Ucap Jisoo yg meninggalkan Jennie untuk naik ke ranjang yg berada diruang bacanya.

Sedangkan Jennie keluar dari ruang baca itu sambil menahan air matanya, ia kira mereka akan baikan setelah Jennie menjelaskan semua kesalah pahaman diantara mereka, tapi sepertinya Jennie tetap saja salah hingga Jisoo tidak bergeming tentang keputusannya.

Jisoo sendiri kini sedang bergelut mati-matian dengan ego dan hatinya, dalam hatinya ia bangga karena Jennie tidak seperti yg ia pikirkan, meskipun kecerobohan Jennie yg membuatnya marah tapi ia masih berusaha menjaga hati Jisoo, tapi egonya terus memberontak mengatakan bahwa semua itu sama saja, ujung-ujungnya Jisoo juga sedikit kecewa karena Jennie yg tidak mau jujur dari awal sebelum anak-anaknya mengadukan itu pada Jisoo.

Kalau saja Jennie mau menjelaskannya lebih awal, mungkin Jisoo tidak akan mengambil langkah sejauh ini hingga menceraikan Jennie, pada akhirnya mereka sama-sama bersalah, Jisoo bersalah karena tidak mau mendengar penjelasan Jennie saat mereka bertengkar, bukannya mengajak bicara baik-baik ia malah memilih menghindari Jennie dan mengambil keputusan sepihak, sedangkan Jennie juga bersalah karena tidak bercerita dari awal sebelum anak-anak mengadukan itu pada daddynya.

"Eomma, apakah ini yg eomma rasakan dulu? Apakah sekarang aku tak jaug berbeda dengan appa? Aku harus bagaimana eomma??". Gumam Jisoo mengacak rambutnya frustasi.

Air matanya tak terbendung lagi ketika ia ingat sudah berkata dan bersikap kasar pada Jennie, jangankan Jennie, Jisoo sendiri sakit hati dengan perlakuannya pada Jennie, ia tak habis pikir bahwa ego bisa seberbahaya ini. Itu bisa menghilangkan akal sehat setiap orang, apalagi ketika terbakar cemburu, maka dengan mudahnya dua hal itu menjadi satu dan membutakan setiap orang yg merasakannya.

Selain itu, Jisoo juga sebenarnya sejak tsdi sangat ingin memeluk istrinya yg hampir sebulan tak ia temui itu, ini belum genap sebulan tapi banyak yg berubah dari Jennie, kantung matanya bertambah parah mungkin karena terlalu sering menangisi kepergiannya seperti yg Ella bilang, pipi mandunya mulai kopong tak segembil dulu dan lagi ia terlihat sangat kacau, tak jauh berbeda dengan Jisoo, bedanya Jisoo jarang menangisi Jennie, itu karena Jisoo terus teringat ketika Jennie menyakitinya.

Alih-alih melanjutkan tangisannya, ia justru memilih tidur, selain badannya yg semakin malam semakin meriang, kepalanya juga semakin pening karena menangis dan memikirkan semua penjelasan Jennie.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

As you wish my lovely readers, itu sampe ada yg bikin #TeamKaram, gue bakalan ceraikan mereka! Awas aja lu pada mewek😏😏😏

Jangan lupa rate biar cepet selesai🖤

The Queens of Scandals (COMPLETE✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang