DoG - Chapter 4
Setelah memasuki gang kecil yang terlihat gelap dan berjalan cukup lama, Art keluar di sebuah jalanan yang terlihat kumuh, Art berjalan sembari melihat lihat kawasan itu, tak lama kemudian Art terhenti di sebuah bangunan yang cukup tua, ia memasuki bagunan tersebut yang tak lain adalah toko senjata tua.
Di dalam tersebut tidak terlihat satu orang pun pelanggan, yang terlihat hanyalah kumpulan senjata yang sudah termakan oleh debu. Hingga seorang pria paruh baya terlihat keluar dari balik pintu dan menghampiri Art.
Ia berjalan menghampiri Art dan mulai berbicara padanya.
" apa yang kau cari di sini? "
Di pisahkan dengan jarak dua meter pria itu berdiri secara tegap menghadap Art.
" saya mencari sebuah pedang satu tangan " jawab Art dengan senyuman kecut terlukis di wajahnya.
Pria paruh baya itu berjalan ke sebuah tong berisikan banyak pedang satu tangan. Sambil melemparkan salah satu pedang pada Art, pria paruh baya itu berbicara.
" bawa pedang itu dan pergilah segera dari sini " ucap nya dengan nada pelan lalu berbalik pergi ke arah pintu kembali.
Pria paruh baya itu memasuki ruangannya dan menutup pintunya kembali.
Siapa dia? Kenapa dia menyuruh ku untuk pergi? Kenapa dia memberi ini secara gratis? Itulah beberapa pertanyaan yang terlintas dalam pikiran Art saat ini.
Setelah lama berdiri di dalam bangunan tua yang ternyata adalah sebuah toko senjata, Art segera keluar dari toko tersebut.
Saat ini Art tengah berada di sebuah jalanan kumuh yang terdiri dari sedikit penduduk, Art bisa sampai di sini setelah memasuki sebuah gang teramat kecil setelah mengikuti seorang pengemis di jalanan utama.
Saat Art mengikutinya dan memasuki gang itu mata Art di suguhkan dengan pemandangan kumuh di depannya, Art saat itu berniat untuk kembali Art berfikir untuk menjelajahi tempat itu sebentar.
Setelah lama melihat lihat kawasan tersebut Art berniat kembali ke Basic Training Centre, awalnya Art hanya ingin melihat senjata dengan pura pura akan membeli senjata itu, namun siapa sangka pria paruh baya itu malah memberi Art sebuah pedang satu tangan.
Hal itu membuat Art bertanya tanya kenapa pria itu memberi nya sebuah pedang dan segera menyuruhnya pergi, hal itu juga membuat Art sangat senang karna mendapat sebuah senjata yang sedikit layak untuk di pakai sekarang.
Art berjanji akan membayar untuk pedang ini di masa depan dan juga Art berniat memberi tahu pemain lain tentang gang dan tempat itu agar tempat tersebut terlihat lebih ramai dengan adanya pemain yang berlalu lalang di kawasan kumuh tersebut.
Art mulai menemukan kembali gang kecil yang ia lewati sebelumnya dan kembali masuk kedalamnya, setelah lama berjalan dalam gang yang gelap Art mulai kembali di jalanan utama yang terlihat banyak sekali penduduk yang sedang berjalan kaki menyusuri jalan utama, pedagang menjual barang barang yang terbilang cukup unik, ataupun penduduk yang terlihat tengah mengobrol sesama yang lainnya.
-----
Enam hari lamanya Art telah melakukan pelatihan dasar, kini Art tengah berada di tengah lapangan karna akan segera melakukan latih tanding dengan sang pelatih untuk melihat hasil dari latihannya selama enam hari yang lalu.
"Masih terlalu cepat untukmu melakukan latih tanding ini, kau masih memiliki empat hari untuk kembali berlatih." ucap sang pelatih yang berdiri di tengah lapangan, di pisahkan dengan jarak 5 meter mereka berdua berdiri berhadapan.
"Itu tak masalah saya hanya ingin menguji kemampuan saya saat ini." jawab Art percaya diri.
"Baiklah, anak muda memang seharusnya bersemangat. jika salah satu seranganmu bisa mengenaiku akan ku anggap lulus kau, bagaimana?"
"Hmmm, baiklah, mari kita mulai."
Dengan pedang kayu di genggamannya Art berlari menerjang pelatih.
Pertarungan Art melawan seorang pelatih terlihat begitu seimbang. Tetapi, seiring berjalannya waktu pertarungan ini terlihat lebih berat sebelah dan tidak menguntungkan untuk Art.
Bagaimana tidak, seorang pemula berlevel 0 melawan seorang pelatih berlevel 25, karna perbedaan level yang cukup jauh dan juga perbedaan statistik itu membuat Art sedikit tertekan.
Berkat pengalamannya dulu, seni berpedang Art bisa di katakan berada di atas pelatih itu sendiri, namun karna gerakan tubuh Art tidak sesuai dengan yang ia inginkan itu jadi tambah sulit baginya untuk mendaratkan satu pukulan ke arah sang pelatih.
Dua puluh menit berlalu, Art mulai kelelahan untuk meneruskan latih tanding ini hingga si pelatih berbicara.
"Cukup untuk hari ini, kau berbakat, latihan lah kembali untuk hari ini dan cobalah kembali besok." ucap sang pelatih dengan senyuman puas terlukis di wajahnya.
Pelatih itu lekas pergi dari lapangan meninggalkan Art. Sedangkan Art ia sedang berfikir bagaimana gerakanya bisa lebih cepat tanpa menaikan level.
Art mulai teringat bahan untuk membuat sebuah potion, itu adalah buah bernama greenberry, efeknya yaitu setelah mengonsumsi buah ini akan mendapat tambahan AGI sebanyak 2 dan dapat di tumpuk sebanyak 5 kali, efek tersebut akan hilang setelah 10 menit.
Greenberry biasanya di temukan di hutan yang selalu tersinari oleh matahari dan mencarinya juga tidak akan mudah karna pasti di hutan Art akan berebut dengan pemain lain yang membutuhkannya entah itu untuk quest ataupun untuk bahan membuat potion bagi pemain yang memiliki job sebagai alchemist.
Dengan adanya Greenberry itu di tangan Art, itu akan menambah presentase kemenangan yang akan Art capai saat latih tanding bersama pelatih nanti.
♦️ ♦ ️♦️ ♦ ️♦️ ♦️
TBC...
NOTE : Alchemist adalah sejenis pekerjaan berjenis produksi dalam game, biasanya para alchemist akan membuat berbagai ramuan untuk di jual ke pemain lain yang akan membutuhkan ramuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Glory : The Beginning [END]
FantasyAku lagi buat versi remake nya sih, cmn yang ini gak bakalan aku hapus karena mungkin yaaah... Aku rasa ini lebih ke karya originalku sekaligus cerita pertamaku yang langsung aku tulis begitu idenya melintas di kepalaku... Mungkin nanti karya ini ba...