DoG - chapter 42
Setelah menyelesaikan kelasnya seperti biasa Arion langsung pulang dengan menaiki taxi, setelah sampai di depan apartemennya Arion tidak langsung masuk melainkan menyebrang jalan untuk menuju ke tempat makan langganannya.
Arion cukup sering makan di tempat tersebut bahkan Arion cukup kenal dengan para pelayan di sana.
Arion memasuki tempat makan tersebut dan duduk di sebuah meja untuk enam orang karna hanya meja itu saja yang tersisa. Hal itu tidak mengherankan bagi Arion karna tempat ia makan adalah tempat yang cukup terkenal meskipun tempatnya tidak cukup besar, ada kalanya seorang pelanggan yang ingin makan langsung di tempat itu harus menunggu ada meja yang kosong.
Nama tempat makan yang sering Art datangi adalah Warung Makan Mak Idul, tempat tersebut adalah tempat makan yang sering sudah cukup terkenal di kawasan apartemen Arion bahkan anak sekolah ataupun pegawai kantor sering kesini jika sedang dalam jam istirahat, maka tidak aneh jika tempat ini selalu penuh.
Tidak lama setelah duduk seorang pelayan mendatangi Arion, ia menanyakan apa yang ingin di pesan oleh Arion.
"Permisi, apa yang ingin anda pesan?"
"Seperti biasa, perkedel sama cumi saus padang minumnya es teh."
"Nasi putih?"
"Ya....."
Setelah mendengar pesanan Arion, pelayan tersebut segera pergi untuk menyiapkan pesanan yang di minta oleh Arion.
Sembari menunggu pesanannya datang Arion memainkan ponselnya, dirinya membuka sosial media hanya untuk melihat video-video lucu yang sering kali muncul di beranda sosial media miliknya.
Saat Arion sedang asyik-asyiknya bermain ponsel seseorang wanita menghampiri dirinya dan berbicara kepadanya.
"Per misi, boleh ikut duduk disini?"
"Cari tempat lain saja."
Wanita tersebut melihat sekeliling untuk mencari tempat yang kosong namun kenyataannya semua tempat yang berada di dalam telah terisi oleh pelanggan lain.
"Tapi..."
Arion melihat sekitar, ia lupa bahwa kini tempat ini sedang penuh. Arion sekilas melihat wanita yang memakai masker dan topi berdiri di hadapan Arion.
"Iya, kau boleh duduk di sini asal jangan menggangguku."
"Te rima ka sih."
Sebenarnya Arion sempat berfikir bahwa wanita yang duduk di seberangnya ini terlihat mencurigakan, memangnya wanita mana yang akan memakai masker dan juga topi untuk menutupi kecantikannya lagipula sudah beberapa kali Arion lihat pun dirinya cukup yakin bahwa wanita yang ada di seberangnya ini cukup cantik.
Setelah beberapa saat menunggu akhirnya pesanan Arion telah datang. Masakan favoritnya yaitu perkedel kini berada di depan matanya.
Sebenarnya Arion cukup gengsi makan di depan wanita seperti ini, namun karna perutnya sudah berteriak Arion tidak memperdulikan hal tersebut dan mulai melahap makanan miliknya.
"Nona, apa yang ingin anda pesan?"
Wanita tersebut menjawab dengan mebisik kepada si pelayan.
"Samakan saja dengan pria itu."
"Ok, segera datang."
Arion tidak memperdulikan wanita di hadapannya dan terus melanjutkan menyantap makanan miliknya.
Beberapa menit kemudian pelayan itu kembali untuk mengantarkan makan kepada si wanita.
Saat Arion melihat pesanan wanita di hadapannya mata Arion menipis, ia melihat pesanan yang di pesanan oleh wanita di hadapannya sama dengan miliknya.
"Hey, yang warna kuning ini apa namanya?"
Wanita itu bertanya kepada Arion.
"Itu perkedel."
"Per ke del."
"Yap, persatuan kentang dan telor."
Ketika wanita itu membuka masker miliknya, Arion dengan reflek melihat wajahnya. Jujur saja wanita dihadapannya saat ini memiliki kecantikan diatas rata-rata bahkan Arion berfikir kecantikan yang di miliki oleh wanita di hadapannya ini bukan khas negeranya.
"Yang merah ini apa?"
"Itu cumi saus padang."
Arion tidak mengerti kenapa dirinya menjawab pertanyaan wanita di hadapannya ini padahal dirinya tidak mengenal wanita ini oleh karna itu lebih baik Arion bekenalan terlebih dahulu dengan wanita di hadapannya ini agar tidak terasa canggung untuk mengobrol.
"Namaku Arion. Namamu?"
"Aku Chalista Maharani, kamu bisa memanggilku Chaca."
Pembicaraan Arion dan Chalista berhenti sesaat disana, namun tidak lama kemudian Chalista membawa sebuah topik pembicaraan yang akan membuat Arion tertarik.
"Kamu tau Destiny of Glory?"
"Game itu, aku memainkannya."
"Aku juga sudah cukup lama bermain, aku juga ke indonesia karna undangan dari AI Corporation cabang Indonesia."
"Ohh... Aku juga sekarang akan kuliah di indonesia lho." sambung Chalista.
Tanpa mereka sadari obrolan antara mereka berdua terjadi cukup lama, bahkan saat makanan mereka telah habis obrolan antara chalista dan Arion terus berlanjut.
Obrolan yang paling banyak mereka bahas tentu saja tentang Destiny of Glory, game yang telah terkenal di seluruh dunia bahkan tidak ada yang tidak tau soal kesuksesan game ini.
Obrolan lain yang Arion dan Chalista bahas adalah tentang kehidapan mereka masing-masing. Chalista adalah seorang warga indonesia yang sudah tinggal cukup lama di Inggris - London bahkan Chalista telah bersekolah selam 12 tahun di sana dan juga sempat berkuliah di sana, namun karna Chalista tidak cukup suka dengan pergaulan disana dirinya memilih berkuliah di Indonesia.
Ada juga hal yang tidak mereka berdua sangka bahwa mereka adalah seorang tetangga, Chalista tinggal di sebuah rumah besar yang tidak jauh dari apartemen Arion bahkan mereka juga satu universitas.
Tanpa mereka sadari Arion dan Chalista sudah seperti teman yang cukup akrab, meski logat bahasa indonesia yang Chalista gunakan cukup aneh, namun Arion bisa memahaminya.
Setelah cukup lama mengobrol Chalista dan Arion berniat untuk pulang karena mereka telah cukup lama berada disini bahkan tempat makan yang tadinya penuh sekarang telah kosong.
Karna rumah mereka cukup berdekatan Arion dan Chalista berniat untuk berjalan bersama.
"Kapan-kapan kita ngobrol lagi di tempat ini ya."
"Ya.... Kapan-kapan kalo nggak sibuk."
Setelah menyeberangi jalan Arion dan Chalista berpisah, sebelum itu Chalista meminta alamat apartemen Arion karna ia bisa mendatangi Arion jika ada perlu.
Author: Knpa gk minta no hp nya aja sih chaca chaca :'))
Saat Arion akan memasuki apartemennya seorang pegawai menghampiri Arion.
"Permisi, ada surut untuk anda. Sebenarnya surat ini telah di kirim 3 hari yang lalu namun karna kelalaian saya, saya lupa memberikan surat ini kepada anda."
"Tidak apa-apa." ucap Arion sembari menerima surat tersebut.
Sembari berjalan ke arah lift, Arion membaca surat yang di pegang olehnya.
"Surat undangan dari AI Corporation?" Arion bertanya kepada dirinya sendiri.
"Dan lagi, besok?!! AI Corporation bercanda?!!"
Dan hari ini, siang ini Arion memikirkan datang atau tidak datang ke acara yang akan diadakan oleh AI Corporation untuk besok malam.
♦ ️♦ ️♦️ ♦️ ♦ ️♦️
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Glory : The Beginning [END]
FantasyAku lagi buat versi remake nya sih, cmn yang ini gak bakalan aku hapus karena mungkin yaaah... Aku rasa ini lebih ke karya originalku sekaligus cerita pertamaku yang langsung aku tulis begitu idenya melintas di kepalaku... Mungkin nanti karya ini ba...