Art terduduk ditanah. Entah kenapa semua Demon Soldier yang dilawan olehnya kini telah mundur, situasi disekitar Art kini dipenuhi oleh prajurit yang terluka akibat pertarungan beberapa waktu lalu.
Setelah para Demon Soldier mundur, kini Art menjadi pusat perhatian. Rumor tentang ksatria dengan armor putih cepat atau lambat akan cepat tersebar diantara para prajurit.
Dalam pertarunganya tadi Art berhasil mengalahkan cukup banyak Demon Soldier, karena hal itu Art berhasil menaikan 3 level sekaligus.
Setiap Demon Soldier yang Art bunuh tidak menjatuhkan drop apapun saat Art melihat kedalam inventory miliknya. Ya, meskipun begitu satu Demon Soldier yang Art bunuh cukup memberikan banyak sekali Exp, bisa dikatakan bahwa Exp adalah satu-satunya hal berharga yang Art dapatkan saat membunuh Demon.
Art meletakan pedangnya ditanah kemudian ia mengeluarkan 2 Stamina Potion di penyimpanan miliknya dan kemudian meminumnya. Bersamaan dengan itu sebuah teriakan seseorang menggema saat para prajurit sedang terduduk ditanah.
"Semuanya berdiri!!… Bersiap untuk gelombang serangan berikutnya!!"
Seseorang itu adalah Romanes, ia kembali ke garda depan dengan cepat setelah mendengar informasi dari Reynov.
Para prajurit yang mendengar itu seketika berdiri, meskipun tidak berdiri serentak dengan bersamaan karena ada beberapa anggota prajurit yang tidak bisa mendengar teriakan tersebut mereka tetap mengikuti kata perintah untuk berdiri itu karena mengenali suara pemimpin mereka.
Saat itu juga Romanes menjelaskan situasi saat ini kepada para prajuritnya dengan suara tegas, meskipun tidak semua akan mendengarnya, prajurit lain akan menyebarkanya dari mulut ke mulut sehingga perkataan yang diucapkan oleh Romanes dapat didengar meskipun tidak langsung darinya.
Art yang saat itu sedang duduk juga ikut berdiri, namun ia sadar bahwa ia yang paling mencolok dengan armor putihnya, Art berusaha bertahan saat Romanes masih berbicara dengan suara besar, namun Art sadar bahwa ia bukan bagian dari mereka oleh kerena itu Art memilih untuk segera keluar dari barisan prajurit itu.
Art cukup beruntung, dari awal ia membantu para prajurit ini, ia hanya bertarung diarea pinggir pasukan sehingga ia bisa keluar cukup mudah, tentu saja akan beda cerita jika Art bertarung di area dalam prajurit, akan semakin susah untuk keluar dari sini, namun itu tidak mungkin karena sebagian besar pertarungan terjadi dipinggiran.
Art keluar dari barisan, ia bisa melihat pria yang meminta tolong kepadanya sedang mengatur kepada para prajuritnya.
Saat Art memiliki niat untuk pergi, pria itu memanggil Art dan berbicara padanya.
"Tunggu, kau mau kemana?"
Art membalikan badanya kearah pria itu.
"Yahh, umm… Aku akan pergi, aku merasa tidak nyaman disini."
-----
Waktu telah memasuki tengah malam, ini adalah awal mulainya perang yang sebenarnya.
Art kini telah pergi meninggalkan rombongan para prajurit. Lalu apa alasan Art pergi? Sebenarnya Art tidak ingin pergi, namun situasi lah yang membuat Art terpaksa untuk pergi.
Tidak ada kerugian apapun jika Art tetap bertarung disana, bisa dikatakan Art mendapat cukup banyak keuntungan saat masih disana. Exp dan meningkatkan level Sword Mastery adalah keuntungan utamanya. Yap, disana Art telah mendapat banyak sekali Exp dan juga juga persenan dari Sword Mastery Art telah naik menjadi 72 persen.
Itu adalah keuntungan besar! Tentu saja, Art telah naik level sebanyak 3 level saat masih disana, belum lagi Exp dari Sword Mastery Art telah naik sebanyak 41 persen dalam pertarungan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Glory : The Beginning [END]
FantasyAku lagi buat versi remake nya sih, cmn yang ini gak bakalan aku hapus karena mungkin yaaah... Aku rasa ini lebih ke karya originalku sekaligus cerita pertamaku yang langsung aku tulis begitu idenya melintas di kepalaku... Mungkin nanti karya ini ba...