Suara benturan barrier putih dengan gelombang yang tak kasat mata menyebabkan tiga buah ledakan besar yang terjadi hampir bersamaan.
Barendoz yang tidak dilindungi oleh Barrier terpental mundur beberapa meter karena gelombang ledakan, sementara ketiga pemimpin pasukan Aliansi bisa bernafas lega karena keberadaan barrier putih yang melindungi mereka.
Bersamaan saat debu masih memenuhi udara sekitar, terdengar suara gemuruh besar yang memberikan rasa waspada kepada ketiga pimpinan aliansi.
Beberapa menit telah berlalu. Dalam pengelihatan samar, ketiganya bisa merasakan bahwa keberadaan mengerikan telah mengawasi mereka di luar kepulan debu. Ketiga saling menjaga punggung saat debu masih menghalangi pandangan mereka.
Dan, saat debu telah sepenuhnya hilang, tiga ekor naga tanpa sayap yang memiliki wujud berwarna hitam telah masuk dalam pandangan ketiganya.
"Mahluk ini….!!?"
Ketiganya jelas mengingat mahluk yang kini dalam pandangan mereka. Itu telah dipelajari dan di jelaskan bahkan kepada seorang anak yang belum mengetahui apapun sebagai cerita yang menakutkan. Itu adalah perwujudan mimpi buruk, mahluk tersebut adalah yang melakukan banyak teror kepada manusia saat masa perang melawan Demon, bahkan mereka lebih tidak pandang bulu saat menghancurkan dan membunuh manusia. Seolah manusia hanya makanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka adalah sekelompok hewan buas yang berasal dari Hell World Nether yang di bawa oleh para Demon.
"Ada apa? Kalian masih mengingat mahluk ini? Apa kalian mempunyai kenangan buruk dengan mereka?"
Suara Barendoz dapat terdengar oleh ketiganya, namun wujudnya benar-benar telah hilang dari pandangan sekitarnya.
Barendoz tertawa saat menyaksikannya. Mahluk dari Hell World yang ia panggil memang sedikit tidak biasa. Hythrone Nivhelia adalah nama dari mahluk mirip naga tersebut, mereka adalah mahluk buatan yang diciptakan bangsa Demon di Hell World dengan menggunakan sel dari seekor Naga.
Bersamaan saat kabut debu menghilang sepenuhnya, tiga ekor Hythrone Nivhelia yang memiliki ukuran 4 meter kini berlari menerjang kearah ketiga pemimpin Aliansi.
"Berpencar…."
Berpisah adalah jalan terbaik bagi mereka dan masing-masing dari mereka bertiga akan melawan seekor Hythrone. Namun kekhawatiran sesungguhnya adalah keberadaan Barendoz saat ini.
Benar, setelah kepulan debu menghilang, kini hanya terdapat 3 ekor Hythrone yang menemani mereka bertiga, sementara Barendoz tidak diketahui keberadaanya.
Dihalaman istana yang memiliki luas kurang lebih 5 hektar, kini Orsen, Kordinius dan Erreta harus dipisahkan ratusan meter untuk melawan Hythrone satu lawan satu.
Sebenarnya ini sudah diluar rencana yang telah diatur, bahkan ketiganya hanya mengikuti arah arus saat ini. Memang benar, situasi saat ini tidak sesuai yang mereka harapkan, namun karena hal ini sudah terjadi maka mereka tidak mungkin mundur dari sini.
Bahkan saat ketiga komandan dipisahkan karena harus melawan Hythrone, mereka telah merasakan sedikit kekhawatiran, namun mereka tidak pernah menunjukan itu. Benar, inilah yang merupakan resiko menjadi abdi kerjaan.
Orsen adalah yang paling berfikir jernih dalam menghadapi situasi. Walaupun sempat mengalami ketidakberdayaan dalam sesaat, kini ia memiliki semangat bertarungnya kembali dan itu tidak lain karena kedua rekannya. Meskipun tidak begitu mengenal lebih jauh, ia dapat percaya kepada mereka berdua.
Hythrone di depannya memperlihatkan gigi bergerigi miliknya. Mahluk yang memiliki ukuran lebih dari empat meter itu memiliki tatapan seolah meremehkan. Dan itu adalah hal yang wajar, dimasa lalu mahluk ini adalah perwujudan dari setiap pembantaian, sehingga merasa percaya diri saat melawan ras yang pernah ia tindas adalah sebuah hal yang wajar.
Disisi lain Orsen hanya bertahan pada posisi bertarungnya. Menghadapi mahluk yang bahkan manusia belum memiliki informasinya adalah tindakan bodoh. Yang ia ketahui tentang mahluk ini hanyalah satu hal, yaitu nafas api layaknya seekor naga pada umumnya.
"Baiklah, ayo selesaikan ini."
Orsen menerjang maju, saat jaraknya dengan Hythrone dipisahkan beberapa langkah, cakar yang mengancam dari Hythrone berhasil membuat momentun Orsen tergagal kan. Dan saat cakar itu menghantam tanah itu menyebabkan ledakan kecil dan sedikit menghancurkan permukaan tanah.
Orsen berhasil menghindar dari serangan itu. Kali ini saat debu masih menghalangi pandang mahluk itu, Orsen memanfaatkan hal itu untuk melakukan serangan kembali.
Hantaman pedang bertemu dengan permukaan kulit Hythrone, itu tidak terlalu menyebabkan luka dalam, namun itu berhasil melukai meskipun hanya sebuah luka sayatan.
Orsen terus bergerak lincah disekitar mahluk itu dan sesekali melakukan serangan meskipun itu tidak terlalu berpengaruh. Disisi lain Erreta yang berada di bagian paling timur halaman istana telah memegang situasi yang cukup terkendali.
Itu benar. Meskipun Erreta masih jauh dibawah kedua jendral, ia masihlah seorang Crimson Knight terlatih yang telah melakukan banyak tugas yang berbahaya. Secara khusus melawan monster yang lebih kuat darinya adalah hal yang biasa bagi Erreta, ia hanya harus bertahan selama mungkin dan mencari celah atau strategi untuk mengalahkan mahluk yang kini berada hadapannya.
Dan masalahnya adalah tidak ada informasi tentang mahluk ini sehingga itu sangat menyulitkan bagi Erreta. Namun itu hanya cerita beberapa waktu yang lalu, Errata kini mungkin telah mengetahui sebuah kelemahan dari kadal besar ini.
Saat pertarungan Erreta dan Hythrone Nivhelia berlangsung, Erreta menyadari sesuatu bahwa mahluk itu selalu menyembunyikan bagian dagu dan lehernya yang membuat ia semakin penasaran akan hal yang berada di bagian tersebut. Namun, masalahnya bagaimana caranya ia memastikan hal tersebut.
"Kalau begitu ayo buktikan."
Bersamaan dengan itu Erreta menerjang kearah depan dengan menggunakan cara sebelumnya untuk melakukan usaha serangan kepada mahluk itu.
'Bukankah hanya ukurannya yang besar dan menyerupai naga…. Namun, mereka bahkan gampang dibaca.'
Saat cakar besar mencoba menghantamnya Erreta dengan sigap berhenti berlari dan dengan kecepatan tinggi merubah rute larinya sehingga ia mampu menghindari serangan cakar itu. Dan saat debu mulai menghalangi pandangan Mahluk itu, ia mencoba untuk menyelinap kebawah mahluk itu untuk mencoba membuktikan perkiraannya.
Dan, perkiraan yang ia pikirkan adalah kebenaran, ia dapat melihat sebuah kristal mengkilap dibawah dagu mahluk itu. Karena tidak ingin membuang waktu ia segera melancarkan serangan kearah kristal itu yang menyebabkan berteriak nya Hythrone Nivhelia yang sangat keras.
Saat mengetahui bahwa serangannya membuat marah mahluk yang ia lawan seketika Erreta telah mengerti titik lemah yang harus dihancurkan untuk melawan mahluk ini. Bukankah jika informasi ini telah diketahui, manusia akan memiliki peluang bertahan saat ancaman Hythrone Nivhelia kembali datang.
Karena tidak ingin menunda waktu lebih banyak lagi Erreta berniat menghancurkan kristal itu dengan serangannya.
"Stab…"
Itu hanya memerlukan serangan dasar untuk membuat hancur kristal yang berada di dagu Hythrone Nivhelia. Bersamaan dengan itu suara raungan telah berhenti dan tubuh Hythrone Nivhelia menjadi sangat kaku.
Erreta keluar dari bagian bawah mahluk itu dan perlahan namun pasti mahluk itu berubah menjadi batu berwarna hitam dan sesaat kemudian itu hancur menjadi kepingan kecil.
Erreta menghela nafas, saat ia melihat kearah tumpukan kepingan batu hitam tumpukan itu matanya mengunci kepada suatu benda, itu adalah besi hitam berbentuk lonjong yang memiliki panjang kurang lebih satu meter.
'Benda aneh apa itu?..'
Erreta berjalan kearah besi hitam itu lalu mengambilnya. ia juga mengambil sebuah kepingan batu hitam itu untuk mencari lebih informasi dari mahluk bernama Hythrone Nivhelia yang dilawannya beberapa waktu yang lalu.
Beberapa menit kemudian saat Erreta ingin terduduk ditanah, ia melihat kearah pertarungan Kordinius dan Orsen yang terpisah dengannya ratusan meter. Erreta melupakan niatnya untuk duduk dan beristirahat, ia kini mulai berlari kearah Kordinius untuk menyampaikan kelemahan mahluk yang baru saja ia hadapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Glory : The Beginning [END]
FantasiaAku lagi buat versi remake nya sih, cmn yang ini gak bakalan aku hapus karena mungkin yaaah... Aku rasa ini lebih ke karya originalku sekaligus cerita pertamaku yang langsung aku tulis begitu idenya melintas di kepalaku... Mungkin nanti karya ini ba...