DoG - chapter 38
"Ok aku sudah selesai, terima kasih telah meminjamkanku kompor ini."
"Sama-sama, terima kasih juga karna telah menjual bahan makanan yang kami butuhkan ini."
"Baiklah, aku akan pergi sekarang."
"Jangan lupa bila ada waktu mampir lagi kemari dan jual bahan makanan lagi kepada kami."
Setelah Art berbicara demikian dia langsung pergi meninggalkan tempat bernama Chad's Restaurant setelah meminjam kompor milik mereka.
Art juga telah menjual Elf Fish dan juga daging Moon Rabbit kepada restoran tersebut dengan harga lebih dari 400 keping emas, dengan uang sebanyak itu Art yakin dirinya mampu membeli sebuah rumah kecil di daerah Monent ini.
Sekarang Art tengah berjalan menuju tempat yang bernama House of Lunarian, rumah yang harus Art datangi karna ini adalah permintaan yang di berikan oleh Aoron kepada Art. Entah siapa yang menunggunya di sana Art akan melihatnya nanti.
Setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit Art akhirnya sampai di gerbang yang terbilang bobrok dihadapan Art, terlihat sebuah bangunan yang terlihat di dalam gerbang, meski sangat besar bangunan tersebut sudah termakan usia mungkin juga bangunan ini adalah bangunan termegah di masanya dulu.
Tanpa permisi Art membuka gerbang tersebut, Art di suguhkan dengan luasnya halaman serta rumput yang sangat hujau dan terlihat ada seorang wanita berumur 40 yang sedang bercocok tanam di hadapan Art.
Meski mengetahui kedatangan Art wanita tersebut tidak memandang Art, dia hanya terus melanjutkan apa yang ia lakukan. Art yang melihatnya berfikir untuk diam dan duduk di rumput hujau di bawahnya, Art berfikir mungkin wanita yang Art lihat tidak ingin diganggu olahnya untuk saat ini.
Sembari duduk di hamparan rumput Art melihat sekitarnya. Art bertanya-tanya kenapa bangunan seluas ini sangat sepi bahkan saat Art memperhatikan bagunan besar yang berada dekat dengannya Art tidak merasakan ada kegiatan di dalam.
Setelah cukup lama menunggu wanita yang tadi sedang bercocok tanam menghampiri Art.
"Pasti kamu adalah seorang yang dimaksud Aoron, kan? Mari masuk terlebih dahulu, aku ingin mendengar semua detail yang telah terjadi di Death Forest dan tentang Aoron."
"Baiklah."
Art tidak mengtahui mengapa wanita paruh baya di hadapannya ini bisa mengetahui maksud dari kedatangan Art.
Art berdiri dari duduknya lalu mengikuti wanita tersebut menuju ke bangunan besar yang Art tatap beberapa waktu lalu.
Setelah Art mengikuti wanita paruh baya itu, dia tiba di sebuah lorong dengan gaya klasik dan di penuhi oleh lukisan-lukisan yang berhubungan dengan bulan.
Art memperhatikan sebuah lukisan cukup besar, didalam lukisan tersebut terlihat sebuah bulan yang menerangi kegelapan malam dan juga terlihat seorang ksatria yang memegang sebilah pedang yang bersinar layaknya cahaya bulan itu sendiri.
Art berhenti sejenak karna melihat lukisan tersebut, namun Art tidak bisa seenaknya di kediaman seseorang terlebih lagi Art belum mengenal pemilik dari kediaman ini.
Karna tidak ingin disebut tidak sopan Art kembali mengikuti wanita paruh baya itu. Art terus berjalan hingga dirinya telah sampai di sebuah ruangan bernuansa klasik dengan sebuah jendela yang terbuka.
"Kamu bisa duduk sekarang."
Karna sudah di izinkan untuk duduk, Art duduk di sebuah kursi kayu berwana coklat. Art sangat tidak menyangka bahwa bangunan yang di anggapnya kuno ini memiliki desain yang sangat bagus didalamnya.
Wanita paruh baya tersebut ikut duduk bersebrangan dengan Art.
"Namuku Lize, aku telah menunggu kedatangan kamu."
"Ummm... Namaku Art." mendengar Lize memperkenalkan dirinya, Art juga memperkenalkan dirinya kepada Lize.
"Apa kamu bisa menceritakan detail yang terjadi di Death Forest?"
Pertanyaan yang di lontarkan oleh Lize memang terlihat biasa saja, namun di dalam hatinya ia tidak bisa menerima setelah mengetahui kristal yang terhubung dengan Aoron pecah yang menandakan bahwa Aoron telah meninggal.
"Baiklah."
Art menceritakan semua yang telah ia alami di Death Forest yang berawal saat Art berniat untuk melakukan Leveling, Art menceritakan saat dirinya bertemu dengan Aoron saat dirinya sedang di serang oleh banyak sekali mahkluk yang di sebut sebagai Demon Soldier
Lize menyimak cerita Art dengan sangat serius hingga saat Art menceritakan tentang pertarungan Aoron melawan Barendoz keterkejutan mulai terlihat di wajah Lize.
"Tidak mungkin.... Bukankah Barendoz adalah salah satu Demon Commander, dia seharusnya masih tersegel."
Mendengar Lize berbicara Art berhenti menceritakan kejadian di Death Forest, namun Lize segera menyuruh Art untuk melanjutkan kejadian di Death Forest.
"Maaf, lanjutkan."
Art melanjutkan ceritanya hingga saat Aoron menghembuskan nafas terakhirnya dan memberi Art sebuah Regret Cube.
"Regret Cube?!! Kotak itu akan jatuh jika hanya seseorang yang meninggal masih memiliki penyesalan dan kotak itu di berikan kepada orang yang dipercayanya."
Lize terkejut setelah mendengar bahwa Aoron menjatuhkan Regret Cube dan itu berarti pemuda di hadapannya ini bukanlah pengantar pesan melainkan seseorang yang dipercaya oleh Aoron sendiri.
Awalnya Lize mendapat sebuah surat dari Aoron yang memberitahukan kedatangan seorang pemuda ke House of Lunarian dan Lize mengira bahwa pemuda yang akan datang ketempatnya nanti adalah seorang pengantar pesan biasa.
"Apa kamu telah membukanya?"
"Ya... Isinya ada p---"
Art ingin memberitahukan semua isinya, namun Lize segera memotong perkataan Art.
"Aku tak ingin mengetahui isinya, sekarang keluarkan pedang bernama 'Demon King Sword' dan juga sebuah kunci yang di berikan oleh Aoron."
Tanpa protes Art mengeluarkan kedua benda tersebut dan diberikan olehnya kepada Lize.
"Dengan adanya kunci ini itu berarti kamu telah menjadi salah satu dari kami. Sekarang tidak ada alasan untuk tidak memberitahumu tentang kami, namun tunggulah sampai waktunya tiba."
Lize menjelaskan bahwa Art sekarang adalah bagian dari mereka, namun Art belum mengetahui pasti siapa Kami yang di maksud oleh Lize.
Art juga sebenarnya penasaran dengan pedang hitam yang kini berada Di tangan Lize oleh karna itu dirinya berniat untuk bertanya tentang pedang hitam tersebut.
"Sebenarnya ada satu yang ingin kutanyakan... Apa boleh?"
"Ohh tentu saja.."
"Pedang hitam itu sebenarnya adalah pedang apa?"
Lize mendengarkan pertanyaan Art, dirinya tidak berniat untuk menyembunyikannya dari pemuda di hadapannya lagi mengingat pemuda ini adalah orang yang di percaya oleh Aoron.
Lize sebenarnya juga ragu mengapa Aoron bisa mempercayai pemuda yang tidak terlihat kuat ini, namun Lize berfikir pasti Aoron memiliki alasan untuk mempercayai pemuda di hadapannya saat ini.
"Aku tidak bisa memberitahumu sekarang, namun yang pasti pedang ini adalah sebuah kunci dari sebuah bencana yang harus kami jaga."
Bukannya merasa puas karna pertanyaannya telah terjawab Art malah semakin penasaran dengan bencana yang di maksud oleh Lize. Namun, Art tidak berani untuk mempertanyakannya lebih jauh lagi. Lagipula Art pasti akan mengetahuinya dimasa depan nanti.
♦️ ♦ ️♦ ️♦ ️♦ ️♦️
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Glory : The Beginning [END]
FantasyAku lagi buat versi remake nya sih, cmn yang ini gak bakalan aku hapus karena mungkin yaaah... Aku rasa ini lebih ke karya originalku sekaligus cerita pertamaku yang langsung aku tulis begitu idenya melintas di kepalaku... Mungkin nanti karya ini ba...