Chapter 62

481 78 0
                                    

Art melakukan gerakan-gerakan cepat untuk melakukan perlawanan kepada tiga Demon dihadapannya. Bersamaan dengan itu seseorang memanggil Art dari belakangnya.

Awalnya tidak ada keterkejutan di wajahnya, namun setelah melihat NPC yang memanggilnya memiliki sebuah plate emas yang berlambang kerajaan di armor-nya, Art segera menyadari siapa orang itu.

"Hey…"

Art kemudian menjawab panggilan dari pria itu "Ouhh, hallo..."

Saat Art melihat pria itu dibelakangnya, Art segera mengerti, saat itu Art saling menjaga punggung bersamanya untuk melakukan percakapan.

"Aku tidak mengenalmu, namun bisakah kau mengendalikan situasi disini, ada hal yang memaksaku harus meninggalkan tempat ini."

Itu lah yang dikatakan oleh pria itu. Jujur saja Art sempat tidak percaya dengan situasinya ini, keterkejutan terlihat terlihat dibalik pelindung kepala Art.

'Big jackpot'

Big jackpot? Tentu saja, dalam situasi ini Art tidak mungkin menolak ini. Art mengetahui bahwa prajurit dibelakangnya memiliki pangkat cukup tinggi. Art melihat ke masa depan, ia tidak mungkin menyia-nyiakan ini, Art mengharapkan imbalan yang akan diberikan kepadanya nanti atau dapat mengenal prajurit berperingkat tinggi ini untuk meminta bantuan dimasa depan juga tidak terlalu buruk.

"Tentu, serahkan saja padaku…"

"Bagus… Tenang, kau akan mendapat imbalan setelah ini selesai. Aku Romanes atau sering di panggil Raja Bir, datanglah padaku dengan armor-mu untuk mengambil imbalan nanti."

Senyuman terlihat dibalik pelindung kepala Art saat Romanes berbicara tentang imbalan. Bersamaan dengan itu Romanes meninggalkan Art setelah menerima jawaban.

Art kembali bertarung dengan serius, ia tidak akan menyia-nyiakan pesta Exp ini yang tidak mungkin terjadi setiap hari. Saat ini Art tidak memiliki kekhawatiran apapun. Tentu saja, sebelum Art memilih membantu ia telah menyiapkan semuanya terlebih dahulu.

Dari pertarungan itu, Art naik beberapa level dengan sangat cepat dan berita bagusnya, dari 400 juta pemain yang memainkan Destiny of Glory hanya ratusan atau ribuan yang berpartisipasi atas penaklukan ini dan tentu saja semakin sedikit yang berpartisipasi semakin banyak juga yang Art dapat.

Pemain lain sibuk menaikan level mereka dan bertambah kuat sehingga tidak menyadari bahwa misi darurat yang mereka tinggalkan akan memberikan keuntungan lebih besar ketimbang hanya menaklukan sarang monster ataupun menaklukan Dimensional Dungeon.

Saat itu Art telah membunuh lebih dari 30 Demon, kini tanpa Art sadari bahwa beberapa anak panah terus mengincar kearahnya. Ya, ini adalah rencana para Demon Soldier, mereka akan menyingkirkan individu kuat dipihak musuh terlebih dahulu sebelum menyelesaikan semuanya.

Dalam kasus Art, ia juga dilihat sebagai individu berbahaya yang harus segera lumpuhkan dimata para Demon Soldier. Itu menjelaskan kenapa Art terus dibuat repot oleh Demon Soldier yang terus memanahnya.

Namun, usaha Demon untuk melumpuhkan Art dengan memanahnya adalah tindakan bodoh, Art saat ini memakai set armor tingkat cukup tinggi, sebuah anak panah biasa tidak mungkin menembus armornya terlebih lagi Demon yang memanah Art hanya memiliki keahlian panah tingkat menengah.

Malam itu didalam game, Art terus mengurangi jumlah Demon yang melakukan pengepungan tanpa menyadari bahwa 200 ribu Demon Soldier serang menuju kearahnya.

----

Bukanlah hal mudah untuk Romanes berlari disaat sedang terjadi pertarungan disekelilingnya. Oleh karena itu ia memilih jalur yang cepat namun penuh resiko. Ya, ia keluar dari zona bertarung dan berlari dengan pedang besarnya melewati pepohonan.

Yang dilakukan oleh Romanes memang keputusan yang penuh dengan bahaya, namun ia memilih keputusan ini karena ia akan lebih cepat, semakin cepat ia sampai tujuan maka semakin banyak juga nyawa yang terselamatkan. Itulah isi pikiran Romanes saat ini.

Satu jam yang lalu Romanes bertemu dengan ksatria berbakat yang memakai armor putih, ia meminta bantuannya untuk menjaga situasi digarda depan. Tentu saja Romanes mempercayainnya selain itu ia meresa kagum kepada permainan pedang yang dilakukan olehnya ksatria putih itu.

Terdapat satu hal yang Romanes inginkan saat melihat ksaria putih itu. Ya, itu adalah merekrutnya.

Romanes adalah seorang yang memiliki loyalitas penuh kepada kerajaannya bahkan ia akan tidak terima jika kerajaannya menerima kritikan-kritikan buruk dari orang yang singgah di negeri–nya, Eastern Autumn Kingdom.

Selain itu Romanes adalah seorang yang akan merekrut seseorang yang memiliki kemampuan kedalam pasukannya seperti memungut kucing liar. Akan tetapi dalam kasus ksatria putih ini, merekrutnya tidak akan semudah ia merekrut yang lain, setidaknya itulah hal yang ada dipikiran Romanes.

Meskipun begitu tidak ada salahnya mencoba, setelah ini semua selesai ksatria putih itu akan mendatanginya untuk mengambil imbalannya dan pada saat itu Romanes akan membujuknya habis-habisan hingga ia memilih untuk masuk sebagai prajurit E Autumn Kingdom.

Ya, rencana seperti itu akan berhasil jika sang ksatria putih memakan umpannya dan mengambil imbalannya, namun akan beda cerita jika ksaria putih itu tidak mendatanginya.

Saat Romanes terus berlari ia melihat seseorang didepannya, saat itu juga ia berhenti, ia mengenggam Heavy Sword nya dengan sangat erat sementara sosok itu terus mendekat kearahnya. Namun, sebuah hal terduga telah terjadi.

"Reynov..?"

Ya, sosok didalam kegelapan tersebut adalah Reynov, ia adalah seorang assasin yang dikenal oleh Romanes.

Reynov memakai jalur yang sama dengan Romanes untuk menuju kegarda depan untuk melaporkan sebuah informasi, namun adalah sebuah kebetulan ia bertemu dengan orang yang dicarinya ditempat ini.

"Sebuah kebetulan bisa bertemu Jendral ditempat ini, saya ingin melaporkan seseuatu kepada anda dan sebelum itu, kenapa anda ada disini?"

"Bagamana situasi dibelakang? Apa mereka bisa mengatasi penyergapannya?"

Pertanyaan Romanes dipenuhi dengan kekhawatiran. Meskipun memiliki tampang dan badan seperti gorila, Romanes memiliki jiwa penolong didalam hatinya.

"Jendral tidak perlu khawatir, bantuan telah tiba, jadi situasi disana kini telah terkendali."

"Ya, itu juga menjelaskan kenapa kau ada disini. Lalu, apa yang ingin kau sampaikan?"

"Sebaiknya anda kembali kegarda depan, pasukan Demon dalam jumlah besar akan segera tiba dari arah barat.

Romanes yang saat itu telah mencerna informasi yang dikatakan Reynov menunjukan wajah pucatnya seolah tidak ada darah didaerah wajahnya.

"Kau serius? Bisa katakan jumlah pasti dari mereka?"

"Ya, seratus ribu telah terdeteksi memasuki zona suci yang dibuat oleh para penyihir suci dangan itu sudah dipastikan bahwa jumalah mereka lebih dari seratus ribu."

Sekali lagi wajah Romanes diselimuti dengan keterkejutan, 100 rubu pasukan? Itu adalah jumlah yang cukup merepotkan, terlebih lagi mereka memiliki kemampuan dan kulit pucat yang cukup keras.

"Sebaiknya anda segera kembali kegarda depan, tenang saja garda belakang baik-baik saja dan bantuan lain sedang dalam perjalanan menuju kemari. Saat ini anda hanya harus memimpin garda depan melawan bantuan musuh yang datang."

"Baiklah aku akan kembali dan tolong sampaikan ini kepada Vammir, 'setelah bantuan datang, bantu aku digarda depan' pastikan itu sampai padanya."

"Baiklah."

Saat itu Reynov dan Romanes berpisah. Reynov kembali garda belakang dan Romanes kembali ke garda depan untuk memimpin pasukan melawan bantuan dari para Demon.

TBC…

Destiny of Glory : The Beginning [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang