part 10

5 2 0
                                    

Setelah selesai tugas tadi Ulya langsung mengunci rumah lalu dia tidur di kamarnya.

Adzan asar pun berkumandang dengan merdu. Ulya bangun segera wudhu dan sholat.

"Cepet banget kayaknya tadi masih Dzuhur sekarang udah asar"kata Ulya.

Dia membuka pintu rumahnya, Ulya menyapu halaman dan tak lupa menyirami tanaman di depan rumahnya.

Ulya pergi ke dapur dia melihat di kulkas nampak ada bayem, tempe dan air putih yang sengaja di dinginkan.

Akhirnya dia mulai masak, meskipun Ulya baru belajar memasak minggu-minggu ini dia udah mulai lihai.

"Assalamualaikum"Armi yang baru Dateng kerja.

"Walikum salam"Ulya mencium punggung tangan ibunya.

"Lagi masak ul, sini ibu cobain"

Armi mencoba masakan Ulya.

"Gimana Bu?"kawatir Ulya

"Pas, udah pinter anak ibu"

Ulya senang karena dia mulai paham cara memasak.

Setelah itu Ulya madu membersihkan tubuhnya yang lengket. Selesain mandi Ulya menyiapkan pelajaran buat esok hari.

Karena tidak ada kegiatan lagi Ulya mulai membaca dan belajar. Ia mengisi soal-soal di buku LKS nya.

"Ulya ayo kita makan"teriak Armi di luar kamar

Ulya pun keluar dari kamarnya bergegas ke ruang makan.

"Loh bapak kapan pulang"tanya Ulya yang saat itu bapak nya sudah duduk di ruang makan

"Udah dari tadi kok nak"jawab bapak

"Oh"

"Ini kamu yang masak ul"canda bapak

"Iyalah siapa lagi kalau bukan Ulya"canda Ulya

"Halah rasanya gak enak hambar"canda bapak

"Ih apa an sih pak ini Ulya masak dengan sepenuh hati"cemberut

"Heheheh...masakan anak bapak enak kok, bapak cuma becanda"bapak

"Ya udah bapak makan aja ya sayur bayem nya"perintah ulya

Seletah acara makan bersama selesai kita bergegas ke ruang tamu. Disana Ulya nonton tv.

"Ul kamu gak belajar?"tanya ibu

"Udah tadi sore Bu"jawabku

"Gimana tadi tugas kelompok?"tanya bapak

"Udah selesai, sebentar aku ambil hadir karya Ulya"Ulya lari ke kamarnya ngambil tas rajut

"Taraaa ini tas rajut"semangat Ulya

"Wah bagus banget nak"kagum ibunya

"Kamu tau dari mana cara buat ini"tanya bapak

"Ya ada pokoknya"

"Pinter kamu, udah bisa buat kayak ginia"bapak

Setelah itu Ulya meletakkan kembali tasnya.

"Ulya bapak pesen nanti kalau kamu sudah besar pilih lah laki-laki yang benar-benar menerimamu apa adanya tanpa melihat harta mau pun kekayaan"amanat bapak

Tak terasa Ulya ingin menangis namun ia tahan.

"Kenapa bapak ngomong kayak gitu?"tanya Ulya

"Bapak hanya berpesan ke kamu"

"Baik pak pesan bapak Ulya inget"

Karena sudah malam bapak sama ibu menyuruh ku untuk tidur. Ulya pun pergi ke kamar nya, ia tertidur lelap.

ATAS NAMA ULYA✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang