Saat ini aku duduk di halaman rumah masih termenung memikirkan beasiswa itu. Tak lama ibu manggil aku.
"Ulya kamu mau nerusin sekolah?"tanya ibu yang duduk di kursi
Aku masih diam
"Teruskan lah sekolah mu nak, insyaallah bapak masih sanggup membiayai mu"bapak
Aku menitihkan air mata meluk bapak.
"Terimakasih pak, Ulya emang pingin nerusin pak"Ulya
"Asalkan kamu sungguh-sungguh bapak akan usahain nyari uang"bapak
Terimakasih Tuhan kau telah mengabulkan permintaan ku dan terimaksih yang tak terhingga but orang tua ku batin aku sambil meluk bapak.
"Kamu mau SMA apa SMK ul?"tanya ibu
"Kayaknya Ulya pingin SMK aja Bu"
"Lebih baik SMK nak nanti kamu dapat pengalam kerja disana"usul bapak
"Iya juga si pak ya kalau SMA kan harus kuliah kalau gak gitu juga gak dapet pengalam kerja"kata ku
"Kamu mau SMK mana?, Jangan jauh-jauh nanti siapa yang mau nganter kamu sama jemput kamu"ibu
"Gak tau Bu aku masihan"kata ku
"Kamu mau ngambil keahlian apa di SMK?"tanya ibu
"Aku sih mau ngambil yang gak ribet plus pengeluarannya gak banyak-banyak"kataku.
"Apa kamu coba di SMKN Terpadu?, Itu lumayan Deket dari rumah"saran bapak
"Tapi aku belum paham tempatnya pak, emang disana boleh pakek hijab"jawabku
"Nanti kamu akan tau kok, boleh banyak yang pakek hijab kok"bapak
"Baik lah kalau begitu Ulya mau SMKN pilihan bapak"jawabku
"Iya, mau ngambil keahlian apa?"ibu
"Ulya akan cari tau tentang SMKN Terpadu dulu baru memutuskan keahlian apa yang Ulya ambil"jawab ku.
Setelah selesai bahas beasiswa itu, aku mulai belajar di kamar disana aku masih menaruh celengan ku.
"Uang ini aku buat kalau ada suatu kendala"
Saat itu aku mulai teringat dengan buku teknik tadi. Aku muali membacanya dan memahaminya.
Keliatan dari bukunya isinya sangat lengkap."Kak Rama emang gak salah milih buku buat aku,makasih kak",aku tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATAS NAMA ULYA✓✓
De TodoPerjuangan kehidupan Ulya melawan kerasnya keduniawian. Dunia sangat fana, akan kah Ulya sanggup memikul semua beban kehidupannya?, Setelah orang yang sangat ia teladani meninggal kan dirinya serta ibunya. "Tuhan kenapa orang yang sabar selalu kau u...