가을에 울고 (53)

1.4K 127 18
                                    

"Kemarin, sekarang dan esok ini masih aku. Berjuang dalam kegelapan yang berusaha menggerogoti akal sehatku, aku yang mencoba berdiri dengan sisa tubuh dan tenaga. Tak peduli jika pada akhirnya aku akan menghilang, mati dalam kenangan itu jauh lebih baik ketimbang menjadi seseorang yang dilupakan hanya sebuah hal yang sia-sia. Musim gugur, hal yang menjadi hari dimana aku tersenyum menatap langit orange."

.

.

.

.

(Author **** POV)

Taehyung kehilangan nafas akibat teriak, dia turun dari tangga dengan langkah kaki cepat. Tubuhnya sudah lelah itu pun tak merasa lantaran emosi dan kesal menggerogotinya. Ditangannya, sudah ada selembar kertas kecil yang ia genggam dengan erat tanpa ada niat merusaknya. Suara yang keras sampai dimana sang ayah melakukan pekerjaannya.

"APPA, AKU INGIN BERTEMU DENGANMU!" menggema dan itu terdengar dari kantor sang ayah, Kyungsoo dengan seorang anak baru bermarga Cha. Hampir saja minuman itu tumpah dari tangannya yang goyang, lantaran pintu di buka dengan suara bantingan yang keras. Membuat sang ayah tercekap dengan tangan yang menghentikan ketikannya, tingkah ulah sang anak membuat dia jengkel seketika.

Tapi, apa yang dia lihat adalah sang anak yang murka. wajah amarah yang sangat jarang atau bahkan tak pernah ia lihat, ia seperti melihat Kim Taehyung yang membangkang dirinya.

"Dimana sopan santunmu Tae, apakah kau tidak bisa mengetuk pintu. Anakku tidak melakukan hal yang memalukan seperti ini." sindir sang ayah dia berdiri dengan tangan menggebrak meja menatap nyalang dan tajam ke arah anaknya. Dengusan sebal yang di terima olehnya, dimana Taehyung ingin sekali memalingkan wajahnya jika ia ingin. Hanya saja muaknya tidak bisa ditahan.

"Apa maksud appa membuang eomma!" Taehyung berucap tegas, tatapannya tak terima dengan tangan yang mengacung ke dinding di sebelahnya. Kyungsoo yang sedikit tersentak dengan sikap tuan mudanya ini pun langsung paham. Berusaha menarik anak baru disampingnya, ini terlalu jauh dan ini bukan urusan bawahan seperti mereka.

"Mi Kyung, kita sebaiknya pergi." Tarik Kyungsoo dengan tatapan seriusnya yang ditangkap tatapam heran oleh namja muda disampingnya. Sedikit mengelak karena ia bingung dengan apa yang terjadi sekarang, tapi bukan Kyungsoo namanya jika dia harus mengalah dengan orang yang nyatanya belum sampai dua puluh empat jam disini. ini bukan urusan mereka dan sebaiknya pergi, dengan tenaga cukup besar Kyungsoo menariknya dan membawa Mi Kyung pergi dengan tatapan bingungnya, disusul lirikan Taehyung yang tersirat ketidaksukaan. Mungkin saja, dia sudah terlanjur kesal dengan ayahnya.

Menatap si bungsu, menghembuskan nafas santai dengan mata terpejam. Keras kepala, itulah anaknya. Dia yang menjadi kepala rumah tangga berusaha memberikan contoh yang baik untuknya. Terlebih disini sifat Taehyung yang memaksa dan menuntut terpampang jelas keluar di depannya.

"Duduklah, katakan dengan kepala dingin. Appa tidak suka dengan dirimu yang membentak anakku." Tutur kata yang terdengar sangat bijaksana, dia mempersilahkan sang anak untuk duduk disampingnya, di salah satu sofa empuk dan mahal miliknya. Mendadak emosi Taehyung tak setinggi tadi, melihat sang ayah yang begitu tenang menanggapinya justru menimbulkan rasa tak enak dalam hatinya. Berpikir dia terlalu cepat memutuskan perkara, tapi...

Tulis tangan yang ditinggalkan sang ibu. Apakah itu kebohongan yang ditulis sang kakak seperti pemikiran awalnya? Ah tidak, dia bukan namja yang bodoh yang tak bisa membedakan mana tulisan keluarganya.

Taehyung enggan untuk mendudukan pantatnya, dia justru berdiri dengan tegap di depan ayahnya. Dengan sebuah catatan kecil yang dilirik oleh sang ayah, dan tak tahu jika Tuan Kim melihat sedikit wajah mantan istrinya. Mendecak sebal dengan tatapan tak menyenangkan seakan dia sudah tahu apa yang dikatakan Taehyung pada akhirnya.

The Last Leaf 마지막 잎 [END] ✓  (Brothership From Byun Baekhyun & Kim Taehyung) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang