황혼은 가을 밤을 기대하고 있습니다 (50)

860 130 52
                                    

"Terlampau sulit menerima, dan terlampau sulit untuk menolak. Dia yang mentakdirkan sebuah garis, dimana garis itu hanya menjadi sebuah babak pertama maupun kedua kehidupan manusia. Mereka yang menerima sebuah takdir tak mampu mengelak, hanya mampu berubah dan berulah. Hingga sekujur tubuh menjadi kaku tak bergerak, membuat daging kembali lagi di tanah dan menjadi santapan belatung. Disaat itulah kau akan sadar... jika kehidupan itu sangat berharga dan jauh dari kata kesempurnaan."

.

.

.

.

(Author ***** POV)

Instuisi sang ibu sepertinya hilang setelah semua terjadi padanya, ia yang masih mengelak dan tak menerima kenyataan justru terpacu akan emosinya ketika melihat wajah pasrahnya. Dia yang berdiri disana, dengan tatapan tak percaya juga kekesalan yang kian terasa. Membuat Kim muda yang berdiri di sebelah 'dia' sang kakak justru berdiri di depan. Membuat sang kakak berada di belakangnya dan itu membuat atensi Baekhyun terpengaruh.

"Apa yang kau lakukan pada Luhan-ku?" ucapnya dengan linangan air mata, wajah pucat dan sembab habis menangis. Meski kasihan tapi hal itu percuma, karena sikap tak bersahabatnya pada Baekhyun ia perlihatkan dengan gamblangnya.

"Aku menjenguknya eomma, aku peduli dengan Luhan hyung. makanya, aku ingin melihatnya." Sanggah Baekhyun dengan ucapan jujurnya, ia mengatakan dengan tutur kata lembut tanpa memancing emosi.

"Tahu apa kau tentang anakku, kau peduli hah! yang benar saja kau hanya seorang model menjijikan Baek!!" ucapan sang ibu sangat tajam bagaikan pisau, sarkatik dan menusuk membuat Baekhyun refleks menggigit bibir bawahnya. Ya... nyeri di hati dan ngilu yang terasa ini melebihi denyut jantung yang cepat saat dia kumat. Mata tenangnya berubah menjadi tatapan sendu dan wajah yang bisa dikatakan menyimpan kesedihan. Baekhyun tak suka mendengar hal itu jika boleh jujur. Ia merasa direndahkan oleh keluarganya sendiri, terlebih ibunya yang bukan ibu kandung.

Sementara Taehyung, dirinya meremat kedua tangannya kuat. Cengkramannya kian memutih saat ia mengepal erat, gigi gerahamnya bahkan bergemelutuk berbunyi. Wajahnya tersirat kejengkelan luar biasa, untuk pertama kalinya Taehyung sekesal ini dengan sang ibu meski hampir setiap hari ia tidak menyukai tingkah masing-masing keluarganya.

"Aku menganggap Luhan hyung sebagai hyungku, aku peduli padanya dan mohon ijinkan aku melihatnya. aku ingin keadaannya membaik dan sembuh, akutidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya eomma." Baehkyun berusaha, ia berharap sang ibu mengizinkannya meskipun itu sulit.

"Enyahlah sialan, kau akan mencoreng nama keluarga Kim dengan status pekerjaanmu Baek!"

Air mata itu jatuh dari pipi sang ibu, ucapannya bagaikan sumpah serapah yang membuat siapapun tercengang tak terkecuali Taehyung yang nyatanya semakin menggila dengan kekesalannya, ia bahkan berusaha menahan nafas emosinya meski itu sangat sulit ia lakukan.

"Eomma, jangan katakan hal buruk tentang kakakku!"

Logat Cina itu muncul, suara berat itu ada dan hantaman bagaikan kata yang mendasar itu membuat Baekhyun tercengang. Siapa sangka ia bisa melihat punggung sang adik membentenginya dan melampiaskan rasa kesalnya dengan bahasa yang bisa dimengerti olehnya yang belum fasih dan ibunya yang langsung membola pada kedua matanya.

"Kau mengatai hyungku sama saja kau mengataiku, ibu!" lagi-lagi Taehyung menarik nafas dalam, tatapannya sangat dingin kali ini. dengan satu kalimat keras saja bisa membuat hati Baekhyun merasa terharu. Membuat tangis air mata itu ada saat Baekhyun melihat sedikit kepedulian sang adik untuknya.

"Kim Taehyung kau sangat berani denganku!"

"Kau bukan eommaku, bahkan kau tidak melahirkanku. Aku bukan dari rahimmu, aku lahir dari rahim keturunan Jepang. Kau jangan menghakimi hyung ku seolah-olah kau adalah tahu segalanya. Kau bukan eommaku dan kau bukan wanita yang di cintai appaku!"

The Last Leaf 마지막 잎 [END] ✓  (Brothership From Byun Baekhyun & Kim Taehyung) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang