싸움, 죽은 (76)

436 65 66
                                    

" Jangan meninggalkan apa yang ada, mencari yang lebih berharga itu bukan sesuatu yang baik. Tetapi menikmati yang sekarang adalah suatu hal yang menyenangkan, karena apa? Kau bisa lebih banyak belajar banyak hal dan mensyukurinya. Jadi, jangan tinggalkan mereka yang mempedulikan mu karena belum tentu kau menemukan yang seperti dirimu."

.
.

(Author **** POV)

(Flashback **** ON)

Salah seorang mematikan saklar lampu untuk seluruh ruangan yang saling berdebat dan melindungi diri, gelap dan sunyi datang saat mereka yang hendak menyelamatkan diri terkejut dengan penglihatan yang mendadak buta. Bukan suatu hal yang mudah saat berjalan di tengah gelap dengan pandangan yang hanya titik hitam.

"Adakah yang membawa ponsel di sini?" Taehyung berteriak suaranya dia keraskan agar di sekitarnya mendengarnya. Tak ada yang menjawab lantaran mereka yang bekerja disini tidak boleh membawa ponsel. Entah kenapa sang ayah melakukan peraturan yang ketatnya bagaikan mengikuti ujian di sekolah.

"Kami dilarang membawa masuk ponsel anak muda, ayahmu takut jika kami menyadap tempat ini dengan itu."

"Oh shit yang benar saja? Kenapa ayahku sangat sentimental apa yang salah dengan ponsel. Kalian hanya bekerja bukan MBI what??? My father stupid!" Dia mengacak rambutnya hingga berantakan dia juga sesekali mengumpat saking tidak tahannya dengan kegilaan dalam ruangan yang mulai pengap tanpa cahaya.

Sejujurnya Taehyung sendiri menelan ludah kesusahan dia benci dengan gelap dan siap sekali karena ponselnya terjatuh saat dia melarikan diri. Mencoba mencarinya akan membuat waktunya habis.

Mau tidak mau mereka harus bertahan dalam gelap dengan langkah pelan secara bersamaan jika mereka berpisah mungkin akan terasa sulit mengingat bahwa rumah ini seperti banyak jebakan.

"Hei kau menginjak kakiku anak muda." Salah seorang di kanan sisinya memprotes dia menatap tak suka pada Taehyung yang di tatap buram. " Ah, maafkan aku- kau tahu disini sangat gelap." Dia beralasan untuk menyembunyikan ketakutannya. Meski dia di tengah orang-orang akan tetapi dia merasa aura merinding menyelimutinya.

Berjalan menggunakan naluri dia dengan lainnya mencoba mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk penerangan akan tetapi semua itu seperti semu semata yang ada Taehyung beberapa kali di salahkan hanya karena dia menyenggol atau menginjak lainnya.

"Bisakah kau berhati-hati, kakiku sampai sakit karena kau injak." Salah seorang di belakang nya memprotes dan Taehyung menoleh meminta maaf akan tetapi salah seorang lainnya juga memprotes. "Aissshhh... Aku tidak tahan jika seperti ini lebih baik kita cari jalan sendiri. Jika ada orang pasti lebih mudah bersembunyi sendiri bukan?" Suara wanita yang merupakan asisten memasak memberi usul.

Taehyung merasa jika ide itu bukanlah sesuatu yang bagus apalagi berpisah itu bukan jalan terbaik untuk bisa keluar di saat seperti ini. Sementara suara senjata di luar sana semakin sengit dia rasa. "Hei itu ide buruk, jika kita tertangkap kita bisa saja dibunuh. Ayahku bukan pengampun."

"Ya dan kami merasa sial bekerja dengan nya tapi karena gajinya lebih besar membuat kami bertahan tapi sial lagi kita terjebak dalam kematian urusan ayahmu, kami merasa ayahmu mengajak kami mati bersama, huh!"

Taehyung meringis saat kepalanya di jitak dan melakukan protes atas ketidaksopanan mereka. "Jangan-jangan kau membawa kami menghadap ayahmu ya iya kan? Mana mungkin kau akan mati kalau dia ayahmu, kau pasti menjebak kami bukan?" Salah seorang menuduhnya membuat beberapa orang disana menatap tajam ke arah anak ke-dua tuan Kim tersebut.

The Last Leaf 마지막 잎 [END] ✓  (Brothership From Byun Baekhyun & Kim Taehyung) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang