🍁 왕좌 때문에 복합 갈등 ( 38) 🍁

1K 151 45
                                    

" Masalah yang rumit sering sekali datang pada mereka, yang mau bersabar dan berusaha. Hanya saja, ada sebuah masalah yang membawa resiko besar, membuat manusia pandai-pandai memutar otak. Haruskah?"

.

.

.

(Author ***** POV)

Sebuah wejangan sederhana terkesan mewah. Bau teh hijau yang khas, pertemuan dari dua orang yang sama-sama bertahan dalam dunia bisnis yang ketat. Datang dengan kesuksesan yang majemuk juga kepintaran dalam strategi. Mereka yang sedang melakukan tipu daya muslihat dengan manusia lain. Lebih parahnya, mereka juga sama-sama licik antara satu teman dengan lainnya. Hanya saja, mereka tak sadar jika saling meliciki satu sama lain.

"Apa kabarmu Kim Hwang Go, aku dengar kau sudah menjadi sukses dengan bisnis yang kau geluti."

Menyeruput teh hangat di mug kecil berbahan keramik berkualitas tinggi. Wajah keriput di balik ekspresi tegasnya mengulas senyum tenang di depan teman karibnya yang menjadi musuh abadinya.

"Kau selalu menghafal nama asliku, Dong Hansoo. Kau sangat perspektif dalam segala ingatan." Menuang teh dari sebuah teko, ia juga ingin merasakan kenikmatan teh hijau yang mereka pesan.

Sebuah restaurant Korea yang terkenal di daerah terpencil Gwangju, dimana tempat tersebut telah di sewa untuk pertemuan mereka.

"Memangnya kau sudah berganti nama berapa kali? Bukankah sampai sekarang kau tak menggunakan nama aslimu meski kau punya dua anak."

Terlihat tenang, dengan tatapan menelaah. Yang ia hadapi adalah teman bisnis hebat yang tak jauh beda dengannya. Seorang dominan dalam segala hal yang berbau terselubung penuh ego. Berbanding terbalik dengan dirinya yang licik namun terbuka hingga manusia yang mencoba untuk menghalanginya memilih mundur lantaran jabatan membawa ia pada kemenangan.

"Kau terlalu mengumbar aibku, nama adalah sebuah doa. Dan aku memiliki banyak doa, karena aku punya banyak nama. Bukankah secara religi hal itu lumrah, aku hanya seorang pembisnis ulung sekarang."

Dong Hansoo, teman solidnya hanya bisa meringis. Ternyata pemikiran yang bergitu nasionalis datang pada pria dengan dua anak tersebut. Entah kelicikan dan hal buruk apa yang bakal terjadi jika menyangkut dengan pria di depannya. sama-sama berhati-hati dalam menyimpan segala rencana randomnya. Dimana yang ia tahu dia berada dalam zona seorang koruptor yang pintar.

"Kudengar anak kaya itu sudah pulang."

Dengan gerak wibawa pria dengan panggilan Hansoo itu mengambil seekor udang goreng yang sudah menarik jiwa laparnya untuk segera dikunyah. Tersenyum seperti biasa, menyembunyikan jati diri buruk yang sebenarnya. Nampak terlihat sebagai pria yang ramah, dibalas oleh tuan Kim yang terhormat.

"Siapa yang kau maksut tuan Soo, kau tau aku tidak kenal siapa dia."

Keduanya sama-sama menikmati enaknya udah yang dimasak oleh koki terkenal restaurant tersebut. Mahal memang tapi mampu memuaskan jiwa si pelanggan, serasa tak sia-sia membayarnya.

"Byun Baekhyun anak terkaya dari mendiang istri pertamamu. Dia adalah namja muda kaya yang sebenarnya bukan?" setiap ucapan yang ia katakan seperti memancing sesuatu yang disebut dengan 'ego.'

"Dia hanya menjalankan kewjibannya, bukan menjadi pewaris sesungguhnya. Kekayaan tersembunyi hanya milik Taehyung, anak kesayanganku. Dia hanya sebuah daun kering yang akan hangus jika dibakar." Mengatakan dengan mantap, tanpa ada sebuah beban. Tak ada rasa tanggung jawab di setiap ucapan lugasnya. Kenyataannya Baekhyun yang menjadi topik pembahasan kali ini.

The Last Leaf 마지막 잎 [END] ✓  (Brothership From Byun Baekhyun & Kim Taehyung) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang