폭풍과 맞닥 뜨리면 누가지고 이길까요? (42)

984 185 203
                                    

" Sometimes it's hard to follow your heard, tears don't mean you're losing everybody bruising just be true who you are."

- Baekhyun –

.

.

.

.

(Author ***** POV)

Keadilan....

Itulah yang ia butuhkan ketika semua tatapan tajam dengan makna penuh penyudutan dan tertusuk itu tertuju pada dirinya. Seperti sebuah jarum yang menancap dengan ribuan melayang ke arahnya. Membuat Baekhyun lumpuh hanya tatapan mereka.

Tapi apakah akan lahir kata gentar dalam benaknya? Seperti halnya yang diinginkan oleh pria yang berstatus sebagai ayah kandungnya disana, menjebak sang anak dalam permainan yang ia buat hanya untuk keuntungan politik. Menyadari jika sesungguhnya Baekhyun adalah musuh yang mampu menghancurkan kehidupannya dalam satu detik.

Tak sadar jika selama ini ia menciptakan benih cinta dengan sang istri dan tumbuh menjadi senjata penghancur dirinya sendiri. Takut jika ketakutan itu terjadi membuat ia mau tidak mau membantai harga diri secara habis anak pertamanya, dalam istilah memanfaatkan situasi.

Seperti saat ini...

Menyaksikan dia yang berdiri diantara rasa benci orang-orang. Berharap jika ada kata menyerah dari mulutnya secara langsung. Pasti akan terasa menyenangkan dan puas.

Tapi....

"Aku memang model majalah dewasa yang cukup disukai banyak orang. Aku juga mendapat gelar karena prestasiku yang meningkatkan pasaran." Berpura-pura tersenyum bangga, tetapi dalam hatinya ia juga jijik mengatakan hal demikian.

Taehyung terdiam walau sesekali melirik ke arah sang kakak yang menatap ke semua orang.

"Kau tahu saeng... aku melakukannya bukan tanpa alasan. Demi kemanusiaan, juga rasa sayang hyung pada eomma... aku rela membiarkan harga diriku jatuh. Merusak citraku dan membiarkan semua orang mengolokku." Mengatakan dengan gentar juga lantang tak ada keraguan dalam setiap kata-katanya. Entah kenapa ucapannya membuat beberapa orang disana bungkam, termasuk Luhan yang berjaga jika situasi tidak memungkinkan.

Bisakah Baekhyun menangis? ia tidak ingin terlihat pengecut di depan sang ayah. Disana Baekhyun menjatuhkan tatapannya, menatap setajam elang. Ia sudah lama tak seemosi ini, dalam diamnya Baekhyun sudah banyak bersabar. Ia sudah banyak menahan amarahnya dan berpura-pura semua baik saja. menyembunyikan fakta kecil di depan Taehyung, sudah cukup baginya.

Semua terdiam...

Semua bungkam....

Semua....

"Dimana kau saat eomma sekarat." Lirih dan mantap, terlontar sedikit menggema di dalam ruangan. Kim Taehyung mendengarnya, langsung menatap ke arah sang kakak yang tengah berdiri disana sembari melemparkan tatapan menajam ke arah sana.

Ini....

"Kau bahkan tak sudi datang menemui eomma, saat dia membutuhkanmu dan Taehyung!"

Tes....

Tes....

Tes...

Kyungsoo menangis, bukan Baekhyun atau Taehyung yang menjatuhkan air mata setelah mendengarnya. Tiba-tiba saja mendengar kata sekarat dengan sebutan ibu terlampirkan di dalamnya membuat dadanya terasa sesak. Kyungsoo memang akan menangis jika harus mengingat tragedi itu, mengingatkannya akan wajah sekarat sang ibu. Dalam diam dan gerakan cepat dirinya mengusap air mata yang membasahi kelopaknya dengan cepat.

The Last Leaf 마지막 잎 [END] ✓  (Brothership From Byun Baekhyun & Kim Taehyung) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang