시제 (41)

933 148 74
                                    

" Inginku berkata menyerah, tapi aku tak bisa. Kenapa ini terasa menyesakkan?"

- Baekhyun –

(Author ***** POV)

Kaki itu melangkah, bersamaan dengan suara pintu mobil yang dibanting keras. Hanya beberapa detik setelah mobil itu berhenti. Baekhyun tak tahu kenapa hatinya was-was saat rumput terinjak sepatunya. Disaksikan oleh mereka berdua yang tengah babak belur memandang dia yang masuk dengan tergesa.

Luhan terdiam datar memandang punggung sang adik.

"Mark, masuklah ke dalam mobil. Ada sesuatu yang harus aku selesaikan." Ujarnya, dengan tatapan serius ke arah pintu yang terbanting menutup. Masih dengan posisi merangkul patnernya yang memandang heran sekaligus khawatir.

"Kau yakin sobat? Kakimu patah karena ulah berandal itu. Bukankah kakimu sakit bukan?" Mark terlalu mengkhawatirkan sahabatnya ia saja kesusahan saat merangkul tubuh Luhan yang terasa lemas. Terlihat dengan jelas bagaimana kaki Luhan yang keseleo pada pergelangannya. Ia yakin seratus persen, Luhan terlalu memaksakan keadaanya.

"Aku tidak peduli, jika aku tidak kesana tidak akan ada keadilan dude."

Dengan perlahan rangkulan itu terlepas, Luhan yang melakukannya. Walau ringisan nyeri itu terlihat di wajah tampannya. sadar atau tidak Mark sempat memegang bahu itu ketila Luhan hendak oleng dari berdirinya. Kasihan... pikirnya.

"Are you okay?" sekali lagi Mark bertanya, ia hanya ingin memastikan Luhan baik. Hanya anggukan yang ia lihat sebagai jawabannya, sedikit tertatih dengan langkah kaki pelan. Luhan berjalan dengan langkah pincangnya. Ia memaksakan sendi kakinya untuk bergerak, penampilannya tak jauh beda dengan anak sekolah yang habis tawuran. Berantakan dan lebam secara brutal.

Ia melakukan hal ini karena ia terlalu yakin. Yakin dengan hal buruk bakal terjadi, melihat tempat tinggal mewahnya yang merupakan peninggalan sang ayah. Tak ingin ia lihat sebuah kenangan buruk dalam rumah ini. Apalagi....

Keributan yang berarti....

Luhan tak yakin jika di dalam akan baik-baik saja.

.......................................

.

.

.

.

PLAAAAKKKKK!!!

Suara itu terdengar keras, membuat beberapa maid disana terperangah akannya. Walau pintu itu tertutup dengan kedap suara, tak mampu menyembunyikan sesuatu terjadi. Ini terlalu cepat dan mendadak saat kakinya baru saja melangkah kesini.

Beberapa detik yang lalu....

"Ini pantas kau terima Baekhyun!"

Jeritan emosi itu tak terbendung saat air mata telah jatuh dari kelopaknya. Nada dengan suara lantang khas wanita yang jarang di dengar siapapun bahkan anaknya. Amarah yang mencuat ketika pipi bersemu merah dengan nafas yang tak teratur, kedua mata melotot tajam seperti elang yang mengamuk.

Menatap dia yang menunduk sembari menyentuh pipi memerahnya.

Tak berani membalas atau membentak, hanya karena sang ibu yang melakukannya. Kenyataan pahit harus Baekhyun terima ketika ia mendapatkan tamparan menyakitkan dari ibu sambungnya. Bukan hanya fisik tetapi juga hatinya, secara spontan.

PLAAAKKKKK!!!

Lagi-lagi ia harus menerimanya, belum sempat bekas merah itu tenang akan rasa sakit. Justru nyeri itu datang lagi karena sang ibu melakukannya dengan sangat keras kembali. Masih dengan orang yang sama saat melakukannya.

The Last Leaf 마지막 잎 [END] ✓  (Brothership From Byun Baekhyun & Kim Taehyung) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang