운명 때문에 나뭇잎이 땅에 닿을 때. (29)

1.1K 183 26
                                    

'Suatu hari nanti ibu dan ayah yang menyuruhku pergi, suatu hari nanti banyak orang yang menyuruhku enyah dari istana ini, dan suatu hari nanti dunia yang menginginkan aku pergi..."

...................

(Author ***** POV)

(Flashback **** ON)

.

15 Tahun yang lalu....

.

.

Luhan, dua belas tahun yang lalu. Hanyalah seorang bocah kecil penuh kepolosan. Bocah dengan segala imaji juga kesenangan dalam semua permainan. Keakraban dengan teman sebayanya adalah sebuah moment berharga dalam hidupnya. Ya... masa kecil yang cukup bahagia bagi bocah keturunan Cina tersebut.

Kebahagiaan yang begitu sederhana, sangat sederhana sebelumnya....

Dimana sang ayah belum mencapai kesuksesannya seperti sekarang.

Tubuh itu hanya terdiam termagu, di depan kaca jendela dengan atensi tetap menatap jalanan yang sepi di sore hari. Memeluk boneka kecil beruang kesayangan bertopi hitam miliknya, memeluk erat kado usang dari sang ayah yang ternyata ditemukan sang ayah di tempat pembuangan sampah. Saat itu Luhan berusia dua tahun ketika boneka itu menjadi hak miliknya. Alangkah bahagianya dia mendapat kado dari istimewa, meskipun kado itu adalah barang bekas.

Luhan anak penurut, dia tidak akan bisa mengeluh apapun kehidupan ekonomi orang tuanya. Dulu... ketika sang ayah belum sukses, sang ibu selalu memasak sayur kubis dengan kuah yang memiliki rasa asin tanpa penyedap dan rempah lainnya, atau memakan ikan air tawar yang berukuran sedang dengan nasi yang ditotol di atasnya. Asal terdapat bau ikan Luhan bahagia, karena apa? dia bisa duduk dan berkumpul bersama di meja makan. Tertawa dan bercanda dengan kedua orang tuanya. Bagi Luhan kecil kesederhanaan dan ketidakpunyaan ekonomi tinggi sang ayah adalah hal yang tidaklah buruknya. Karena keadaan tersebutlah Luhan masih bisa merasakan kebahagiaannya.

Satu jam....

Atau dua jam...

Entah berapa lama, bocah kecil itu masih setia dengan posisi berdirinya. Tak menunjukan sebuah tanda bosan pada dirinya. Seakan jalanan di depannya adalah pertunjukan yang sangat menarik dimatanya. Luhan berharap apa yang ia nantikan segera datang, tinggal menunggu waktu sore yang kian menipis karena matahari senja segera turun dari tahtanya.

"Luhan?"

Dalam keterdiamannya, suara sang ibu berhasil memanggilnya. Mau tak mau Luhan kecil menolehkan kepalanya, sembari memeluk boneka kesayangannya bocah berusia lima tahun itu kini berada dekat dengan sang ibu yang berjongkok. Kedua manik netra yang sama itu saling menatap, bisa kalian bayangkan bagaimana tatapan antara ibu dan anak tersebut? terlebih sang ibu mengulas senyum di wajah cantiknya, senyum yang diwariskan pada jagoan kecil di depannya.

"Ayo makan, ibu sudah menyiapkan makanan kesukaanmu." Sang ibu menoel hidung sang anak. bermaksud untuk menjahili putra kesayangannya.

Mendapat toelan sang ibu, Luhan mengedipkan kedua matanya sebentar. Terasa gatal dan ingin bersin ketika rasa geli dari jemari ibunya. Namun, pada akhirnya bocah tampan itu mengurungkan bersinnya.

"Appa sudah pulang?" pertanyaan yang ditanyakan sang anak, tak pernah bosan untuk diucapkan dan terlalu sulit untuk di jawab ibunda. Seketika wajah gelisah muncul di wajah cantik sang ibu, ia ingin menjawab tapi takut mengecewakan hati sang putra. Bukannya apa, hanya saja. dirinya mendapat kabar jika hari ini sang suami sedang lembur. Maka, dapat dipastikan bahwa mereka berdua tak bisa makan malam bersama.

The Last Leaf 마지막 잎 [END] ✓  (Brothership From Byun Baekhyun & Kim Taehyung) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang