웃음 가득한 가을에 웃음 (55)

789 96 75
                                    

"Ini menyesakkan, ketika dada ini terasa ada yang menimpa. Apakah batu atau baja yang berat? apakah sebuah beban yang sulit dijelaskan, rasanya ini sungguh berat hingga sulit bernafas. Apakah ini baik? Entahlah... aku hanya ingin tidur sebentar. Sebentar saja sampai aku tak merasa sesak. Tuhan, kau yang tahu akan segalanya..."

.

.

.

(Author **** POV)

Siapa bilang Baekhyun tak terkejut saat kedua matanya melihat hal seperti itu. Kedua bola matanya seakan hendak keluar dari kelopaknya, dirinya seperti tertimpa batu besar dari atas puncak gunung. Jantungnya mendadak berdegub kencang, menimbulkan adrenalin yang luar biasa. Rasanya ia akan seperti diambil dari dalam tubuhnya.

"Taehyung!"

Membentak, dengan nafas yang diambil cepat tak lupa menyentuh dadanya yang berdegup cepat.

"Hihihi hai hyunggg... kenapa kau sangat terkejut? Apakah aku terlalu tampan hem?" rasanya jiwa sombong Taehyung sedang meronta kuat. Membuat namja tampan yang berstatus sebagai kakaknya ini ingin sekali melubangi tanah dan mengubur sang adik. Ajaran apa yang diberikan sampai membuat sang adik seperti ini, besar kepala.

"Jika kau melakukan hal itu lagi aku akan menguburmu di halaman belakang bocah!" sentaknya, dengan gerakan tangan yang hampir ingin menjitak kepala. Bukankah itu mudah dilakukan jika saja Taehyung bukan adik kesayangannya.

Bukan Kim Taehyung namanya jika dia tak berhasil mengerjai sang kakak, aktingnya sangat bagus ketika dia harus berpura lemas dengan kepala yang jatuh ke tembok dan tubuh hampir meringsut, ditambah lagi ada keringat dan juga darah yang menempel di bajunya. Tapi, darah apa itu? sadar dengan apa yang ada di baju sang adik, membuat Baekhyun dengan cepat memutar tubuh sang adik. Lagi... wajah tersebut sedikit pucat.

Taehyung hanya bisa bergerak menurut gerakan memutar yang dilakukan sang kakak, wajahnya kebingungan dengan alis mengangkat polos. "Aku tak apa hyung, kau tenang saja." sangat enteng saat Taehyung mengatakan hal itu, ia tak tahu jika sang kakak hampir kambuh jantungnya karena dia.

"Kau mengatakan hal itu dengan mudah, aku ini hyungmu!" jujur saja nadanya menjadi sedikit galak. Taehyung pun meringis takut karena dia seperti melihat ibunya yang mengomel. Siapa yang takut siapa?

"Aku memang baik saja?" ah wajah polos itu datang lagi, tapi mana tahu jika Baekhyun akan percaya akan hal itu.

"Kau kenapa? lihat bajumu. Apa kau terluka, hah?!!" Baekhyun tiba-tiba panik, ia bahkan berteriak dua kali memanggil perawat disana. Taehyung yang tak ingin membuat kegaduhan langsung membekap mulut sang kakak, ia bahkan meminta Baekhyun diam dan tenang. Bukan apa hanya saja telapak tangannya menyentuh gigi sang kakak, membuat Taehyung menunjukan ekspresi jijiknya. Oh astaga, sepertinya dia lupa berdoa ketika malam.

"Yaaaissshhh! Kau sangat jorok, air liurmu di tanganku hyung!"

"Kau memprotes salah siapa tanganmu membekapku anak kurang ajar!"

Keduanya malah membuat keributan kecil, jika saja ada perawat atau pihak keamanan pastinya akan menuai masalah. Apalagi, banyak pasien yang dirawat dan menginap.

"Aku panik bodoh!" Baekhyun rasanya ingin memakan orang, dia bahkan melotot. Bukan hanya itu saja sepertinya dia naik pitam sedikit, tentu saja ada sedikit keuntungan lantaran detak jantungnya berjalan normal. Mungkin saja ini dinamakan keajaiban sang adik.

"Aku baik hyung sungguh, kau tidak akan percaya dengan apa yang aku alami." Tersenyum meringis, membuat lekukan senyum kotak yang khas darinya. Baekhyun hanya mengangkat sebelah kanan alisnya, dia butuh penjelasan. Dalam otaknya dia berpikir jika sang adik melakukan sebuah masalah, atau memang membuat musibah. Tidak! Dia akan berpikir positif, meski dia tahu adiknya memiliki tabiat nakal luar biasa juga keras kepala sama seperti dirinya dulu.

The Last Leaf 마지막 잎 [END] ✓  (Brothership From Byun Baekhyun & Kim Taehyung) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang