21. Stay With Me

2.7K 311 5
                                    

ROMBONGAN ALE-ALE UPDATE GAES ♨️

Huah, aku pengen berbagi kebahagiaan sama kalean hohoo:v
Jumat kemaren aku ditawarin buat ikut PPI gaess. Apa itu PPI? Purna Paskibraka Indonesia. Yap, aku insyaallah bakal ikut seleksi paskibraka buat 17 Agustus mendatang. Senang? Bangettt.

Tapi kabar buruknya. Aku gak bisa selalu update tiap minggu lagi karena selalu latihan. So, i'm really really sorry for it. Makin kesini aku makin jarang update kan? Dari setiap hari, ke setiap minggu, dan berakhir update gak menentu. Tapi yang aku harapkan, pas aku balik ke dunia oren secara 'sesungguhnya' viewers dan vote bakalan naik. Aamiin.

Di mulmed ada mansion Morgan gayss!

SO, HAPPY READING AND HAVE FUN!

Sesuai keinginan Clara, Alesha memang mengambil alih separuh perusahaan. Sebenarnya hatinya terasa bimbang, ia ingin sekali untuk menetap di Jakarta, namun di sisi lain Clara terus memaksanya untuk segera mengambil tampuk kekuasaan agar wanita itu bisa lebih fokus pada kekasihnya. Cih, Alesha tak menyangka seberapa naif dirinya saat mengharapkan pengakuan rasa sayang Clara. Nyatanya, wanita itu lebih peduli pada kekasihnya yang bernama Alfred.

Alesha dilanda kegalauan. Lagi-lagi ia datang ke sekolah satu setengah jam sebelum jam masuk dimulai. Gadis itu memikirkan cara agar ia tak perlu diseret ke NY lagi. Negara itu tak bersahabat dengannya. Sangat sedikit hal-hal yang cocok bersama gadis itu.

Suara kursi digeser terdengar disamping Alesha yang sedang menelungkupkan kepalanya. Gadis itu mengangkat kepalanya, dan disampingnya Dewa telah duduk dengan wajah yang ketus dan kaki yang ditopang diatas kaki yang lain. Dilihat sekilas, dia seperti Raja dikelas ini.

"Ngapain lo kesini?"

Dewa masih mempertahankan wajah tak bersahabat nya. Ia diam. Tanpa Alesha sadari bahwa cowok itu tengah menganalisis keadaannya sekarang.

"Cowok kok galau? Di jauhin doi?"

Alesha mendelik sinis. "Hidup gue terlalu bahagia buat ngegalau-in doi," Alesha berucap ringan. "Lo belum jawab pertanyaan gue. Kenapa lo disini?"

"Gue pengen ngeliat lo menderita."

"Maksud lo?"

"Tadi waktu di basemen gue ngeliat lo jalan nunduk. Pasti ada sesuatu yang gak beres, kan? Makanya gue kesini buat liat seberapa menderitanya lo sekarang."

"Bangke!" Umpat Alesha. Gadis itu melemparkan pulpennya namun dengan sigap Dewa menangkap pulpen itu dengan sebelah tangan. "Mending urusin yang lain aja daripada kesini. Gue gak ngebutuhin rasa kasian dari lo. Atau enggak, mending lo ke gedung sebelah aja, ganggu gue aja si kutu kucing!"

"Wah, sama majikan udah berani ngusir?" Dewa semakin menyeramkan rasanya. Alesha baru mengerti bahwa mood cowok itu sedang berada di dasar laut. Rendah sekali. "Sekarang gue pengen lo cerita masalah lo ke gue!"

Alesha mengerjapkan matanya beberapa kali. Bingung dengan perintah Dewa yang tidak seperti biasanya. Namun yang lebih Alesha bingungkan, Sejak kapan Dewa peduli padanya?

"Cuma masalah kecil, sih. Beneran gak papa nih kalo gue cerita ke lo?"

"Iya, gak papa."

"Tapi lo harus janji buat ngerahasia-in masalah gue sama yang lain. Gimana?"

Dewa mengedikkan bahunya dengan acuh. "Lo kayak cewek aja. Kalo mau ngomong nyuruh orang janji dulu buat bikin rahasia-rahasiaan. Udah, ngomong aja lah. Karena cowok bisa memilah antara privasi atau enggak."

PRETTY BOY✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang