ROMBONGAN ALE-ALE UPDATE GAES ♨️
OK, HAPPY READING!
Setelah mendengarkan lagu metal dari Bayu malam tadi, Alesha semakin sulit untuk tidur sampai matanya benar-benar lelah lalu terpejam sendiri saat jarum pendek dari jam mengarah pada angka empat.
Kicauan burung-burung yang sibuk mencari makan di pagi hari tak dihiraukannya. Alesha semakin menenggelamkan tubuhnya ke dalam selimut. Gak sekolah juga, kan? Pikirnya lalu kembali terlelap.
"Adek gue yang ternyebelin, termanja, terbodoh, dan ter-, ter- lainnya, Ayo, bangun!"
Alesha kali ini malas untuk menanggapi ucapan Bayu. Matanya masih terpejam erat walau telinganya mendengarkan celotehan Bayu yang sangat menggangu paginya. Dan apa tadi? Bayu mengatai dia bodoh? Awas saja nanti.
"Eh, kebo. Masih tidur juga. Harusnya lo cepat-cepat bangun karena beruntung dibangunin sama cowok ganteng!"
"Alah! Mulut lo kayaknya belom pernah dimasukin cabe, deh. Rempong amat jadi cowok. Udah, keluar sana. Jangan ganggu gue!"
"Temen arisan mama nungguin lo tuh dibawah. Mereka kepo sama lo yang kata mama tuh perfect!"
Alesha segera membuka matanya. Rasa kantuknya hilang saat Bayu mengatakan 'Teman arisan mama'. Kepalanya menyembul dari balik selimut. Di sana, Bayu sudah berpenampilan rapi dengan hoodie berlengan pendek dan celana hitam.
"Kenapa mesti gue. Lo aja kali, males banget, sumpah!"
"Ni anak, gak pernah gerak apa gimana sih, mageran amat. Cepetan, jangan malu-maluin mama, sana pergi!" Usir Bayu yang masih ngotot. "Btw, di bawah ada Bu Siska. Manusia yang satu itu, beeuh, ratunya gosip. Jangan sampe mama malu satu Indonesia gara-gara lo yang mager ini!"
"Alay banget kalo ngomong!" Alesha duduk di atas tempat tidurnya. Meregangkan tubuh lalu pergi ke kamar mandi.
"Gila, dia cantik juga, ya!" Ujar Bayu membatin.
•••••
"Mana anak kamu yang kamu bilang baru balik Manhattan itu? Dia kayak bule, kan. Tadi kamu bilangnya kayak gitu."
Vania mengangguk mantap dengan dagu terangkat. "Dia di atas. Masih sibuk kayaknya. Tunggu aja, nanti dia turun, kok!"
Bu Siska dan Bu Intan -teman sepergosipannya- tertawa mengejek. "Bu, jangan ngayal, deh. Kayaknya gak ada tuh anak kamu yang bule-bule."
"Iya, bu. Jangan terlalu terobsesi sama anak cewek. Apalagi bule, haduh, nanti RSJ penuh!" Ucap Bu Intan lalu mereka berdua tertawa bersama.
"Siapa yang bilang mama bohong?"
Baik Bu Siska maupun Bu Intan sama-sama mengalihkan perhatiannya menuju tangga marmer berselimut karpet merah ditengahnya. Di sana, ada Alesha dengan dress berwarna merah darah, sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih mulus dengan sepatu berwarna senada.
Keduanya serasa kicep. Nyatanya, Vania tak berbohong. Terbukti dengan senyum pongah yang menghiasi bibir wanita itu.
Alesha menuruni tangga dengan anggun. Tubuh semampai nya berbeda dengan cewek Indonesia yang mayoritas terkesan pendek. Memang, Alesha sangat perfect dengan dress itu.
"Ale, duduk sini. Mama mau ngenalin kamu sama teman-teman arisan mama!"
Alesha menurut. Ia duduk di sebelah Vania yang langsung mendekap bahunya. "Nih, jeng. Namanya Alesha Morgan. Baru pulang dari Manhattan. Makanya gak pernah kelihatan anaknya."
Bu Siska menatap sinis. Matanya menilai dari atas ke bawah, memang tak ada cela. Tapi pasti ada.
"Biasanya, nih. Cewek cantik kayak dia pasti pikirannya pendek, kan, ya?" Ucapnya yang langsung disetujui oleh Bu Intan.
Alesha menyunggingkan senyum tipis, ia mengerti. Mereka ingin memojokkannya dan secara tak langsung mengatakan kalau dia bodoh. Vania hampir marah, namun Alesha dengan tenang mengusap punggung tangan wanita itu agar tak meledak.
"Tante, aku baru lima belas tahun, tapi sudah kelas sebelas, loh. Sekali aja sih, kelas akselerasi nya. Kemaren di tawarin lagi kok di Manhattan cuma aku pengen menikmati masa remaja aku di sekolah." Ucap Alesha dengan ekspresi yang masih tenang. "Asal tante tahu aja, di Manhattan tuh sulit banget buat dapat kelas akselerasi. Orang sana, 'kan pintar-pintar."
"Sejak TK aku sering dapat piala, loh. Sampe bikinin ruangan khusus buat nyimpen pialanya. Kalo di kamar kan gak cukup!"
"Oh, iya. Aku juga sering ikut olimpiade sains dan matematika. Pastinya juara satu, dong!"
"Wah, nak Alesha hebat banget. Pasti tante beruntung kalo punya menantu kayak kamu!" Seru Bu Intan dengan ekspresi kagum. Mendapatkan menantu seperti Alesha jauh lebih beruntung baginya dibandingkan mendapatkan lotre.
"Eh, Bu Intan. Saya udah bilang ke Bu Vania kalo putrinya buat saya. Leo pasti cocok sama Alesha. Jadi, Bu Intan jangan berharap banyak, deh!"
Vania hanya geleng-geleng kepala. Tadi, mereka meremehkan Alesha dan sekarang, mereka juga lah yang berebut.
"Alesha, tante mau nanya." Bu Siska maju sedikit dari duduknya.
"Apa, tan?"
"Anak tante, Leo jelas beruntung banget bisa jadi suaminya kamu. Kamu mau liat fotonya, gak?"
"Tante, boleh aku ngomong, gak?"
"Ah, iya-iya, silahkan, cantik!"
"Tante Siska, tante kayaknya ngomong kejauhan, deh. Kayak udah pasti banget. Emang aku mau sama anak tante?"
•••••
"Haduh, mama suka banget, deh sama jawaban kamu tadi!" Ujar Vania yang langsung tertawa lepas semenjak kepergian dua wanita tadi dengan ekspresi tak enak. Vania berfikir, ia menang telak.
Alesha menggeleng pelan. "Enak aja main jodoh-jodohin. Emangnya dia punya anak mirip artis, apa?"
"Ha, bener-bener!" Ucap Vania mendukung. "Dia juga siapa? Emak kamu aja bukan, yakan?" Lanjut wanita itu lalu kembali terkikik pelan.
Tak berselang lama, Ben memasuki mansion dengan dua orang di belakangnya. Dia terlihat sibuk, namun tak urung ia berjalan menuju Vania dan Alesha yang tengah berbincang.
"Ale, besok kamu sudah sekolah. Dad sudah mendaftarkan kamu ke sekolah yang sama dengan Bayu, jadi jangan khawatir."
"Satu sekolah sama dia malah bikin aku khawatir, dad," ucap Alesha dengan wajah yang cemberut.
Ben terkekeh geli. "Tenang, dia anak kelas dua belas. Kamu kelas sebelas, kan? Jadi gak bakalan sekelas, kok." Ben berbalik, menatap dua orang dibelakangnya. "Letakkan perlengkapan sekolah putriku ke kamarnya." Yang langsung diangguki keduanya.
"Oh, iya dad!" Alesha baru ingat dengan niatnya sejak awal berada di mansion. "Aku pengen jadi cowok di sekolah baru aku. Boleh, kan?"
TBC
TINGGALKAN JEJAK BERUPA;
VOTE ⭐🌟
COMMENT 🙋♀️🙋♂️
And
SHARE 💬💭See you next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
PRETTY BOY✓
Teen FictionBIG SECRET SERIES #1 Berada di sekeliling laki-laki tanpa ada yang tahu bahwa kita perempuan? Alesha Morgan. Cantik, berbakat, dan penyayang. Sayangnya, karena sifat lembutnya itulah yang menjadi penyebab ia dilempar jauh keluar dari Manhattan. Ales...