28. Tetangga?

2.2K 283 5
                                    

ROMBONGAN ALE-ALE UPDATE GAES ♨️
Aku bingung banget, deh. Kemaren kan aku udah apdet nih chapter kan? Di tempat aku ni chapter nyampe seribu kata lebih, ehh pas di refresh, chapter ini sisa empat ratusan kata aja gaess jauh bangett!

Aku minta maaf sebanyak-banyaknya buat kalian karena keteledoran aku, ya. Doain semoga kedepannya gak kayak gini lagi, aamiin:')

Ok, HAPPY READING AND HAVE FUN!

PRETTY BOY
Chapter 28. Tetangga?


Hari ini Alesha memilih untuk tidak berkumpul dengan sahabatnya yang katanya akan balapan sepeti biasanya malam ini. Dirinya tengah sibuk untuk melengkapi isi apartemennya yang kosong. Saat pulang sekolah, ia sengaja mampir ke toko elektronik untuk membeli jam weker dan barang-barang kecil lainnya. Tak lupa juga cewek yang masih betah berpakaian laki-laki itu membeli bahan pangan untuk mengisi kulkasnya yang kosong.

"Semuanya berapa?"

"Totalnya delapan ratus lima puluh ribu, kak."

Alesha menyerahkan sembilan lembar uang seratus ribu. Kasir yang menerima uangnya itu malah tersenyum genit dan tersipu-sipu. Alesha menaikkan alisnya dengan keheranan.

"Kakak ganteng banget. Minta nomor WA nya dong, kak."

Alesha bergidik ngeri. Dengan langkah lebar ia meninggalkan kasir itu dengan raungan manja cewek yang mengejarnya.

Itu salah satu hal yang paling ribet selama menjadi laki-laki menurut Alesha. Ralat, jadi cogan maksudnya.

•••••

Sampainya di apartemen, Alesha meletakkan semua kantong belanjaan didepan televisi. Ia menghempaskan tubuhnya ke atas sofa panjang sambil melepas perabotan 'laki-laki' nya secara asal-asalan. Biarkan saja, toh tak akan ada yang tahu.

Alesha segera beranjak dari duduknya. Sejak semalam ia belum pernah menyapa tetangganya, apartemen nomor 268. Tetangga Alesha hanya satu di lantai yang sama karena ia memilih kamar VIP yang hanya terdapat empat buah kamar di apartemen ini. Sisanya hanya apartemen reguler yang penjagaannya tak seketat apartemen VIP. Semua ini ia lakukan hanya untuk menjauhi kakeknya, bukan?

Alesha bangkit. Ia memeriksa isi dapurnya. Kiranya apa yang cocok untuk diberikan pada tetangganya? Alesha sendiri tahu, kalau tidak salah tetangganya itu pasti bukan orang sembarangan mengingat harga satu apartemen ini saja harus merogoh kocek yang tidak sedikit. Paling tidak tetangganya itu orang tua atau paruh baya yang mapan? Alesha hanya bisa menebak.

Gadis itu memakai apron nya dan mengeluarkan bahan-bahan yang akan ia gunakan untuk masakannya kali ini. Ia berencana untuk membuat kue kering vanila.
.
.
.
.
.
Beberapa waktu tak terasa bagi Alesha. Kue buatannya sudah siap dihidangkan dengan aroma yang begitu memikat. Alesha tersenyum puas sesaat sebelum ponselnya bergetar di saku celana.

"Ya, Bayu?"

"Gue harap lo jauh dari rumah."

"Kenapa emangnya? Kakek gue bikin gara-gara lagi?"

"Iya, dan parahnya dia pengen nyeret lo pulang. Gue harap lo benar-benar simpan diri lo bener-bener."

"Gampang," sahut Alesha ringan. "Lo udah makan?"

Terdengar krasak-krusuk di seberang sana.

"Belum. Nih gue mau makan."

PRETTY BOY✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang