29. Dewa Tahu Semuanya

2.4K 286 3
                                    

ROMBONGAN ALE-ALE UPDATE GAES ♨️

Alhamdulillah akhirnya aku dah bisa apdet:')

Jangan lupa klik bintangnya yaa~!!
Ok, HAPPY READING AND HAVE FUN!

PRETTY BOY
Chapter 29. Dewa Tahu Semuanya

Hari senin merupakan hari yang paling dibenci oleh makhluk rebahan, sama halnya Alesha. Walau dari luar ia terlihat lincah dan tak pernah diam di satu tempat, lain halnya bila dia sudah berada di apartemennya. Mager selalu menyerang setiap saat dan dimana saja di setiap sudut ruangan.

Pagi ini, Alesha bangun kesiangan. Dua puluh menit lagi bel masuk akan berbunyi. Cewek yang mengenakan seragam cowok khas sekolahnya itu bahkan tak sempat sarapan, hanya meminum segelas susu lalu ia pergi begitu saja menggunakan mobil Porsche Carrera abu-abu yang ia sukai.

"Maaf, Anda terlambat dua menit, Tuan Morrison. Silahkan jalani hukuman!"

Bunyi dari speaker otomatis yang biasanya mengabsen kedatangan siswanya itu berbunyi. Alat yang satu ini memang selalu digunakan setiap hari. Bukan menggunakan tenaga manusia lagi, yang biasanya menghadang kedatangan siswa terlambat di depan pagar, alat yang satu ini sangat susah dikibuli.

Dalam alat tersebut, berbagai macam jenis hukuman ditulis dalam bentuk melingkar, lalu dijadikan layaknya bola dengan satu jarum ditengahnya, seperti spinner. Jika wheel pada umumnya menyediakan jackpot, yang ini malah dapat hukuman.

Alesha meneguk kasar ludahnya saat melirik tombol merah yang muncul di layar. Berbagai macam hukuman sudah menantinya.

Mencuci gorden di aula.

Tidak. Alesha bahkan tak pernah mencuci pakaiannya sendiri.

Mengepel lobby gedung primer dan sekunder.

Gedung seluas dua hektar di pel? Dan lagi itu dua gedung?! Ia tak ingin pinggangnya sakit.

Membersihkan seluruh kelas sehabis jam pulang.

Percayalah, kelas-kelas di sini sangat banyak. Ingat, laki-laki dan perempuan beda kelas.

Mengangkat sampah sekolah ke TPA terdekat.

Lebih baik Alesha tidak dihukum saja.

Alesha menarik tuas dengan pelan, berdoa di dalam hati semoga tidak mendapatkan hukuman yang berat. Namun takdir berkata lain.

Membersihkan loby gedung siswi.

Ingin rasanya Alesha merusak mesin gila itu!

•••••

"Itu Raphael? Tumben kena hukuman."

Bisik-bisik dari para siswi yang melihat Raphael, si cowok hits tiba-tiba mengepel loby mereka semakin keras saja rasanya. Jam istirahat sudah berlalu sejak sepuluh menit yang lalu, tapi sepertinya siswi-siswi di sini lebih tertarik melihatnya dibandingkan dengan mata pelajaran menghitung yang menguras otak.

"Raphael, gue bantu, mau?" tawar seorang siswi berkepang yang menatap Alesha malu-malu. Sebenarnya Alesha speechless melihatnya, namun bantuan tak boleh ditolak, bukan?

PRETTY BOY✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang