20. Pilihan

2.6K 339 4
                                    

ROMBONGAN ALE-ALE UPDATE GAES ♨️

Alhamdulillah bisa update pada hari Selasa yang cukup panas ini eaa:v

Sejujurnya aku kurang suka sama scene menyayat hati, namun terpaksa dah bikin gara-gara emang kek gitu alurnya:'(

Silahkan siapkan tisu basah

Ok, HAPPY READING AND HAVE FUN!


Alesha mendadak benci untuk tinggal lebih lama di mansion. Semua karena Clara yang sampai kapan akan betah tinggal disana. Entah apa yang ia lakukan pada Vania hingga wanita itu pun tampak tak secerah biasanya. Di mansion, hanya Bayu yang benar-benar bersamanya.

Malam tadi hujan turun deras disertai petir yang menyambar. Alesha nekad menghubungi Ben yang masih berada di Honolulu, menanyakan kapan pria itu akan pulang.

Dan luar biasa, Ben akan pulang paling cepat dua minggu lagi.

Alesha juga perempuan yang lemah. Ia menangis dibalik suaranya yang teredam oleh hujan. Memohon supaya kepulangan Ben bisa dipercepat. Namun tetap saja, semuanya tidak bisa. Namun yang jelas, Alesha tak mengatakan kedatangan Clara di mansion mereka. Alesha hanya ingin Ben benar-benar mengerjakan urusannya disana tanpa memikirkan keadaan mansion. Bukankah semakin cepat Ben menyelesaikan tugasnya, maka ia akan cepat pulang?

Alesha menggunakan ransel merah yang baru dibeli Bayu untuknya yang dipadukan dengan jam tangan mahal tanpa baterai yang diimpor langsung dari Eropa. Ditambah dengan anting bulat hitam di daun telinganya supaya menambah kesan cute boy.

"Kenapa? Masih gak rela kalo uang Rayn belum abis?"

Alesha menoleh. Ia sempat terkejut dengan suara di sampingnya yang terlalu tiba-tiba. Disebelahnya ada Dewa yang merangkul bahunya dengan akrab. Alesha tak keberatan asalkan Dewa tak bersikap berlebihan.

"Gue rela aja. Asalkan hari ini lo traktir gue."

"Ni bocah gak kenyang-kenyang perasaan," dumel Dewa lalu menyentil dahi cewek itu keras. "Itu perut apa sumur?"

"Perut lah, masa sumur didalam badan!" Ujar Alesha sewot. "Lagian apa coba hubungannya perut sama sumur?"

"Ada lah. Perut lo itu ibarat nya sumur, terus napsu lo itu kayak airnya. Gak pernah abis-abis."

"Gak nyambung!" Alesha memeletkan lidahnya. "Gue mau ke kelas aja. Minggir!"

"Eit, bentar!"

Alesha menoleh lewat bahunya. Ia berdecak sebal. "Apa lagi?"

"Gue mau lo ke kelas gue dulu. Tenang aja, cuma sampe bel masuk habis itu lo boleh balik ke kelas."

Alesha menaikkan sebelah alisnya sinis. "Siapa lo yang bisa-bisanya nyuruh gue ini-itu? Gak. Gue gak mau!"

"Let's see," Dewa tersenyum mengejek. "Bukannya lo bakal jadi budak gue selama setahun. Masa gitu aja lupa?" Ucapnya sambil melipat kedua tangannya di dada.

Lihat. Alesha menjerit frustasi. Sekarang apa lagi yang bisa Alesha jadikan mood nya di Senin yang buruk?

•••••

"Sekarang duduk. Jangan kemana-mana apalagi ngeliatin siswa-siswa disini." Dewa menunjuk salah satu kursi disampingnya dan mau tak mau harus Alesha patuhi. Gadis itu sempat bingung dengan ucapan Dewa yang menyuruhnya jangan melirik cowok-cowok di kantin. Bukannya Alesha sendiri berperan sebagai cowok?

"Gue ngelirik mereka? Jangan mimpi! Yang ada malah mereka yang lirik-lirik ke gue!"

Dewa bergidik ngeri. Membayangkan cowok suka sesamanya membuat Dewa tak bisa membayangkan apa-apa. Emang apa yang menarik dari cowok. "Makanya kalo jadi cowok jangan cantik!"

PRETTY BOY✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang