37. Black Desire Tahu!

2.2K 247 4
                                    

PRETTY BOY
Chapter 37. Black Desire Tahu!

"Jadi Damian ikhlas aja kalo aku yang dapatin kamu?"

Alesha bersemu. "Dia ikhlas. Dia juga gak marah kok pas tau. Duh, jaman sekarang cowok sejenis Damian itu masih ada nggak, ya?" Alesha menyandarkan kepalanya di sofa. Gadis itu memejamkan matanya. Hari ini hari yang berat menurutnya dan apakah ia bisa mengatakan kebenaran pada dua sahabatnya yang lain?

"Besok bilang semuanya ke Reky sama Rayn. Mereka juga berhak tau," ucap Dewa seolah tahu isi hati Alesha yang penuh pengkhawatiran pada dua orang itu. Alesha tak mau kalau mereka akan memusuhinya. Lagipula, kebohongan yang saat ini ia lakoni merupakan perkara besar, siap tidak siap, Alesha harus menanggung akibatnya.

Alesha mengangguk. "Gimana bilangnya, ya? Gimana kalo mereka ngejauhin aku gara-gara rahasia besar kek gini?"

"Nggak, kok. Mereka gak bakal gitu." Dewa melirik cewek di sebelahnya yang kadang memejamkan mata hampir terantuk. "Kamu ngantuk? Ya udah, kamu pulang aja. Makasih makan malamnya."

Alesha mengangguk kecil. Ia meraih tasnya dan berjalan terhuyung-huyung menuju pintu. Dewa menggeleng-gelengkan kepalanya heran, kenapa Alesha cepat sekali mengantuk? Hei, ini masih jam sebelas.

"Hati-hati!" ujar Dewa refleks saat Alesha hampir saja menabrak pintu apartemennya sendiri.

Alesha tersadar. Hanya sedikit lalu ia tersenyum ke arah Dewa. "Makasih udah nganterin. Aku masuk dulu, ya."

Dewa mengangguk. Ia tak beranjak dari depan pintu Alesha sampai gadis itu benar-benar menutup pintunya.

Dewa menghela nafasnya. Jadi seperti ini rasanya jatuh cinta?

••••••

Pagi hari Alesha sama saja seperti biasanya. Hal yang berbeda kali ini hanyalah perasaannya pada Damian. Bukan, bukan perasaan cinta, melainkan rasa tak enak hati karena telah membohongi cowok itu.

Ah, apakah hal seperti ini juga ia rasakan saat mengatakan pada Reky dan Rayn?

"Raph!" Damian melambaikan tangannya dengan semangat seolah kejadian kemarin tak pernah terjadi. Kalau begitu, bukankah Alesha merasa baik-baik saja?

"Mau ke kelas? Bareng, yuk!" ajak Damian dengan tas yang tak benar-benar tersampir di bahunya. Ala-ala Bad boy.

Alesha mengangguk mengiyakan. "Hari ini ada PR Kimia. Biar gue tebak, pasti lo belum ngerjain," ujar Alesha menunjuk Damian dengan wajah mengejek.

Damian mengangguk bangga. "Jelas dong!" ucapnya bangga. "Kan lo kunci jawaban gue, hehe."

Alesha menatap datar. Apa-apaan! Soalnya memang tak terlalu sulit, tapi kalau Damian nyontek terus, kan cowok itu juga yang tak bisa menjawab soal ulangan nantinya.

Alesha berjinjit lalu menarik daun telinga Damian sampai cowok itu terbungkuk-bungkuk karena tinggi badan mereka yang jauh. "A-duh, sakit, woi!"

"Terus aja gitu, nyontek aja bangga. Cepet ke kelas, terus kerjain tuh soal. Gue gak mau nyontekin lo lagi!" Alesha melotot tajam. Ia menyeret tubuh Damian yang jauh lebih besar darinya melalui lorong-lorong sekolah dan di tonton banyak orang.

Saat melalui gedung putri, siswi yang biasanya lalu lalang di depan lobby menoleh ke arah mereka berdua, menjadi pusat perhatian. Ada bisik-bisik yang terdengar jelas, lalu ada juga yang bersorak karena aksi Raphael yang kelewat berani. Asal tahu saja, Damian juga termasuk cowok cool yang jarang berekspresi sama halnya seperti Dewa.

"Ternyata Damian takut sama Raphael, ya? Wah, gue gak nyangka!"

"Ngeliat Raphael kayak gitu, gue ngerasa dia kayak emak-emak nyiduk anaknya main PS. Gila, tuh cowok sadis banget!"

"Lawak banget, Damian gak bisa berkutik!"

"Sha, gue malu diliatin orang-orang. Lepasin g-gue!"

"Raphael!" desis Alesha dengan manik coklatnya yang melotot siap menerkam Damian. Kalau ada yang mendengar bagaimana?

"Eh, i-iya, Raphael," Damian berusaha melepaskan pelintiran Alesha dari telinganya, namun bukannya terlepas, genggaman Alesha malah semakin kuat.

"Hancur citra gue di hadapan publik gara-gara lo. Lepasin!" rengek Damian lagi. Siswa dan siswi yang berkumpul di lobby semakin banyak. Kejadian seperti ini merupakan momen langka. Memangnya siapa yang berani melawan Damian layaknya Alesha? Kilatan Blitz bahkan menerjang keduanya.

"Jangan ada yang fotoin kami lagi!" ucap Alesha tegas. Siswi-siswi itu langsung menyimpan ponsel mereka saat Alesha dengan ganasnya menatap garang.

"Ayo anak mama, kerjain PR kimia nya di kelas!" perintah Alesha dengan suara yang lembut lalu kembali menyeret Damian dengan tidak berperikemanusiaan.

•••••••••


"Baru datang lo? Tumben amat," ucap Rayn yang pertama kali menyadari kedatangan Damian dengan wajah kusutnya. Kali ini mereka kembali bersantai-santai di basecamp.

Mereka berempat yang terdiri dari Dewa, Alesha, Rayn, dan Reky tengah berkumpul di tengah-tengah ruangan dengan duduk membentuk lingkaran. Ditengah-tengah nya terdapat kertas besar dengan dadu. Oh, mereka sedang bermain ular tangga.

"Ngerjain tugas tambahan gara-gara gak ngumpul PR Kimia. Makin cinta deh sama yang gak mau dicontekin," sindir Damian dengan sekekali melirik Alesha yang nyengir.

Reky terkekeh geli. "Aduh, Dam. Berita tentang lo di sekolah pagi tadi bikin ngakak aja!"

Berbeda dengan Reky, Rayn langsung tertawa lepas. "Lo di jewer sama Raphael gara-gara nggak ngerjain tugas Kimia? Sumpah, ngakak!"

Dewa tersenyum. "Kayaknya Raphael menjelma jadi emak-emak ngamuk. Iya, nggak?"

"Ah, bener-bener!" sahut Rayn dengan senangnya.

Alesha mengerucutkan bibirnya. "Biarin kalian manggil emak-emak kek, atau gimana. Tapi suatu saat nanti gue kan juga bakalan jadi emak dari anak-anak gue!"

Mendadak suasana hening. Damian memilih untuk duduk di samping Reky dan Rayn. Nyempil disitu ceritanya.

Tapi bukan itu yang menjadikan suasana hening.

"Bercandaan lo kagak lucu!" sahut Reky setelahnya. Ia kembali mengambil dadu dan mengocoknya dengan genggaman kedua tangannya. "Enam, yey! Berarti dua kali jalan nih."

Rayn? Ekspresinya tegang. Sepertinya cowok itu sedikit percaya. Tinggal Alesha saja yang perlu meyakinkan mereka sedikit lagi.

"Gue serius. K-kalo gue cewek, kalian gak marah sama gue, kan?"

Dewa mendiamkan saja. Ia ikut memperhatikan emosi sahabat-sahabatnya. Reky tampak berbeda.

"Lo beneran cewek?" tanya Reky lagi memastikan.

Alesha mengangguk cepat, sama seperti detakan jantungnya.

"Kenapa baru bilang sekarang?!"

TBC

Halli semua! Gimana kabar kalian hari ini? Sehat aja kan? Ingat yaa, selalu stay di rumah dan jangan keluar rumah kalo gak penting-penting amat. Selalu cuci tangan dan yang terpentinggg gunakan masker kalo mau keluar rumah. Gabut di rumah aja? Kuy, laa baca cerita aku aja🤣

Kalo di rumah terus mah inspirasi buat cerita ini selalu jalan di otak makanya bisa tiap malam update nya. Di baca juga ya, cerita sebelah, asik kok!

Oke vote nya makasihhh
Dan komentar nya terimakasih banyak. Apapun untuk kalian beb😘

See u guys!

Fujinkim 🌪️

PRETTY BOY✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang