09

1.9K 147 9
                                    

Hari sudah menjelang malam. Dan Chanyeol masih sibuk berkutat dengan laptopnya.

Drrtttt..drrtttt..

Ponselnya yang ada di atas meja pun berbunyi dan bergetar.

Chanyeol menghela nafas. Lalu ia pun bersandar pada kursi, kemudian mengambil ponselnya.

"Telepon rumah ?" Dahinya mengerut. Kemudian dia pun mengangkat teleponnya.

"Tuan"

"Ada apa ?"

"Tuan, cepatlah anda pulang"

"Kenapa ? Aku sedang sibuk"

"Tuan, ada masalah disini"

"Masalah apa ?"

"Tuan, sebenarnya nyo-nyonya pergi dari rumah"

"Pergi ? Apa maksudmu ?"

"Nyonya pergi dari rumah, tuan"

"Mungkin dia hanya sedang berjalan-jalan saja" Chanyeol berusaha bersikap tenang.

"Ti-tidak tuan. Nyonya pergi dengan membawa koper"

Chanyeol langsung bangkit dan membulatkan matanya. "Apa ?!"

"Nyonya pergi tanpa membawa Sera, tuan. Dan Sera terus menangis sejak tadi"

"Ah! Baiklah. Aku akan segera pulang"

Dengan gerakan cepat, Chanyeol langsung membereskan laptopnya. Kemudian pergi meninggalkan kantor.

★★★

"Kenapa ini ?! Apa yang terjadi ?" Tanya Chanyeol saat tiba dirumah.

Di ruang tamu, bibi Jung sedang mencoba menenangkan Sera yang menangis.

"Tidak mungkin Rose pergi dari rumah ini"

"Tuan, nyonya Rose pergi membawa barang-barangnya. Dan satu koper di kamar anda pun sudah tidak ada"

Tanpa berpikir lagi, Chanyeol langsung pergi ke kamarnya.

Ia langsung membuka lemari pakaiannya. Dan benar saja. Sebagian pakaian Rose sudah tak ada. Dan koper yang memang ada di kamarnya pun sudah tak ada.

"Rose ? Tak mungkin. Ini tak mungkin"

Chanyeol langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Rose.

Tapi nomor tersebut tidak bisa dihubungi. Beberapa kali pun ia mencoba, tetap tak bisa dihubungi.

Tiba-tiba dalam pandangannya ia melihat secarik kertas dibawah bantal. Ia pun langsung mengambilnya. Dan membaca isi surat tersebut.

Chanyeol terkejut membacanya.

'Chanyeol, aku sengaja membuat surat ini untuk mu.

Aku tidak tau kau sadar pada semua yang telah kau perbuat atau tidak. Aku tidak tau kau melakukan itu dengan sengaja atau tidak. Tapi yang jelas, aku kecewa padamu. Hati ku sakit.

Kau tau betul apa yang ku benci di dunia ini. Dan itu adalah, aku paling benci pada orang yang suka merendahkan orang lain. Orang yang suka meremehkan orang lain. Orang yang suka menghina orang lain.

Aku benci orang-orang seperti itu.

Jika kau kesal padaku, maka kau lampiaskan saja amarah mu padaku. Aku tak masalah. Tapi, untuk apa kau sampai merendahkan ku di depan teman mu ?

Jangan kau pikir kalau aku tak tau. Aku tau semuanya.

Ternyata kau pun termasuk orang-orang yang ku benci itu. Kau tak suka pada ku kan ? Aku selalu menyusahkan mu ? Aku selalu mengganggu mu ? Baiklah. Aku pergi. Aku tak akan mengganggu hidup mu lagi.

Without U I LoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang