19.Tabina

1.2K 57 0
                                    

Sudah hampir seminggu semenjak isyraf dikeluarkan dari sekolah, hari-hari sepi tidak seperti biasanya. Sekarang dengan yang dulu beda. Dulu isyraf milikku sekarang tidak lagi

" woiii ika....dimana lo " teriak seseorang dari luar kelas

" ka samira tuh  " ucap rita dengan segera aku menghampiri mira dan gengnya

" ada apa ya ? " tanyaku

" heh, isyraf dikeluarin dari sekolah gara-gara lo  " mira mendorongku

" maksut lo apa ? " ucapku sedikit membentak

" Lo jangan sok polos gue udah tau semuanya  "

" lo ngomong apa ? " tanyaku

" emang ya lo, murahan ya murahan aja  " mira menjambak rambutku

" apaan sih lo  " rita mendorong mira

" lo jangan ikut campur  " mira menunjuk muka rita

" Dasar murahan, tukang selingkuh   " mira mendorongku lalu pergi diikuti oleh anggota gengnya

" udah ka jangan didengerin  " rita berusaha menenangkanku yang baru saja menangis

" ada apa ini rit  " dina datang dengan radit, rio

" siika dilabrak " Jawab rita

" siapa ?  Pasti mira?  " Tanya dina, rita  hanya mengangguk

" keterlaluan tuh anak" dina sudah emosi

"udah din, biarin aja " ucapku

" tuh cabe dibiarin malah semakin ngelunjak " ucap dina

" yee jangan atuh din, mira mah cakep  " ucap radit

" cakep-cakep kelakuan kek setan buat apa " omel dina

" yeee elo mah  " ucap radit

" udah ka jangan nangis  " dina menenangkanku

  Aku sudah pulang dari 15 menit yang lalu, tapi masih menunggu angkot datang

" ka  " panggil seseorang

" ngapain lagi  " ternyata itu reno

" hayu gue anter  " tawar reno

" nggak usah " jawabku judes

" ayolah ka  " reno turun dari motornya

"  gak, semua ini gara-gara lo  " ucapku

" please ka, sekali ini aja  " reno berlutut didepanku

" lo ngapain sih  " aku ingin beranjak pergi

" ka gue mohon  " reno menarik tanganku

" lepasin gue  " aku melepas tangan reno kasar, lalu berjalan dengan buru-buru

Bruk

Oh tidak aku menabrak seseorang

" isyraf  " aku melihat isyraf dari atas sampai bawah

" ka, kasih gue kesempatan   " reno menghampiriku. Aku masih diam dan melihat isyraf

" gue duluan  " isyraf pergi meninggalkanku, itu membuatku diam seribu bahasa

" ka ayo  " reno membuyarkan lamunku

" lo ngapain sih maksa gue  " aku pergi meninggalkan reno

  Isyraf berjalan dengan buru-buru mungkin dia mau kewarung simamang. Aku tak berani mengejarnya aku memutuskan menunggu angkot didekete terminal saja

Cold ✅ (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang