Kini Andre tengah asik bermain basket bersama teman kelasnya. Kebetulan mereka mendapati jam olahraga, yang di mana gurunya pun tak hadir, jadilah mereka bebas bermain di lapangan
Andre baru saja ingin menshoot bola basket ke dalam ring, tiba-tiba saja ada yang sengaja menimpuknya memakai batu kerikil. Sehingga fokusnya teralihkan, dan bola gagal masuk ke dalam ring.
Andre menatap ke sekitar dengan tatapan tajam. Siapa yang berani menimpuk pakai kerikil tepat di kepalanya? Teman kelasnya hanya menggeleng dan mengangkat tangan mereka. Karena memang pelakunya bukan mereka.
"Gua yang lempar. Kenapa?" ucap salah satu siswa dari arah ring satunya. Kemudian dia melangkah menghampiri Andre, dengan senyum yang mengejek
Andre menaikkan alisnya sebelah. Lalu dengkusan keluar dari mulutnya.
"Sampah!" Andre berkata sarkasme pada sang pelaku, yang kini sudah tepat dihadapannya.
"Gua gak suka aja sama lo. Karena ... tampang macem lo gini, sok banget paling ditakutin di seluruh SMA Garuda. Lo pikir lo siapa? Paling berasa pangeran banget, ya?"
"Bacot!" Siswa itu mengeluarkan kekehannya saat Arga berkata seperti itu.
"Mau lo tuh apa, si? Gua gak ada waktu buat dengerin omong kosong lo." Andre berujar seraya menahan emosi.
"Kita duel adu jotos di sini, gimana?" Pancing siswa tersebut pada Andre.
"Bangsat, minggir lo!" ujar Andre yang ingin berlalu pergi. Tapi pergerakannya terhenti, karena siswa tersebut menendang tubuh Andre dari belakang. Karena Andre dapat serangan mendadak seperti itu, ia jatuh dengan posisi telungkup.
"Anjing! Mau lo apa, HAH?" Tinjuan Andre mendarat di wajah siswa itu dengan cukup keras. Ia merasa sudah diambang batas kesabaran.
"Oke juga tonjokan lo." Siswa itu tersenyum miring. Ia begitu senang karena telah memancing Andre, si cowok famous SMA Garuda. Kemudian ia mulai berkata kembali, "Kenalin, gua Kelvin, dari kelas dua belas Kimia 3."
Andre tak habis pikir. Ada gitu, orang seperti dia? Seenaknya membuat ribut, kini berkenalan pula dengannya.
"Ayo sini, lo tonjok atau tendang gua lagi!" Kelvin benar-benar menantang Andre. Tidak tahu saja, sekarang ia tengah membangunkan macan tidur.
Andre hanya melengos dan ingin berlalu pergi dari sana. Karena ia terlalu malas untuk menghadapi orang sinting seperti Kelvin.
Bukk ... draakk
Kelvin ingin menendang Andre kembali, tapi langsung di tangkis oleh Andre. Andre pun menghajar Kelvin tanpa ampun.
"Anjing lo bangsat!"
Bug buggg
"Sinting, otak lo di mana, HAH!
Bug bug
"Lo salah lawan, bajingan!"
Bugg bugg bugg draggg
Salah jika melawan orang seperti Andre, lantaran ia mahir dalam bela diri. Ketika Andre ingin menghajar kembali untuk yang terakhir, tiba-tiba Kento datang dan menahan tubuh Andre.
"Lo gila! Bisa mati anak orang kalo lo kaya gitu, Ndre."
"Dia gak akan mati. Lo liat! Setelah gue bonyokin, pun, dia masih pasang wajah gak bersalah. Udah gila kali tuh orang, dengan seenak jidat dia nendang gue, pas gue lawan malah ciut. Banci!" Andre berucap dengan nafas yang memburu. Entah mengapa, emosinya tiba-tiba meluap begitu saja tanpa ampun.
"Ndre udah, tahan emosi lo, oke! Jangan kepancing cuma gara-gara hal gak penting kaya gini, yang ada bisa bermasalah nanti. Udah ayo pergi, buat nenangin diri lo!" Andre dan Kento pun pergi meninggalkan mereka yang melihat, karena takut dengan kejadian tadi. Bagaimana tidak, Andre menghajar Kelvin dengan tenaga yang begitu kuat, ditambah ada emosi dan tatapan seperti membunuh.
Kelvin yang terkapar, dibantu oleh teman sekelas Andre menuju UKS. Juga melapor ke kelas Kelvin, jika temannya masuk ke ruang UKS.
●●●
Kenapa Kento bisa tahu? Karena saat itu ...
Flashback on
Kento tengah asik bermain game online, pun guru dikelas memang tak hadir. Tapi tiba-tiba, ada adik kelas yang menghampiri dirinya. Akhirnya ia terpaksa menghentikan jari-jemarinya di layar ponsel miliknya.
"Kak, hosh i-- itu." Siswi itu berujar dengan nafas yang memburu, seperti habis berlari.
"Heh, ngomong apaan, si? itu apa?" tanya Kento penasaran.
"Kak Andre, sahabat kakak ribut sama anak kimia 3 dilapangan outdoor."
"Serius lo?" Siswi itu hanya mengangguk saja. Karena mendapat jawaban seperti itu, Kento segera melangkahkan kakinya menuju lapangan dengan berlari.
"Anjir Andre," gumamnya saat melihat Andre yang sudah kalap. Lalu dirinya segera menghampiri Andre, dan langsung menghentikan perkelahian tersebut.
Flashback off
Setelah keributan tadi, Kento membawa Andre ke rooftop. Karena hanya di sana lah, Andre bisa menemukan ketenangan.
Mereka berdua masih sama-sama diam. Andre yang kini mengatur emosi, sedangkan Kento hanya membiarkan Andre tenang terlebih dahulu.
Tak lama dari itu, Andre pun mulai bersuara.
"Sorry, gue kalap tadi."
"Kenapa minta maaf? Gue tau lo, Ndre. Kalo gak dipancing, lo gak akan kaya tadi," jawab Kento dengan santai.
"Baru ini gue nunjukin keemosian gue lagi, Ken."
"Yoi, biasnya kan lo ngejawab dengan mulut pedes lo itu."
"Gak tau, Ken. Tapi rasanya, kaya lega aja setelah orang itu bonyok di tangan gue."
"Apa karena lo udah lama gak pernah debat sama bokap lo? Jadi lo lebih emosi sekarang, dan lo habis mikirin Bunda, kan, semalam?"
"Iya. Lo emang selalu benar Ken. Ya, gitu lah. Gue juga udah cape debat sama dia, gak guna aja gitu. Apalagi dia mau nikah lagi, benci gue semakin bertambah, Ken."
"Iya, Ndre, gue tau apa yang lo rasain sekarang. Gue gak bisa maksa lo buat gak berhenti benci, karena gue gak tau diposisi lo seperti apa. Tapi jangan kelamaan ya, Ndre, memupuk suatu kebencian. Gak baik juga. Biar gimana pun, dia bokap lo."
Kento diam sebentar. Ia menghela nafasnya saat Andre masih diam di tempat tanpa ada suara.
"Dan lo, gak boleh kaya gini lagi. Lebih baik lo keluarin tuh kata-kata pedes dan tatapan tajam lo itu. Gak ada lagi adu otot segala. Gue sebagai sahabat lo, gak mau kalo sampe lo terlibat masalah di sekolah. Itu akan bikin lo rugi juga. " Pada akhirnya, Andre hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Masih mau di sini?" tanya Kento saat ia bangkit dari sofa usang yang ada di rooftop tersebut.
"Balik kelas. Thanks for everything, Ken."
"Your welcome, Ndre. Kaya sama siapa aja lo." Kekehan keluar dari mulut Kento kala Andre mengucapkan kata terima kasih.
Tak lama dari itu, mereka pun pergi dari rooftop, menuruni anak tangga menuju kelas masing-masing.
________
Terima kasih ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDREAS (End)
Novela JuvenilAndreas Kenaan. Cowok tampan bermulut pedas, tidak peduli akan lawan bicaranya siapa. Jika memang mereka sudah mengganggu ketenangannya, siap-siap saja mendapat sumpah serapah yang kasar dari mulutnya itu. Punya sorot mata yang tajam, sehingga siswa...