22. Penuh Kejutan

604 51 0
                                    

Andre dan Ara masih dalam perjalanan yang entah kapan sampai tujuan. Sedari tadi Ara di buat bingung oleh Andre.

Suasana di mobil penuh dengan keheningan, tak ada suara pembicaraan dari mulut mereka berdua.

Ara menatap kaca jendela dan sesekali memainkan ponselnya. Sedangkan Andre hanya fokus menyetir, menghiraukan Ara yang ada di sampingnya.

"Kak, kita ini mau kemana, si?" tanya Ara pada Andre.

"Lo tidur aja! Kalo udah sampeN nanti gue bangunin," jawaban Andre tak sesuai keinginan Ara.

"Tapi perjalanan ini udah satu jam dan kita belum sampe-sampe. Bosen, Kak, sumpah." Ara berujar, seraya dengan nada yang merajuk pada Andre.

"Tidur!" perintah Andre sekali lagi.

Ara berdecak kala ucapan itu yang lagi-lagi dikeluarkan dari mulut Andre.

"Gue nyalain musik ya, Kak?" izin Ara.

"Hm," jawab Andre singkat.

Ara pun mulai menyalakan bluetooth pada ponselnya, juga pada tape mobil Andre. Ia memilih lagu dan mulai menyalakannya.

Lagu yang di mainkan ialah lagu western berjudul What Am I dari grup Why Don't We.

Alunan musik yang terdengar, begitu dinikmati sekali oleh Ara. Bahkan sesekali ia bernyanyi mengikuti lirik lagu tersebut.

Sementara Andre yang melihat Ara, hanya menggelengkan kepalanya juga menyunggingkan senyumnya yang tipis.

●●●


Kini mereka sudah sampai di tempat tujuan. Andre menoleh ke arah samping, di sana ada Ara yang terpejam juga mendengkur halus. Ia tersenyum melihat itu. Mungkin jika Ara melihat ini, sudah mendadak gugup.

Andre membangunkan Ara dengan menggoyangkan lengannya pelan. Karena Ara memang mudah untuk dibangunkan, akhirnya ia mulai membiasakan cahaya yang masuk melalui netranya.

"Kita udah sampai?" ujarnya dengan purau.

"Iya, sekarang kita turun!" jawab Andre. Kemudian ia turun dari mobil dan diikuti oleh Ara dari pintu sebelahnya.

"Ini kita di mana, Kak? Perasaan perjalanan lama banget."

"Lembang."

"Hah?" ucap Ara terkejut.

"Kenapa?"

"Lo gak salah, ajak gue jauh-jauh ke Lembang?"

"Enggak, kalo gue ajak lo ke sini kenapa emangnya? Ada yang marah?" ujar Andre dengan mencondongkan wajahnya di depan wajah Ara.

Ara mendadak gugup saat wajah Andre tepat di depan wajahnya, "e--enggak, Kak. C-- cuma, gue heran aja sama lo. Kenapa bisa, lo ajak gue ke  sini?"

Andre menjauhkan lagi wajahnya, ia menatap ke arah sekitarnya. "Jangankan elo, gue sendiri aja heran."

Jawaban yang Andre ucapkan, mampu membuat tanda tanya dalam diri Ara. Andre mulai melangkahkan kakinya menuju pintu masuk, yang langsung diikuti oleh Ara di belakangnya.

Andre berhenti sejenak dan melirik Ara yang berada di belakangnya. Sementara Ara mengernyit heran, kenapa Andre berhenti berjalan?

"Jalan di samping gue! Lo bukan pesuruh yang harus jalan di belakang," jelas Andre pada Ara.

"Ah, i-- iya, Kak." Ara pun langsung menyamai langkah Andre dan bersisian bersamanya. Dan mereka mulai menyusuri jalan ke tempat-tempat yang indah di kota Lembang tersebut.

●●●


Cukup lama menempuh perjalanan wisata, Andre dan Ara mulai memasuki sebuah kafe yang tak jauh dari tempat tersebut. Mereka menikmati makan dengan suasana sejuk di kafe tersebut.

Seusai makan, Ara mulai duduk tegap dan menatap lekat Andre yang kini tengah menyesap hot coffe lattenya.

"Kak, makasih. Karena lo udah ajak gue ke tempat indah yang gak pernah gue kunjungi, dan juga traktir gue makan," ujar Ara dengan tulus.

"Sama-sama," jawab Andre singkat.

"Em, by the way, Kak. Apa alasan logis lo, ajak gue ke sini?"

"Entah. Sebenarnya dari awal gue gak ada tujuan untuk mengunjungi suatu tempat. Tadi gue ngerasa bosen, jadi gue ajak Kento jalan. Saat di perjalanan gue bingung mau ke mana. Pada akhirnya, gue inget sosok cewek ceroboh yang akhir-akhir ini sering gue tolong, san selalu menasihati gue di saat sedang dilanda masalah. Dan itu lo. Makanya kenapa, gua langsung ke kosan lo, terus ajak lo jalan, dan berakhir di tempat ini." Andre menjelaskan alasannya pada Ara.

Bolehkah Ara baper atas ucapan Andre barusan? Sungguh, dirinya tak mampu untuk menahan senyum. Bayangkan saja, Andre yang mulutnya bagaikan bon cabe dan tak tersentuh oleh cewek manapun, tiba-tiba berbicara seperti itu pada Ara.

Entah alasan itu memang benar atau tidak, yang pasti saat ini Ara senang bukan main atas pernyataan Andre.

"Boleh tersanjung gak, si, Kak, atas ucapan lo barusan? Bikin gue melting aja," ujar Ara seraya tersenyum tulus dan binar bahagia.

"Lo baper?" tanya Andre seraya mengangkat satu alisnya.

"Bisa di bilang begitu. Tapi gue takut, ah, kalo terlalu baper sama lo. Nanti ada yang marah lagi, dan yang pasti ... lo gak akan tanggung jawab untuk ini."

Andre yang mendengar perkataan Ara barusan langsung menatap Ara dengan lekat.

"Lo kenapa liatinnya gitu banget?" tanya Ara heran.

"Kalo emang lo baper, gue bakal tanggung jawab." Andre menjawab dengan nada yang santai. Bahkan ia tak mengindahkan betapa polosnya wajah Ara yang begitu terkejut.

"Hah?"

"Udah jam segini. Balik, yuk!" ajak Andre pada Ara. Seperti sengaja tak memperjelas ucapannya barusan, yang membuat Ara terkejut.

"Iya," jawab Ara dengan singkat. Kemudian, ia mengikuti langkah Andre keluar dari kafe tersebut seusai membayarnya tadi.

Ara mencoba untuk mengontrol detak jantungnya yang berdebar dengan kencang. Ia tak salah dengar, kan, dengan apa yang Andre ucapkan tadi? Dan ia jadi bingung dengan semuanya. Apa ucapan Andre itu, benar-benar tulus atau hanya gurauan saja?

Mereka mulai memasuki mobil di area parkir. Lalu pergi meninggalkan kawasan kafe tersebut. Di mana menjadi saksi bisu, jika Ara mulai semakin menggila di dekat Andre. Kerja jantung yang tak normal, juga salah tingkah akan perilaku seorang Andre padanya.

________

Terima kasih ❤

ANDREAS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang