32. Kembalinya Persahabatan (bagian 2)

508 39 2
                                    

Marcel mulai membaca surat itu ketika ia sampai di kelas dan duduk di bangkunya. Ia menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Ia jadi tahu alasan Nayla tidak masuk hari ini. Setelah itu, surat yang ia pegang itu diserahkan pada sekretaris, untuk mengisinya diabsensi kelas.

Tak lama, bel masuk pun berbunyi. Guru pengajar datang ke kelas, dengan membawa beberapa buku.

[Skip]

Kini bel tanda berakhir pelajaran pun berbunyi. Itu artinya, semua murid dapat dibubarkan untuk kembali ke rumah masing-masing.

Marcel mulai berjalan ke kelas Andre dan Kento. Niatnya ia ingin menjenguk Nayla, yang tertulis di surat tadi kalau dia sakit.

Ketika sampai ke kelas, ia langsung mengajak Andre dan Kento pulang bersama dan mengajak ke rumah Nayla.

"Ndre, Ken. Jenguk Nay, yuk! Dia kan sakit. Gue khawatir banget sama dia." Marcel mengajak Kento dan Andre untuk bersama ke rumah Nayla.

Andre masih membungkam mulutnya tanpa menjawab ajakan Marcel. Sementara Kento yang tahu alasan Andre seperti itu, segera menjawab Marcel.

"Em, Andre sibuk, di suruh gitu sama Bunda. Lo duluan aja, gue nanti nyusul, kok. Andre mungkin gak jenguk dulu hari ini," jawab Kento dengan gelagat aneh di mata Marcel.

"Kalian lagi gak nutupin sesuatu sama gue, kan?"

"Ngaco lo. Ya, enggak lah."

Marcel mengangguk dan mulai pamit keluar duluan dari kelas.

"Ndre, kenapa lo diem? Gue sampe bingung jawabnya kaya gimana. Tau sendiri, kan, kalo Marcel itu pekaan banget. Liat wajah lo kaya gini, dia langsung curiga. Kenapa lo gak jujur aja sama dia?"

"Gue gak tau mulai cerita dari mana nantinya. Gue gak mau buat dia kecewa sama gue karena udah nolak Nayla. Dan gue pikir dia juga suka sama Nayla. Dari tatapannya dia aja beda ke Nayla. Jujur, gue gak mau bikin persahabatan kita hancur. Gue gak mau salah satu di antara kita tersakiti. Meskipun gue udah nyakitin salah satunya, dengan gak nerima Nayla. Lagi pula, gue emang gak ada perasaan apa-apa sama dia."

"Gua tau, Ndre, posisi lo itu pasti jadi serba salah. Lo gak mau nyakitin Nayla dengan memaksakan dalam hubungan pacaran, yang lo sendiri pun gak cinta sama dia. Tapi di sisi lain, lo juga gak mau nyakitin Marcel, yang kita tau kalo dia itu sayang banget sama Nayla. Apalagi pas lo bilang, kalo dia suka sama Nayla. Lo cuma gak mau buat persahabatan kita jadi hancur. Dan gue rasa, lo ambil keputusan yang benar. Meskipun salah satu di antara kita ada yang tersakiti, gua yakin Marcel mengerti hal ini."

Andre mengiyakan perkataan Kento. Ia juga berharap seperti itu. Tapi realita kehidupan yang di alaminya, berbeda dengan ekspektasi di awal.

_____

"Jadi, sekarang lo mau pulang?"

"Iya, gue mau pulang. Kangen sama bunda."

"Ya elah, ketemu bunda setiap hari pake kangen segala," jawab Kento dengan mendelikkan matanya.

"Terserah gue lah, mau kangen sama bunda atau enggak." Setelah itu Andre melangkahkan kakinya menuju halte, dan disusul langkahnya oleh Kento.

Ketika sampai di halte, kebetulan ada bus arah rumah mereka. Akhirnya mereka menaiki itu dan bus pun mulai melaju.

"Lo serius, gak mau jenguk Nayla?"

"Dengan keadaan kita yang kaya gini, lo yakin dia mau nerima gue?"

ANDREAS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang