23. Terlambat

630 37 0
                                    

Sejak diantarkan kembali ke kosan oleh Andre, Ara tak dapat melunturkan senyumnya. Bibir itu selalu melengkung ke atas tanpa ada celah, hingga mata bulatnya menyipit.

Ia memutuskan untuk mengambil handuk dan mulai membersihkan diri. Karena seharian habis jalan, sehingga membuat tubuhnya dipenuhi dengan bau keringat.

Seusai mandi, Ara menyempatkan untuk mengambil ponsel dan membuka suatu aplikasi. Di sana ada beberapa chat dari grup tempat ia bekerja dan juga Nadine, sahabatnya.

Nadine
Ra, lo di bawa ke mana sama Andre?

Woah lo masih asik-asikan berduaan ya sampe chat gue gak di bales, jangankan di bales ini read aja enggak.

Ra, gue mau cerita dong sama lo.

Gue tadi di ajak Kento ke puncak, terus di sana gue di nyanyiin sama dia, ahh so sweet masa.

Kalo gue baper gimana Ra menurut lo?

Begitulah isi pesan dari Nadine. Sahabatnya itu menceritakan perihal perilaku Kento terhadapnya. Dan dirinya mulai mengetikkan balasan untuk Nadine.

Ara
Sorry dari tadi gue gak pegang hp, ada di dlm tas.

Kalo lo baper, ya gak masalah si, Din. Tapi dia itu tanggung jawab gak klo lo nya baper? Takut aja gue kalo dia cuma modus doang sama lo, berhubung dia jomblo. Hehehe.

Belum ada balasan apapun dari Nadine. Sampai akhirnya, ia memilih untuk tidur. Karena esok hari akan melakukan aktivitas kembali, yakni pergi ke sekolah.

●●●

Pagi hari tepat pukul 06:15, Ara masih saja meringkuk di tempat tidurnya dengan bergelung selimut. Ia begitu pulas sekali. Mungkin juga karena kemarin kelelahan, setelah pergi seharian bersama Andre.

Suara dering telepon berbunyi dengan nyaring, Ara menggeliat dan mulai mengerjapkan matanya. Setelah itu, ia mengambil benda pipih tersebut di samping bantal yang ia tiduri.

"Halo," ujar Ara purau

"Ya ampun, Ra, lo di mana si? Oh gue tau, jangan-jangan lo masih di kasur. Kebo deh lo! Udah jam berapa ini, Ra? Liat jam di hp lo!" omel seseorang yang ada di seberang sana.

Ara mengernyitkan dahinya atas ucapan itu. Ia pun segera melihat jam di ponselnya. Mata itu seketika melotot, lantaran saat ini tengah menunjukkan pukul 06:18. Berarti, sebentar lagi gerbang sekolah akan segera ditutup.

Tut

Ara langsung mematikan teleponnya. Langkahnya langsung berlari ke arah kamar mandi.

Setelah rapi, Ara bergegas pergi ke sekolah. Ia hari ini memesan ojek online supaya cepat sampai.

Ketika sudah sampai di sekolah, benar saja, gerbang itu sudah tertutup dengan indahnya. Lalu, nasibnya bagaimana setelah ini?

"Pak Diman, buka Pak pintunya!" ujar Ara seraya memelas, untuk meminta pertolongan agar bisa masuk ke dalam sekolah. Terlebih sebentar lagi upacara akan segera dimulai.

Saat Ara sedang berupaya untuk masuk, tiba-tiba saja ada seseorang yang mengajaknya bolos sekolah.

"Kita bolos aja gimana?" ujar orang tersebut, tepat di samping Ara.

"Gue mau masuk," jawab Ara dengan nada yang lesu.

"Gimana kalo kita manjat aja?"

ANDREAS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang