24. Salah Paham

675 42 0
                                    

"Ra, tadi lo di hukum apaan?" tanya Nadine ketika mereka sedang di kantin.

"Bersihin toilet sama lapangan indoor," jawab Ara dengan agak kesal.

"Kenapa muka lo, kesel banget kayanya?"

Ara pun menjelaskan pada Nadine, perihal kejadian yang dialaminya saat menjalankan hukuman tadi.

Nadine yang mendengar penuturan Ara, tertawa dengan terbahak. Entah kesialan apa yang dialami oleh Ara, sehingga bertemu dengan pria usil seperti Marcel.

Beberapa menit kemudian, Nadine dan Ara segera membungkam mulut mereka atas cerita hukuman tadi. Mereka mulai melanjutkan makannya yang tertunda kembali.

●●●

Andre yang sejak tadi di meja pojok kantin bersama Kento, matanya tak pernah lepas dari tempat Ara berada.

Di sana Ara sedang menceritakan sesuatu pada Nadine dan terlihat jelas wajah kesalnya. Tak lama Nadine pun tertawa akibat mimik Ara yang kesal juga cemberut.

Entah apa yang mereka ceritakan, tapi melihat wajah Ara seperti itu membuat dirinya menyunggingkan senyumnya.

Sebenarnya Kento juga sedari tadi memperhatikan Andre yang sedang melihat ke arah Ara. Menurutnya juga, Andre punya rasa pada Ara. Tapi karena gengsi mungkin, jadi dia lebih memilih diam-diam memandangi Ara dari jauh.

"Kalo suka bilang, Ndre. Nanti kalo udah ada yang embat aja, baru deh ngejar-ngejar."

Andre yang mendengar pernyataan Kento pun, segera menatap sahabatnya itu dengan kernyitan di dahinta. 

"Siapa yang suka siapa?"

"Ya elo lah, suka sama Ara."

Andre bungkam akan ucapan Kento. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Perihal perasaannya yang masih begitu semu untuk seorang Ara. Tapi tak ayal merasa nyaman ketika bersama dengannya.

Tak lama kemudian, mereka selesai menyantap makanan mereka hingga tandas. Seusai itu, mereka memilih pergi dari kantin dan melangkah dengan lebar.

Saat mereka baru saja mencapai akhir tangga koridor kelas sebelas, mereka tak sengaja melihat Ara bersama laki-laki yang dilihat saja tampangnya begitu menyebalkan, menurut Andre.

Andre tetap berdiri di sana, bergeser agak maju agar tak menghalangi orang jalan saat di tangga. Melihat interaksi Ara dan laki-laki itu, membuat darahnya seketika mendidih tak karuan. Entah mengapa itu bisa terjadi.

Kento yang tahu Andre sedang dilanda cemburu, hanya tersenyum penuh arti. Tak apa jika laki-laki itu berbincang lama dengan Ara, yang penting saat ini ia senang melihat Andre seperti kebakaran jenggot.

"Udah lah, Ndre, gak usah diliatin terus. Katanya tadi gak suka sama Ara. Jadi, gak mungkin kan, kalo lo itu cemburu?" goda Kento pada Andre.

Andre menoleh pada Kento dan ia mendengkus atas ucapan sahabatnya itu. "Gue gak cemburu." Andre pun segera meneruskan langkahnya menaiki tangga menuju kelasnya.

Kento yang melihat itu senang bukan main, ia menyusul langkah Andre seraya tertawa dengan riang.

●●●

ANDREAS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang