Hari ini tepatnya hari minggu. Ara yang berada di kosan, kini tengah memasak untuknya juga teman-teman yang lain. Lantaran, Ara yang paling jago dalam hal memasak. Jadi mereka mempercayai Ara, untuk membuatkan makanan. Sedangkan yang lain, hanya membantu yang sekiranya mudah saja.
Tin tin
Suara klakson mobil, terdengar dari luar kamar kosan. Sang empu mulai keluar dari balik kemudi dan menghampiri ke tempat, di mana Ara berada.
Ternyata, yang ke sana ialah Nadine. Ia hanya seorang diri. Katanya, ia terlalu bosan untuk diam di rumah. Lantaran, mama dan papanya tengah berada di luar kota untuk mengunjungi sanak saudaranya. Sedangkan kakaknya, tengah asik berpacaran. Jadilah dirinya mati kebosanan di rumah dan berakhir di kosan yang Ara tempati ini.
●●●
Andre hari ini memutuskan untuk pergi ke luar. Kini ia sudah siap dengan setelan rapi.
Andre mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, menuju rumah Kento. Sebelumnya, ia juga sudah menghubungi sahabatnya itu, kalau akan menjemputnya.
Ketika sampai di rumah Kento, ia disambut hangat oleh mama Gemini dan Chilla, adik Kento yang berusia empat belas tahun.
"Mau main sama bang Andre, ya, Bang?" tanya Chilla pada Kento yang berdiri di sampingnya.
"Iya. Di rumah aja lo sama Mama, Papa. Jangan main ke mana-mana!" Kento memberitahu pada Chilla, seraya mengacak rambut adiknya dengan gemas.
"Ck, bisa gak sih gak usah berantakin rambut, Illa," ujar Chilla sambil mengerucutkan bibirnya. Sedangkan Kento hanya terkekeh saja.
"Ma," ucap Andre, kemudian mencium punggung tangan Gemini.
"Andre, udah lama gak main ke sini. Apa kabar?"
"Baik Ma. Oh iya, Andre mau ajak Kento main, ya," izin Andre pada mama Gemini.
"Iya. Mama izinin kalo kalian mau main. Memang anak laki-laki itu, mana ada sih yang betah di rumah lama-lama," ujar Gemini seraya tersenyum jenaka.
Beberapa menit kemudian, Andre dan Kento pamit pergi pada mama Gemini. Mereka berdua, segera masuk ke dalam mobil milik Andre. Kemudian, mulai melenggang pergi dari pekarangan rumah Kento.
●●●
"Ndre, kita mau ke mana? Gue tau, lo sebenernya gak ada tujuan, kan, ngajak gue jalan?" tanya Kento pada Andre dan tepat sasaran. Karena nyatanya, Andre memang tak punya tujuan saat ini.
Andre masih terus menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Tiba-tiba pikirannya terlintas, pada nama seseorang dengan tingkah ceroboh. Ia mulai membelokkan stir ke arah kiri, dan akhirnya sampai di kawasan perkampungan namun asri dan bersih.
"Rumah siapa, ni?" tanya Kento dengan raut yang bingung.
"Turun aja, biar tau," jawab Andre singkat. Kemudian mereka mulai turun dan masuk ke dalam gerbang.
"Assalamu'alaikum, permisi." Andre mengucapkan salam pada sang penghuni kamar.
Tapi tak ada jawaban dari sang pemilik kamar tersebut, pun pintunya juga tertutup rapat.
"Sorry, cari Ara, ya?" ujar Disa--- teman kosan Ara--- saat dia baru saja keluar dari kamar. Ia terkejut saat melihat ada dua orang laki-laki tepat berada di pintu kamar Ara.
"Iya, ada?"
"Ada. Bentar, ya, gue panggil dulu. Dia ada di kamar temen soalnya." Disa pun mulai pergi untuk memanggil Ara yang kini tengah berkumpul di kamar paling pojok, bersama dengan Nadine.
Saat sampai di kamar pojok, Disa langsung memanggil Ara dan menitah untuk segera ke tempat kamarnya.
"Ada apa, si, Mbak. Kok disuruh ke sana?" tanya Nadine yang bingung.
"Ada teman Ara, cowok. Kayanya tuh cowok yang pernah lo tolongin deh, Ra."
"Hah, serius Mbak?" Ara terkejut atas penuturan Disa. Itu berarti, Andreas yang berkunjung ke kosannya ini. Karena memang dia yang saat itu ia tolong dalam kecelakaan motor.
"Iya beneran, udah sana! Kasian tuh mereka nungguin." Ara pun buru-buru keluar dari kamar temannya itu, dan disusul oleh Nadine di belakangnya. Ara sempat meminta maaf pada teman-temannya yang lain, karena obrolannya tertunda. Mereka pun memaklumi hal itu.
Ara dan Nadine sudah sampai di teras kamar Ara. Mereka berdua cukup terkejut akan kedatangan Andre dan Kento. Sebenarnya, ada perlu apa mereka ke sini?
"Tunggu-tunggu, jangan bilang lo ngekos di sini, Ra?" tanya Kento pada Ara, karena mulutnya sudah gatal sedari tadi ingin berbicara.
"Iya Kak, gue emang ngekos di sini. Kalo boleh tau, ada perlu apa ya kalian ke sini?"
"Maaf-maaf aja, ni, gue gak bisa jelasin untuk itu. Mending lo tanya aja sendiri sama Andre," ucap Kento dengan santai. Sedangkan Andre, sudah memberikan tatapan tajamnya pada Kento.
Ara menaikkan alisnya sebelah, bingung dengan kakak kelasnya ini.
"Gua mau ngajak lo jalan," ucap Andre dengan cepat, juga tetap memasang wajahnya yang datar.
"Jalan, ke mana?"
"Ikut aja, nanti juga lo tau."
Ara menganggukkan kepalanya dan masuk ke kamar bersama dengan Nadine, untuk memilih baju mana yang akan ia pakai.
Setelah selesai, mereka berdua keluar. Di sana terdapat Andre dan Kento, yang masih setia berdiri di depan teras kamar Ara.
Andre membawa Ara masuk ke mobilnya. Sementara Kento, ditinggal bersama dengan Nadine yang masih setia berdiri seraya bersidekap dada.
"Kaya gini aja, dia lupa sama gue. Emang dasar." Kento mendumal seraya menatap Andre yang sudah melenggang jauh.
Nadine terkekeh akan ucapan Kento. Kemudian ia menyerahkan kunci mobilnya, agar mereka bisa pergi bersama.
"Biar gak bosen, kita jalan juga. Lo yang nyetir!" Kento dan Nadine, segera masuk ke dalam mobil. Kento melajukan mobilnya, hingga melesat jauh dari kawasan kosan yang Ara tinggali.
_________
Terima kasih ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDREAS (End)
Roman pour AdolescentsAndreas Kenaan. Cowok tampan bermulut pedas, tidak peduli akan lawan bicaranya siapa. Jika memang mereka sudah mengganggu ketenangannya, siap-siap saja mendapat sumpah serapah yang kasar dari mulutnya itu. Punya sorot mata yang tajam, sehingga siswa...