34. Kebahagiaan

528 36 0
                                    

Hari ini, tepat hari jum'at sore hari. Andre dan Kento sedang berada di kediaman ayah Marcel. Mereka membantu untuk mengemas semua barang Marcel ke rumah Fajar, karena ia akan tinggal di sana.

Mira sudah membujuk ayah Marcel untuk tinggal bersamanya mulai hari ini dan seterusnya. Dan Mira mendapat respon baik dari ayah Marcel. Katanya, ini memang sudah saatnya Marcel harus tinggal bersama Mira dan keluarga baru. Marcel sudah cukup kenyang mendapat kasih sayang seorang ayah, kini saatnya mendapatkan itu semua dari ibunya, Mira.

"Ini mau dibawa juga, gak?" tanya Kento, saat melihat miniatur kuda dan gajah yang terpajang di rak dinding kamar Marcel.

"Bawa juga, deh, gabung aja ke kardus yang itu! Miniatur itu hadiah dari papa saat gue ulang tahun ke lima belas. Jadi gue gak mau ninggalin hal yang berharga juga," ujar Marcel seraya tersenyum kepada Kento. Ia juga menitah Kento, agar miniatur tersebut dimasukkan saja ke dalam kardus.

Setelah selesai mengemas barang serta pakaian, mereka bertiga pamit pada ayah Marcel yang kebetulan sudah ada di rumah. Mereka tak lupa mencium punggung tangan ayah Marcel serta mengucap salam sebelum pergi.

Mobil melaju meninggalkan kawasan rumah minimalis milik ayah Marcel. Meninggalkan semua kenangan yang ada di dalamnya, itu semua kenangan terindah bagi Marcel juga ayahnya.

●●●

Tiba lah mereka di kediaman Fajar. Mereka langsung disambut hangat oleh bi Jum, asisten rumah tangga di sana. Juga ada Mira yang tengah mengembangkan senyumnya serta memeluk Marcel dengan erat. Ia bersyukur, akhirnya mereka akan tinggal bersama kembali dengan keluarga baru.

Sementara Fajar, belum pulang dari kantor, lantaran banyak sekali kerjaan hari ini. Dia sempat berpesan,  katanya pada pukul 07:00 sore ia akan pulang, kemungkinan besar sampai rumah jam 08:30/09:00 malam. Mira yang diberi pesan seperti itu, lantas memahami apa yang dialami suaminya. Pasti hal itu benar-benar lelah. Dan ia juga selalu meminta, untuk selalu menjaga kesehatan dan ia juga berpesan untuk hati-hati saat jalan pulang. Kebetulan juga hari ini Fajar menyupir sendiri, tidak dengan pak Darto, supir pribadi Fajar.

Andre, Marcel, dan Kento membawa barang-barang ke atas kamar Marcel, yang tepat di seberang kamar Andre. Mira dan bi Jum sudah membersihkan kamar itu, sehingga sudah bisa ditempati sekarang. Mira pamit ke dapur menyiapkan makan untuk mereka bersama, juga dibantu oleh bi Jum.

"Hah, akhirnya selesai juga nurunin barang-barang lo. Capek banget." Kento mengeluh seraya merebahkan dirinya di karpet bawah ranjang.

"Iya, cukup melelahkan." Andre pun membenarkan pernyataan Kento, dan ia memilih duduk di lantai menghadap ke arah pintu kaca balkon.

Sedangkan Marcel hanya tersenyum melihat kedua sahabatnya. Ia juga memilih mendaratkan bokongnya di samping menghadap ranjang. "Thanks atas kerja samanya. Gue pun sama, cape. Melelahkan banget hari ini, kalian is the best." Marcel berujar seraya mengangkat kedua ibu jarinya. Tak lama kemudian, mereka pun tertawa bersama.

"Andre, Marcel, Kento ... ayo turun! Mama masak banyak hari ini untuk kalian," ujar Mira saat berada di pintu kamar Marcel. Memberitahu mereka untuk segera makan bersama.

"Wih, enak nih kita makan-makan," ucap Kento dengan nada yang riang. Dan itu langsung mendapat jitakan dari Kento juga Andre. Memang kalau soal makanan, Kento ini paling-paling.

"Ayah belum pulang, Ma?" Andre bertanya seraya menuruni anak tangga.

"Belum, Ayah hari ini pulangnya telat. Sekitar jam setengah sembilan atau jam sembilanan lah," jelas Mira pada Andre. Dan sang empu hanya menganggukkan kepalanya saja.

ANDREAS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang