0.7

24K 2.4K 1.2K
                                    

Setelah mengirim pesan, Jeno memasukan ponselnya ke dalam saku celana, lalu terduduk di kursi tunggu setelah tirai di sana tertutup, hingga Jeno tidak bisa lagi melihat Sena.

Jeno tahu, di dalam sana semua perawat dan dokter tengah sibuk menangani Sena, pikiran Jeno menuju hal yang buruk, dan hal itu membuat Jeno tidak bisa berhenti gusar.

Sekitar satu jam kemudian dokter keluar dari IGD, dan bersamaan dengan itu Ares datang.

"Gimana keadaan teman saya dok?" Tanya Jeno.

"Apa ada keluarganya?"

"Jelasin ke saya aja" Pinta Jeno, dokter Kim menghela nafas lirih.

"Pasien mengalami overdosis obat, jantungnya sudah berhenti selama 5 menit, namun setelah di lakukan cpr jantungnya kembali berdetak. Keterlambatan melakukan pertolongan pertama yang paling fatal"

Jeno terkejut mendengar ucapan dokter Kim, lalu Jeno mengeluarkan botol obat yang ia temukan di atas paha Sena.

"Saya nemu ini" Ujar Jeno seraya memberikannya pada dokter Kim.

"Ini Diazepam, obat penenang. Sudah berapa lama pasien mengonsumsi obat ini?"

"Saya rasa gak pernah, ini pertama kalinya saya lihat"

"Saya kembalikan ini, pasien akan di pindahkan ke kamae rawat inap. Pasien sudah melewati masa kritisnya, namun kami belum bisa menentukan kapan pasien akan sadar"

"Iya dok, makasih"

Dokter Kim pun kembali memasuki ruang IGD, Hyunjin merebut botol obat itu dari tangan Jeno. "Gue gak yakin Sena minum obat ini"

Ares terlihat cemas, mereka merasa bersalah karena tidak segera menghampiri Sena di lokasi.

"Dan seharusnya lo tahu kalau Sena butuhin lo" Desis Jeno seraya menaruh ponsel Sena di tangan Hyunjin, ia juga melirik tajam Changbin, kemudian pergi dari sana.

"Sumpah, Sena baik-baik aja saat kita pisah di kampus, bahkan dia nelpon gue setelah beberapa menit kita pisah" Ujar Hyunjin meyakinkan teman-temannya.

"Ada yang enggak beres" Gumam Yohan.

Jaemin meraih ponsel Sena dan mengotak-atiknya, namun mereka tidak menemukan kecurigaan apapun mengenai obat itu.

"Kak, gue takut kak Sena pergi" Lirih Jisung, lalu Yohan merangkul Jisung.

"Jangan ngomong sembarangan"

**

Sudah 12 jam berlalu, namun Sena masih terlelap. Masker oksigen masih bertengger disana, detak jantung Sena terkadang melemah membuat kamar itu penuh oleh perawat dan dokter. Kondisi Sena tidak main-main, ia berada di ambang kematian karena overdosis obat keras.

Hyunjin tidak pergi kemana pun, ia menemani Sena di kamar rawat, bahkan ia terlelap di kursi agar tahu jika Sena terbangun.

Hyunjin merasa bersalah, mungkin saat Sena menelponnya Sena membutuhkan pertolongannya. Dan ia yakin, Sena bukan mencoba bunuh diri, namun seseorang membuatnya seperti itu. Jika Sena bunuh diri, ia tidak mungkin menelpon Hyunjin dan Changbin.

Pintu kamar Sena terbuka, menampilkan Bangchan disana. "Apa yang terjadi sama Sena?" Tanya Bangchan to the point.

"Overdosis obat penenang"

Bangchan mengerutkan dahinya "Setau gue Sena enggak minum itu"

"Ya, gue pun berfikir kayak gitu" Sahut Hyunjin, tiba-tiba ponsel Hyunjin berdering, pesan masuk dari Jaemin.

NO MERCY || Neverending Story + HHJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang