1.8

23.1K 2.1K 686
                                    

Jangan lupa Vomment.

.
.

.
.

Paginya, Jeno pergi ke rumah sakit seusai keinginan papanya. Dan kini Jeno memasuki ruang rawat kakaknya, tatapan tajam kakaknya langsung mengarah padanya. Kakaknya mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk.

"Apa yang kamu lakuin semalam?" Tanya Lee Sejong, kakak kandung Jeno, anak pertama dari keluarga Lee.

"Tolong jangan bilang sama siapaun, terutama papa sama mama" Gumam Jeno dengan tatapan yang penuh arti.

"Kutanya apa yang kamu lakuin di sana?!" Bentak Sejong, dan Jeno tidak berani untuk menjawab, ia malah memandang pinggiran brankar.

"Jangan bilang kamu ikut sama geng kriminal itu"

"M-maaf"

"LEE JENO!" Bentak Sejong, nafasnya memburu dan tatapannya tajam.

"Kembali ke rumah dan tinggalin Geng itu, atau kamu akan ku penjarakan seumur hidup" Desis Sejong.

"Aku udah nyaman sama kehidupanku"

Sejong memandang Jeno dengan tatapan tidak percaya. "Kamu gila?"

"Maaf" Lirih Jeno, lalu ia keluar dari kamar rawat Sejong, mengabaikan panggilan Sejong yang memintanya untuk kembali.

"Lee Jeno, kita bicara"

Langkah Jeno terhenti, ia mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuh, lalu menghela nafas lirih dan membalikan tubuhnya. Terlihat Papanya, Tuan Lee Donghae duduk di kursi tunggu. Jeno pun menghampiri papanya dan duduk di sampingnya.

"Kamu gak pernah jawab pertanyaan papa, kamu tinggal dimana selama ini?" Tanya Tuan Lee, membuat Jeno merasa sedikit lega, tampaknya kakaknya belum menceritakan tentang dirinya soal semalam.

"Di rumah teman"

"Gak mungkin, gak ada yang mau nampung teman selama 2 tahun ini tanpa di bayar. Terlebih kamu enggak pernah sedikit pun ambil uang pemberian papa"

"Aku baik pa, dimana pun aku berada, aku enggak akan ngerepotin papa"

Tuan Lee mendengus kecil "Pulang ke rumah, walau seminggu sekali, temuin mama kamu"

"Mama? Mamaku di Jeju" Sahut Jeno, lalu tersenyum kecil, membuat Tuan Lee mengeraskan rahangnya.

"Aku akan pulang kalau Papa ceraiin wanita gila itu, gak peduli papa mau balik lagi sama mama atau enggak" Ujar Jeno seraya beranjak dari kursinya, lalu pergi meninggalkan Papanya.

Jeno mengusak kasar surainya dan mendengus kecil, harusnya ia mengabaikan pesan Papanya.

**

Sena melirik Hyunjin yang tengah berbaring di sofa ruang tengah, lalu ia membawa dua cangkir kopi di tangannya dan menaruhnya di atas meja.

"Siang-siang minum kopi?" Gumam Hyunjin seraya turun dari sofa dan duduk di atas karpet bersama Sena.

Sena pun merengut dan menarik kedua kopi itu ke arahnya "Gak apa-apa kalau enggak mau"

Hyunjin menahan tawa, lalu ia mengambil satu cangkir kopi itu "Gue kan cuma nanya"

Sena mengaduk-aduk kopinya dengan sendok kecil, sementara Hyunjin sudah menyeruput kopinya.

"Minggu lalu Sehun datang kesini, dia nyari lo juga dan kita bilang kalau lo kabur" Ujar Hyunjin yang membuat Sena mengerutkan dahinya.

NO MERCY || Neverending Story + HHJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang