3.1

15.4K 2.1K 367
                                    

Temen-temen, hargai karyaku yang enggak sempurna ini ya? 💜💜

Terimakasih yang udah menghargai dan mengikuti sampai sejauh ini.

Kali ini aku double Update.

Ayo di Follow akun Wattpad aku, setelah ff ini selesai akan ada FF baru.

Dan jangan lupa Vomment yang banyak. Merayakan detik-detik perpisahan kalian dengan 'NO MERCY'

Terimakasih. 💜💜💜

**

Angin Sore menerpa lumayan kencang, membuat Hyunjin yang tengah pingsan itu mulai sadarkan diri.

Ia lemas, bahkan untuk membuka mata saja rasanya sulit, yang ia rasakan saat ini sakit di seluruh tubuhnya.

Hyunjin melihat ke sekitar, pemandangan langit biru tertangkap penglihatannya, suara deru ombak yang menyambar karang terdengar jelas.

Hyunjin berjengit saat ujung sepatu pantopel mengenai pipinya, ia pun mengangkat wajahnya. Oh Sehun tengah menatapnya saat ini.

"Waktunya bangun, Hwang Hyunjin" Desis Sehun, lalu kedua anak buah Sehun menarik tubuh Hyunjin agar posisinya berlutut.

"Apa yang kamu lakukan?" Lirih Hyunjin dengan suara yang hampir tak terdengar.

"Memberikanmu pemandangan yang indah, sebelum aku membunuhmu dan tuhan membawamu ke neraka" Sahut Sehun yang membuat Hyunjin memejamkan matanya sejenak.

Sehun menghela nafas lirih, lalu ia berjalan menuju sisi tebing. "Ibuku di kremasi, dan aku membuang abunya di sini. Dan sebentar lagi kamu akan kubuang kesana, agar ibuku bisa melihat mayatmu yang di makan ikan hiu"

Hyunjin hanya terdiam, ia meratapi hidupnya yag berakhir seperti ini, ia berharap jika ia mati, Sehun harus ikut mati bersamanya, agar Sena bisa hidup tenang di dunia ini.

**

Sementara itu, Ares tampak sibuk dengan mencari keberadaan Hyunjin, dengan cara melacak nomor ponsel Sehun atau pun anak buahnya, walau sulit dan memakan waktu lama, mengingat Sehun memasang pengaman yang cukup kuat.

Jeno bingung, ia harus melibatkan pihak polisi atau tidak, ia takut Ares ikut terseret kedalam masalah ini, tapi sekarang benar-benar sedang darurat.

"Incheon, pelabuhan" Ujar Jaemin yang membuat mereka menoleh.

"Dapat di titik yang pas?" Tanya Jisung.

"Enggak, pokoknya di pelabuhan Incheon"

"Incheon luas"

"Kita pergi sekarang, seenggaknya kita berusaha nyari buat nyelametin Hyunjin sebelum terlambat" Sahut Jaemin lagi, mereka setuju dan segera pergi menuju Incheon.

**

Hyunjin hanya pasrah saat Sehun terus menendangi perutnya berulang kali, kedua tangannya di ikat ke belakang dengan erat.

"Hentikan kak!! Hentikan!!!"

Hyunjin terbelalak mendengar suara Sena yang menangis keras, lalu ia mengedarkan pandangannya, ia melihat Sena yang berjalan dari arah depannya dengan kedua tangan yang di ikat, dua orang memegangi bahu Sena.

"Jangan libatkan Sena, aku mohon" Lirih Hyunjin, dan Sehun tertawa remeh.

"Akan lebih baik jika dia menyaksikan kematianmu"

NO MERCY || Neverending Story + HHJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang