NO MERCY || Neverending Story + HHJ

1.3

Jangan lupa Vomment
🌚🌚🌚🌚🌚

.

NO MERCY

.
.
.
.
.

Sore ini Sena tersenyum melihat pemandangan indah di hadapannya. Sebuah kolam renang yang berada di atas dataran tinggi, lalu pegunungan indah terpampang jelas di sana. Benar-benar hijau dan asri.

Sena menolehkan kepalanya dimana teman-temannya tengah membawa barang-barangnya ke dalam penginapan. Sementara dirinya sudah selesai membawa barang-barangnya ke kamar di bantu oleh Jeno. Sena satu kamar dengan Jeno, mengingat disini tidak di batasi antara laki-laki dan perempuan, mereka bebas memilih teman sekamar.

Hari mulai gelap, Sena bergegas pergi ke kamar dan melihat Jeno yang tengah mengambil pakaiannya dari dalam koper.

"Jam berapa acaranya di mulai?" Tanya Jeno.

"Jam 9" Sahut Sena seraya membuka salah satu cemilannya.

Jeno tidak menyahut lagi, ia memasuki toilet untuk membersihkan diri. Sementara Sena sibuk makan di atas kasurnya, kemudian berbaring di kasurnya dan terlelap tanpa di sengaja, bahkan Sena tidak sadar makanannya jatuh berserakan di samping tubuhnya.

**

"Jin, kayaknya Sena suka sama kamu" Ujar Allura seraya memainkan daun di tangannya.

"Kenapa tiba-tiba ngomong gitu?"

"Dia keliatan gak suka aku pacaran sama kamu, dia bahkan jadi sedikit jahat setelah tahu kita pacaran"

"Jangan berfikir kayak gitu, aku udah anggap Sena sebagai keluargaku sendiri, kita udah dekat selama 2 tahun ini. Itu waktu yang lumayan lama"

"Maaf, aku jadi sensitif kayak gini, aku cuma takut kamu ninggalin aku demi Sena" Ujar Allura seraya menatap Hyunjin.

Hyunjin tersenyum dan merangkul bahu Allura, menarik kepala Allura hingga bersandar di bahunya. "Aku sayang kamu Al" Bisik Hyunjin, dan Allura tersenyum kecut.

"Aku cinta sama kamu, Hyunjin"

**

Jam sudah menunjukan pukul 8 malam, Changbin dan Hyunjin masih bersantai di kamar mereka, namun mereka tidak banyak mengobrol karena Changbin masih kesal soal masalah Sena dan Hyunjin.

Sementara di kamar Sena, Jeno memperhatikan bagaimana Sena memoles wajahnya dengan telaten.

"Kenapa lo dandannya lama?" Tanya Jeno.

"Ya biar rapi. Lihat, alis gue gak miring sebelah kan?" Tanya Sena seraya menatap Jeno, Jeno tertawa pelan sambil menggeleng.

"Huh jangan ngetawain gue" Dumal Sena seraya kembali memoles wajahnya.

"Hm maaf maaf"

"Jen, mending lo catokin rambut gue"

"Hah? Mana gue bisa?"

"Bisa kok, liatin nih" Ujar Sena seraya memberi contoh pada Jeno.

"Jangan pegang yang bagian ini, panas. Lo cukup ambil rambut gue sedikit-sedikit, terus tarik kebawah, ulang dua kali aja" Ujar Sena, lalu memberikan alat pelurus rambut itu pada Jeno.