Seharian ini jadwal mereka penuh. Full untuk kegiatan outdoor, yang seharusnya dilakukan oleh pelajar tingkat menengah atas.
Di sadengan pun mereka cuma lihat banteng doang. Kata pemandunya, yang sering kelihatan dan muncul hanyalah banteng. Itu pun harus pakai teropong biar jelas. Untuk satwa lainnya ada di pedalaman sadengan, yang mana sulit dijangkau oleh teropong.
Setelah ke sadengan mereka naik truk kembali, posisinya pun tetap. Mina ada di belakangnya Mingyu.
Canggung, ada.
Mina gak lupa dengan apa yang terjadi antaranya dengan Mingyu beberapa waktu lalu.
Namun ia berusaha untuk bersikap normal, tidak ingin terlalu malu di depan Mingyu.
Destinasi selanjutnya adalah bedul, hutan mangrove. Jarak antara sadengan ke bedul lumayan jauh, sampai Yuju ketiduran dalam posisi berdiri dan kepala bersandar di tangan.
Mina yang melihat dari jauh cuma bisa geleng kepala.
Sesampainya di bedul, mereka langsung mengantre untuk naik perahu menuju hutan mangrove.
Kini tugas Lisa sama Jiho buat menelaah apa saja yang ada di sana.
"pelit banget sih lo?!"
"suka suka gue,"
"Minaaa,"
"apasih Ho?"
Jiho cengengesan. Ada niat terselubung nih baunya.
"minta tolong dong," pinta Jiho dengan suara yang dibuat-buat imut.
Mina otomatis bergidik ngeri. Pasti, emang pasti ada apa-apanya.
"mintol fotoin bayi monyet di sana,"
"bangsat,"
Akhirnya Mina mengumpat juga setelah lama terpendam dalam hati dan benaknya.
"Minaa!" tegur Rose yang kebetulan lewat di sana.
Gadia itu menghampiri Mina dan Jiho kemudian melototi perbuatan Mina barusan.
"kembaran lo nih, masa iya gue disuruh moto anak monyet?" adu Mina pada Rose.
"gue kan minta tolong," sanggah Jiho dengan cepat.
"sekecil apa sih bayi monyetnya?" Rose malah penasaran dengan bentuk dan ukuran bayi monyet yang dimaksud sama Jiho.
Jiho, ia menunjuk ke salah satu pohon agak pendek. Di mana ada beberapa sekumpulan monyet singgah di sana.
"jangan ditunjuk bego! Nanti kesini lagi," kata Mina memukul pelan tangan Jiho. Sampai gadis itu mengerucutkan bibir sambil mengusap bekas pukulan Mina, meski gak bener-bener sakit.
Di pohon itu, terlihat juga seekor induk monyet menggendong anaknya.
"anjir susunya loyo," adalah pernyataan Rose setelah melihat induk monyetnya.
"astagfirullah mau ngakak,"
"kok bisa gitu sih?" Eunha ikut-ikutan.
"ya mana gue tahu, tanya mama lo sana," sahut Yuju.
Kini perhatian mereka berenam ada pada induk monyet yang payudaranya melorot.
"Ho, cepetan difoto. Mumpung bayinya lagi nenen," suruh Lisa.
"bahasa lo bagusan dikit bisa gak sih, nyusu misal," komen Rose.
Kepala Rose mendapat jitakan dari Jiho, "sama aja lo berdua," katanya sebelum meninggalkan tempat.
Lisa mau teriak ingat tempat. Makanya gak jadi teriak.
Karena gak mau disuruh ngefoto, Eunha sama Rose lari kebirit.
Yuju melihat situasi, ia pun ikut kabur sama halnya dengan Rose dan Eunha.
Tersisa Mina.
"bangsul nih anak-anak. Min, fotoin dong,"
"dih, ogah. Lo aja yang ngefoto, kan tugas lo di bedul,"
"tapi gue gak tahan liat susunya, gimana dong?"
Mina mau ketawa aja rasanya. Padahal gak lucu sama sekali.
"nih nih gue serahin sama lo,"
"ehh, lo mau kemana Lis? Woy Lisa!"
Lisa ninggal Mina. Mina kebingungan. Pasalnya dia eneg lihat monyet itu. Gak ada selera buat ngefotoin.
"syalan banget idup gue," pasrah Mina.
Ia mencoba mengambil beberapa gambar, namun hasilnya makin jelek dari foto-foto sebelumnya.
Ia beneran gak tahan lihat monyet di sana. Takut tiba-tiba loncat dan dicakar. Serem kalau dibayangin.
"butuh bantuan gak?" tawar seseorang padanya.
Siapa lagi kalau bukan Mingyu.
"butuh, butuh banget malahan."
Mingyu tersenyum tipis.
"fotoin tuh monyet bisa kan?"
"yang mana?"
"itu, yang di pohon deket perahu,"
"oh okee. Oh ya Min,"
"kenapa?"
"lo gak mau difoto juga?"
Ekhem.
Mina membasahi tenggorokannya sebelum batinnya berteriak keras.
MON MAAF PAK. BAPAKNYA MAU MODUS APA GIMANA NIH?
KOK PEPET TERUS RASANYA???
••••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hello Goodbye Reomit
--
Gak penting sih chap ini, kebanyakan basa-basi.
Tapi aku berniat mau ngasih gambaran tentang alas purwo ke kalian. Yang gak tahu di mana alas purwo, alas purwo itu di Banyuwangi.
Adakah diantara kalian yang rumahnya di Banyuwangi?
Terlebih, aku mau menghilangkan pandangan mistis tentang alas purwo. Setiap tempat pasti ada penjaga dan penghuninya. Itu semua juga bergantung sama perilaku kita ketika berkunjung. Kalau baik, gak akan diganggu, gak akan ada hal-hal aneh yang terjadi. Juga selalu jaga iman.
Oke, sekian cuap cuap dari mijan, dengan kutip "berbagi pengalaman gitcu"