💌empatbelas

1K 155 13
                                    

"mau kemana?" tanya lelaki berpakaian kasual itu.

Lino menghentikan kegiatannya memakai jaket, menatap papanya yang tengah menatapnya juga dengan pandangan bertanya.

"mau jemput temen,"

"temen? Emang punya?"

"punyalah. Jangan kira Lino kayak papa ya," lelaki tua tadi membuka mulutnya sedikit, tertawa.

"buah jatuh gak jauh dari pohonnya, sayang," balas papa Lino sembari meredakan tawanya.

"mau jemput temen apa cewek hm?"

Lino membisu, "semerdeka papa deh," jawab Lino segera pamit pada papanya.

Nyatanya, meski sedang bersama sang papa, pikiran Lino masih saja tertuju pada Mina. Dia khawatir kalau gadis itu bakal pulang telat, mengingat tadi Mina sempat bilang kalau dia males pulang.

Rela berlarian karena menurutnya tidak berguna menaiki kendaraan umum. Lagi pula berlari adalah hal biasa baginya.

Lino tanpa terengah pun sampai di rumah Mina. Pandangannya langsung jatuh pada kamar Mina yang menyala namun tidak dengan gorden yang tertutup, artinya Mina belum pulang.

Ia mendesah begitu tahu gadisnya belum pulang.

Ia pun memutar arah kembali ke sekolah dengan berlari. Kali ini jaraknya lumayan jauh, makanya sesampai di sana napas Lino terengah bahkan keningnya berkeringat.

Namun semua itu terasa sia-sia baginya. Karena di bawah senja, Mina bercanda ria dengan seseorang yang amat dia kenal.

Berbeda ketika dengannya. Mina akan lebih sering merengut bahkan jarang Mina menarik ujung bibirnya untuk sekedar tersenyum, apalagi tertawa lepas seperti yang saat ini dia lihat.

Sungguh pemandangan yang langka bagi Lino.

Dan entah kenapa bisa, hampir sebagian hatinya terasa seperti disengat tawon. Sakit.

"tolol! Ngapain gue khawatir?!" umpat Lino kepada dirinya sendiri.

💌



"kok bisa? Emangnya Yuvin waktu itu gak bisa naik sepeda?" tanya Mina disela tawanya.

Baru kali ini Mingyu ngelucu padanya. Dan sukses membuat perutnya dikocok karena kerecehan adik Mingyu.

"bisa. Cuma ya gitu, harus pake roda tambahan,"

Mina balik ketawa. Lucu aja bayangin Yuvin yang udah gede pakai sepeda roda empat.

Melihat Mina tertawa seperti ini, secara otomatis melegakan hatinya.

Seneng aja melihat Mina tertawa lepas karenanya.

"mau pulang?"

"apa?"

"mau pulang?"

"lo mau pulang?"

"kok balik tanya,"

"oh lo tanya gue?"

"iyaa emang di sini ada siapa lagi selain kita?"

Ikkumplikat | Mingmin✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang