Mina gak suka harus dianggurin. Setidaknya kalau ingin bermesraan jangan di depan Mina dan lebih baik mengantar Mina dulu ke sekolah.
Rasanya tuh keberadaannya gak dihargai sama sekali oleh Mingyu.
Cowok itu nyatanya sok asik kalau lagi sama pacar.
Terbukti, tawa yang selalu Mina nanti ternyata harus Mina dengar karena orang lain.
Mingyu yang jarang senyum, senyuman hangat yang ingin Mina lihat setiap hari, harus melalui orang lain.
Haruskah Mina bersyukur melihat dan mendengar semuanya walau bukan dia penyebab itu semua?
"Mingyu, lama gak?" Mina memutuskan untuk berbicara dengan Mingyu. Kalau gak gini Mina jadi patung lama-lama.
Cowok itu meliriknya sekilas. Entah apa yang dibicarakannya dengan sang kekasih, Mina gak mau denger.
Yang dia mau sekarang adalah balik ke sekolah. Selain panas di hati, perutnya juga panas belum diisi karbohidrat.
Lagi pula dia gerah, badannya lengket semua karena keringat.
"sori,"
Mina tidak membalasnya. Dia malah pergi tanpa mengucapkan apa-apa untuk mengambil tasnya.
Selesai, mereka berdua pergi dari lapangan sebagai siswa terakhir.
"gue ke indo bentar,"
"gak usah ijin. Gue cuma numpang," balas Mina sengit.
Mina merasa dejavu.
Tadi Mingyu bilangnya ke alfa, sekarang indo. Demen banget pergi ke sana.
Dan karena terlalu dongkol, mina gak sadar dengan apa yang dia ucapkan barusan.
Perkataan Mina seolah menusuk relung hati Mingyu. Sampai-sampai cowok itu merasa bersalah pada Mina membuat gadis itu menunggu terlalu lama.
Melihat perusahaan dagang seperti kata Mingyu, motor yang dia tumpangi berbelok dan berhenti di pelataran parkir.
"gue cuma sebentar," Mina gak noleh atau pun jawab. Dia mengutak-atik hpnya, padahal gak ada perlakukan apa pun terhadap benda persegi panjang dalam genggamannya itu.
Sok jual mahal.
Sesuai perkataannya. Tak lama cowok itu sudah ada di depannya.
Lagi dan lagi dalam keadaan menggenggam ponsel. Berhenti di tengah jalan hanya sekedar membalas pesan sang kekasih.
Mina kembali berdecak, dalam hati. Mana mungkin dia berdecak di depan Mingyu senekat itu? Mina cuma numpang, jadi harus sabar menunggu pemilik motor siap membawanya pergi.
"sori lama,"
Mina diam lagi. Bingung mau jawab apa.
Mendadak gak jadi marah mendengar permintaan maaf dari Mingyu. Terdengar tulus di telinganya. Atau ini efek samping terlalu berharap dengan Mingyu?
Sesuatu yang mustahil digapai meski sudah terlihat jelas di depan mata?
Sepanjang perjalanan pikiran Mina menjadi ruwet. Seperti benang yang mbulet, tidak ada ujungnya. Sampai gadis itu tidak sadar kalau dirinya sudah di parkiran sekolah.
Mingyu mau manggil Mina gak enak. Dia sungkan setelah menyebabkan perubahan mood pada Mina. Dari yang tadi ketawa terus, senyum tiada henti, ceria banget, kini menjadi seperti dirinya. Diam. Tak banyak bicara.
"Mina,"
Suara itu, menggetarkan hati Mina untuk sesaat. Kedua matanya melebar atas seruan namanya.
Untuk kali pertama, Mingyu memanggil namanya tanpa disuruh.
Keajaiban apa ini???
Mina gelagapan, buru-buru mengatur mimik mukanya biar kelihatan flat, seperti marah.
"makasih," kata Mina singkat. Ia menjauh dari jangkauan Mingyu secepat mungkin. Sebab berada di samping Mingyu tidak baik untuk kesehatan jantungnya.
"Minaa!"
Langkah gadis itu terhenti.
Namanya dipanggil lagi sama Mingyu.
Tidak tahu bahwa Mingyu berlari ke arahnya, Mina hanya diam terbujur kaku.
"maaf buat yang tadi, nih gue tahu lo nahan laper,"
DEMI APA MINGYU NGOMONG SEPANJANG INI KE DIAA??? SEBELAS KATA LOH!!!!
DAN APA INII???
ROTI PLUS SUSU BANANA??
"kak Mina kan?"
Siapa nih?
"dia pacar gue,"
Asw.
••••Hello Goodbye
Reomit
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikkumplikat | Mingmin✅
Fanfiction"sebenernya lo suka gak sih sama gue?" 💌Mingmin series ↔️97line project Top Rank #1-Mingyu #4-Mingmin