💌duapuluhtiga

842 128 4
                                    

"nih minum," Mina mengambil sebotol mineral dari tangan Mingyu. Namun hanya dipangku dalam pangkuannya tanpa berniat membuka tutup botolnya dan meminumnya.

Mingyu tersenyum kecut dan duduk di samping Mina. Gadis itu masih marah soal Sakura yang lebih dulu tiba di uks daripada Mina.

Mingyu? Dia juga marah, kecewa, dan sedih? Entahlah. Dia sendiri tidak bisa mendeskripsikan kondisi hatinya saat ini.

Banyak pertanyaan yang ingin dia ajukan untuk Sakura. Buat apa gadisnya ada di sana? Namun dia sadar betul akan ucapan Yuju padanya di uks tadi. Mungkin Sakura menaruh hati pada Lino.

Tidak diragukan lagi kalau pesona Lino banyak memikat para gadis. Dia emang lebih berani dan cool dari cowok mana pun. Lagian cewek mana yang gak jatuh hati sama Lino?

"makasih buat minumannya,"

Kepalanya tertoleh sekaligus mengakhiri pemikiran ruwetnya.

Mingyu menarik ujung bibirnya ke atas membentuk lengkungan tipis, "sama-sama,"

Tak ada yang berbicara lagi. Mina juga enggan membuka suara, baginya diam adalah perlakuan paling tepat saat ini.

"lo belum jawab pertanyaan gue waktu itu," ujar Mingyu tiba-tiba.

Kini giliran Mina yang menoleh, ia menatap Mingyu dengan bertanya-tanya.

"pertanyaan yang mana?" tanya Mina ragu. Takutnya dia memang lupa dengan pertanyaan dari cowok di sampingnya ini.

Atau mungkin Mina yang tidak ingin menjawabnya lalu ditagih untuk jawaban atas pertanyaan Mingyu.

"tentang anemia anemia itu, lo gak lupa kan? Lo udah baca chat dari gue," kata Mingyu membantu Mina mengingat pertanyaan mana yang pernah dia tanyakan pada gadis itu.

"gimana? Lo gak ada niatan buat hilangin rasa penasaran gue?" sambungnya karena Mina tetap diam, meski sudah tahu.

Cewek itu mengangkat bahunya. Gak tahu. Kemudian mengulas senyum yang dipaksakan.

"bukan gue yang sakit. Apa jawaban gue bisa menghilangkan penasaran di benak lo?" tanyanya. Mereka membangun kontak mata.

Sedang Mingyu diam-diam mendesah lega. Syukurlah kalau bukan Mina yang mengidap anemia. Jadi...

"eum, Lino yang anemia,"

Kalimat pernyataan yang tidak pernah Mingyu duga sebelumnya.

Cowok sehebat dan senakal Lino punya masalah kesehatan?

Tidak bisa dipercaya kalau ternyata seseorang yang tangguh menyimpan sisi lain yang tidak diketahui banyak orang.

"Dari awal gue gak pernah bilang kalau punya anemia, gue cuma menebus obat Lino, gak lebih," papar Mina mulai bercerita.

Alasannya karena terlanjur. Dia lelah menyimpan beban itu sendirian dengan Lino. Dia ingin sekali aja seseorang mendengar keluh kesahnya. Biarkan Mina damai dengan bebannya.

"Lino, semua orang selalu salah mengartikan kedekatan gue dengan cowok itu. Nyatanya Lino adalah tanggung jawab gue. Dia udah kayak adek buat gue. Kalau ditanya gue sayang apa enggak sama Lino, gue jawab iya. Gue sayang banget sama dia. Gue khawatir? Iya, gue khawatir sama keadaan Lino. Tapi cowok itu gak pernah sekali pun mikirin kesehatannya sendiri," tutur Mina lembut tanpa keraguan sama sekali.

Keberanian dari mana asalnya dia bisa percaya gitu aja sama Mingyu. Seolah Mingyu sudah mengenalnya banyak.

"dia selalu jadi pembangkang. Gak pernah dengerin omongan gue, dia selalu kepala batu, susah dibujuk, susah diatur, susah dibilangin. Gimana pun keadaannya, gue tetep sayang sama dia."

"gue sayang banget sama Lino, Ming, gue sayang sama dia,"

Kalimat terakhir yang Mina ucapkan.l dengan sangat lemah. Ia merasa sedikit sesak mengetahui fakta kalau Lino gak pernah peduli sama dirinya sendiri. Dia selalu membahayakan dirinya demi Mina. Apapun kondisinya.

Menyesal. Bersalah.

Mina merasakan itu semua. Dia tidak tahu bagaimana cara menebusnya dan menyadarkan Lino kalau kehidupan dia juga sama pentingnya dengan kehidupannya sendiri.





••••

Hello GoodbyeReomit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello Goodbye
Reomit

💌Satu kata buat Lino?

Ikkumplikat | Mingmin✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang