Senyum merekah di wajah manis Sakura. Mina gak sengaja ketemu ceweknya Mingyu di perpustakaan. Sekalian deh mereka belajar bareng. Dan ini adalah kesempatan bagi Mina untuk tahu siapa nama gadis itu.
Meski harus membuang gengsinya terlebih dahulu.
"jadi, lo anaknya tante Irene," bukan pertanyaan melainkan pernyataan yang disampaikan oleh Mina.
"dunia sempit banget ya," kata Mina karena ucapannya tadi tidak ditanggapi oleh Sakura.
Gadis itu malah sibuk dengan dunianya dalam buku tipis sekumpulan puisi klasik. Tahun 70-an.
"emang sempit sih," kata Mina pada dirinya sendiri sembari melirik Sakura yang anteng dalam posisinya sekarang.
"salah gue apa bisa terhubung sama lo," gumam Mina lebih ke bentuk pertanyaan. Entah untuk siapa. Yang jelas Mina gak tahu kenapa bisa begitu.
Wanita yang kemarin malam dia temui adalah teman bunda sekaligus ayahnya. Teman sejak kecil yang di kehidupan selanjutnya mereka berpisah karena urusan pekerjaan dan cita-cita.
Tapi hubungan keduanya masih membaik hingga saat ini. Buktinya Tante Irene masih sering mengajaknya keluar, berkunjung ke rumah, meski selalu berdua dengan suaminya. Katanya sih anak perempuan mereka males poll. Gak mau kalau diajak keluar.
Hem, muna banget gitu loh.
Diajak jalan sama Mingyu aja mau.
"Kura gue duluan ya," ucap Mina ikutan manggil Sakura dengan nama pendeknya, Kura.
Padahal baru tahu namanya tadi, Mina udah sok akrab. Emang sifat Mina yang gampang deket sama orang maybe.
Sakura bodo amat. Dia udah nyaman sama dunianya sendiri. Mina pamitan juga gak peduli.
Membuat Mina berdecak lidah mengiringi langkahnya keluar perpustakaan. Sebelumnya berhenti dulu di meja depan buat ngisi buku peminjaman. Dikarenakan Mina udah nemu apa yang dia cari di sini.
"makasih pak ben,"
"hm, jangan sampe nunggak lagi. Mingdep harus dikembaliin," kata pak ben mengingatkan Mina.
Ia hanya tersenyum kecil sambil tangannya membentuk tanda peace, "tenang, Mina gak bakalan lupa lagi,"
"halah pret, kemarin kemarin juga bilang gitu tapi nunggak,"
"pak ben mah selalu gitu. Gak pernah gak bahas kesalahan Mina,"
"makanya tepat waktu kalau ngembaliin buku,"
"nggeh nggeh, siap," kata Mina pada akhirnya. Bosen diceramahi pak ben berkacamata ini.
"duluan pak,"
"yoi,"
Mina memeluk bukunya dan berjalan keluar perpustakaan.
Tepat di depan pintu, Mina berhenti melangkah.
Kok?
Mina mengendus lebih kuat lagi.
Kok?
Diendus lagi. Mumpung sepi nih koridornya. Mana mau anak-anak main di perpustakaan? Jarang.
Bau ini?
Kayak kenal sama bau-bau ini. Punya siapa ya?
Mikir bentar. Pandangannya jatuh ke depan koridor. Parfum siapakah ini? Kenapa menyengat sekali dalam indera penciumannya?
Baunya tajam, khususnya bagi Mina. Seolah bau ini bukan hal baru buatnya.
"Mingyu?" ujarnya tanpa sadar ketika sepasang matanya melihat sosok tinggi menjulang, rambut disisir rapi, kerah atas terbuka.
"gue lupa, ini parfum Mingyu," kata Mina pada diri sendiri. Menepuk pelan kepalanya gegara lupa hal sepenting itu.
"ngedrama dulu ah,"
💌
"Mingyu,"
Yang dipanggil noleh. Alis Mingyu berkerut.
"gue boleh minta tolong gak?" tanya Mina selagi dia mendekat ke arah Mingyu. Mumpung Mina inget tugas yang dikasih sama bu ning soal nyetok obat-obatan di uks.
"apa?" tanya Mingyu.
"tolongin gue ngambil obat-obatan di apotek,"
Mingyu nampak menimang. Agak enggan untuk mengiyakan ajakan Mina. Kelihatan sih dari mimik mukanya. Kalau nolak berarti Mingyu sayang pacar. Gitu aja pikir Mina. Gak ribet.
Soalnya Sakura masih nunggu di perpustakaan.
Mereka itu pacaran yang faedah banget. Belajar sambil pacaran, ikut lomba lomba bidang akademik juga selalu setim. Makanya guru-guru segan kalau mereka berdua itu memberi hal positif bagi sekolah maupun mereka sendiri.
"kalau lo gak bisa gapapa, gue bisa berangkat sendiri," kata Mina pasrah. Pupus harapannya pergi berdua sama Mingyu.
Dia pun pergi dari hadapan Mingyu. Buat apa di sana lama-lama?
"Mina,"
Deg!
Seolah dejavu, langkah Mina otomatis terhenti.
"iya?" tanya Mina setelah balik badan. Mingyu ngusap tengkuknya.
Hati Mina udah siap dengan segala harapannya. Bahkan senyumnya terlihat menaruh banyak harapan pada Mingyu.
Pls, bilang bisa.
Pls, bilang gue bisa bantu lo.
Pls, Ming, bilang iya.
Semenjak Mingyu memanggilnya, sang hati tak berhenti merapalkan doa pengharapan. Menatap Mingyu dengan mata berbinar.
"Kenapa Ming?" tanya Mina lagi. Udah gak sabar hatinya.
Kikuk, Mingyu ngomong, "gue bisa anter lo,"
Seketika itu senyum Mina melebar dengan hati menghangat.
••••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hello Goodbye Reomit
~♥~
Miyawaki Sakura
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.