💌duapuluhtujuh

817 121 5
                                    

Di grup kelas rame bahas apa aja yang dibawa selama study tour. Mina gak ambil pusing sih, dia masih males siap-siap.

Lagian berangkatnya bukan besok, masih lusa. Hari ini masih ada waktu buat santai-santai.

"No, jalan-jalan skuy,"

Salah satu yang bikin Mina santai adalah keberadaan Lino. Selama Lino dipepet sama demitnya Mingyu, cowok itu gak pernah ada waktu main ke rumah Mina.

Nganter Mina ke sekolah aja jarang. Untungnya Mingyu cepat tanggap dalam mengendalikan demitnya itu biar gak kurang ajar.

Mina bukannya nyalahin Sakura, dia paham. Paham banget malahan, kalau perasaan seseorang itu gak bisa dipaksa. Dateng sendiri, hilangnya pun susah dan kadang bikin orang stres.

Karena Mina sendiri juga mengalaminya. Susah banget buat move on dari Kiming.

Ada aja cobaannya.

Tetapi Sakura juga gak boleh tamak, entar endingnya gak apik.

Gini-gini Mina peduli sama Sakura. Dia gak pingin adek kelasnya ini bernasib sama dengan sepupunya yang sekarang dikubur dalam tanah, cuma karena pemikirannya yang dangkal dan terlalu egois. Hanya karena cowok, dia mengakhiri hidupnya. Meski Mina yakin Sakura bukan tipe orang yang seperti itu.

Tapi tetep aja, sebaik-baiknya orang bisa menyimpang. Dunia ini gak ada yang mustahil, kawan.

"Sakura ada di kamarnya, kamu masuk aja gapapa,"

"siap tan,"

Ia berjalan menyusuri rumah Sakura karena waktu itu diajak sama bunda ayahnya. Itung-itung pingin tahu kebiasaan Sakura, demitnya Mingyu.

Apa bener kalau Sakura itu cewek mageran?

Dan seratus persen bener. Mina aja semager-magernya masih mau menyambut tamu meski ujungnya juga di kamar.

Tapi Sakura? Enggak sama sekali. Disuruh buat minum juga gak mau. Boro-boro nyambut tamu. Keluar kamar aja ogah.

"Sakuraaa," panggil Mina pelan bernada. Ia mengetuk pintu di depannya. Sekali dua kali.

Belum ada tanggapan dari dalam.

"Sakura, ini gue Mina,"

Sejauh ini yang Mina denger cuma suara deru napasnya.

"gue masuk ya?" tanya Mina minta ijin.

Tapi, baru mau megang gagang pintu ia mikir lagi. Namanya gak sopan. Gak tahu tata krama.

"gak boleh, gue gak boleh lancang," katanya pada diri sendiri.

"masuk aja kak," kedua mata Mina membeo. Itu suara Sakura kan?

Umur berapa dia nyuruh gue seenaknya?!

"hehe iya iya, gue masuk yaa," kata Mina terpaksa. Jadinya dia masuk karena udah dapet ijin sama yang punya kamar.

Waktu masuk Mina gak kaget sama bentuk kamar Sakura. Tahu sendiri gimana sifat ibunya Sakura yang selalu ngomongin anaknya ke Mina.

"maaf ya kak, aku lagi maskeran jadi gak denger,"

Dan Mina pun bertanya-tanya. Apa Sakura menggunakan masker di telinga?

"oh santuy,"

"makasih kak," Mina balas bergumam.

Hening.

Ia juga bingung kenapa masuk ke kamar Sakura. Motivasinya apa coba? Kenapa bisa kepikiran buat ketemu Sakura?

"kak,"

Mina berjengit kaget, "iya?"

"aku mau tanya boleh gak?"

Mina mengusap dagunya pelan, katanya berpikir lebih baik daripada bertindak, "boleh deh, tanya apa?"

"kakak suka sama Lino?"

Bak disambar petir, Mina duduk dengan sangat kaku. Plus kedua mata melotot sempurna.

"enggak," jawabnya sembari menahan napas. Deg deg an aja ditanya gini.

Sakura lanjut tanya, seolah gak ada rasa sungkannya sama sekali ke Mina.

"kalau sama kak Mingyu? Suka gak?"

Suka.

"engggak,"

"yakin?"

Enggak.

"iya. Lagian Mingyu udah punya elo kan?"

Hah, gue cuma remahan biskuit yang nunggu bapak kong guan pulang.

"kak, kalau kakak suka sama dua orang dan disuruh milih, kakak bakal gimana?"

Curhat nih buk?

"ini opini gue loh. Kalau gue disuruh milih, gue gak bakal milih keduanya. Mending nyari yang lain siapa tahu jauh lebih baik dari keduanya. Semisal gue milih salah satu diantara mereka, gue gak yakin suatu saat nanti beneran lupa. Hati manusia gak ada yang tahu," jawab Mina panjang lebar. Kedua matanya juga tersirat makna yang begitu dalam.

Ketika Sakura melihatnya, ia merasa hanyut dalam tatapan Mina.

"ini cuma pendapat gue, jika lo gak suka atau gak mau ngambil resiko, lo bisa dengerin apa kata hati lo. Yang tahu cuma diri lo sendiri, baik buruknya,"

"terus aja ngelamun. Jadi pergi gak?"

Mina tersentak dari lamunannya. Di sana berdiri Lino dengan muka sebel. Membuatnya menarik ujung bibir ke atas.

"jadilah. Lo yang traktir, okeee??"





••••

Hello GoodbyeReomit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello Goodbye
Reomit

Ikkumplikat | Mingmin✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang