Memang, Mina bisa keluar dan berduaan dengan Mingyu, namun tidak dengan jiwanya. Cowok itu masih saja menyempatkan diri bertukar pesan dengan kekasih. Hingga Mina kembali menjadi nyamuk dan dianggurin sepanjang waktu.
Membuat Mina sadar. Sampai bila-bila pun Mina gak akan bisa masuk ke hatinya Mingyu.
"Mina," ia kembali pada alam sadarnya dan sontak berdiri menghampiri apoteker kenalan bu ning itu.
Tinggi semampai, garis wajah yang tegas, bibir tebal dengan kedua mata teduh. Definisi dari Kim Seokjin. Seorang apoteker merangkap sebagai dokter pula.
"silakan dicek dulu, kalau ada yang kurang atau lebih biar enak," dibalas anggukan oleh Mina. Ia mulai menghitung ada berapa banyak jenis obatnya, berapa buah yang dibutuhkan dan apa saja yang kurang lengkap.
"udah lengkap mas, makasih ya,"
"iya sama-sama,"
Ketika Mina mau balik badan, dia kembali menghadap Seokjin.
"ada yang ketinggalan?"
Mina menggeleng, "gak ada kok. Tapi saya mau beli obat sendiri,"
"obat pribadi?"
"iya,"
"obat apa?"
"suplemen zat besi," kedua mata Seokjin melebar.
"maaf, untuk itu kamu harus punya resep dari dokter,"
"saya bawa kok," Mina segera merogoh saku jaketnya. Dan menemukan selembar kertas yang mengindikasikan itu adalah resep pemberian dokter untuk ditebus di apotek.
Seokjin mengambilnya dan membacanya sekilas.
"kamu anemia?"
"akut, cuma kuat ngonsumsi suplemen zat besi," jelas Mina pelan. Mereka berdua sempat terdiam dengan saling menatap satu sama lain.
"tunggu sini,"
Mina kembali mengangguk. Ia melihat ke arah Mingyu. Masih sama. Mingyu setia memandangi layar ponselnya dan jari jemarinya terus menari di atas layar.
Ia menghembuskan napasnya, sadar apa yang sedang dia lihat barusan.
"Mina,"
"iya,"
"ini suplemennya dan ini obat erythropoiten buat menambah darah. Saya kasih sedikit dosisnya karena saya takut tubuh kamu menolak obatnya, parah kalau sampai alergi,"
"ta-"
"saya juga seorang dokter. Semoga ini membantu,"
"tapi,"
"-okey, makasih dok," kata Mina menyerah daripada menyela. Dia mengambil obat yang sudah dibungkus untuk dimasukkan ke dalam saku jaket.
"yang rutin, jangan sampai telat makan, karena anemia kronis bukan penyakit main-main," mendengarnya Mina jadi tersenyum.
"siap, makasih dok,"
"sama-sama,"
💌
Ada banyak pertanyaan yang mengganggunya saat ini. Sampai Mingyu lupa makan malam gegara kejadian tadi di apotek.
Memang benar dia mendiamkan Mina, sibuk dengan Sakura yang ngambek. Tapi telinganya masih berfungsi dengan jelas. Apalagi apotek tadi lumayan sepi. Dia bisa denger semua percakapan antara Mina dengan apoteker ganteng.
"kenapa sih mas?"
Mingyu malah menjambak rambutnya frustasi.
"ada yang janggal ya? Utarain deh daripada dipendem bikin mendem," ujar adik Mingyu seraya berjalan keluar setelah beres dengan urusannya.
Mingyu terdiam. Bener juga sih kata adek gue. Batinnya.
"tapi gue gengsi mau tanya,"
Mingyyu Min Gue mo tanya Lo anemia?
••••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hello Goodbye Reomit
~♥~
Kim Seokjin
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.