💌lima

1.4K 201 30
                                    

Fak.

Ternyata Mingyu disuruh sama pacarnya untuk beli roti sama banana milk.

Tahu banteng kalau lihat warna merah gak?

Seperti inilah gambaran Mina saat ini. Melihat benda di sekelilingnya menjadi warna merah. Menyala. Mencolok.

Ingin rasanya Mina menyundul orang-orang di sekitarnya.

Secara tidak langsung Mingyu menyuruhnya berhenti berharap.

Tolong dong, ini gimana caranya berhenti berharap?

Ayo yang sudah berpengalaman, kasih tahu ke Mina biar gak ngarep lagi.

Mana perasaan Mina mulai bersarang sejak kelas satu semester awal. Gimana mau bisa berhenti kalau tiap hari ketemu? Belum lagi kalau kebagian kerja kelompok bareng doi.

Ampun syudah:(

"tai yam tai yam!!!"

"istighfar nak, ingat sama yang di atas,"

"bacot!"

Mina melewati Bambam gitu aja. Dia duduk di bangkunya. Segera menutup wajahnya di balik tangan.

"kenapa lagi lo?"

Suara Lisa merasuki indera pendengarannya.

"tahu! Kesel gue!" bentak Mina gak karuan. Kakinya nendang nendang gak jelas arahnya. Mina butuh pelampiasan sekarang.

Lisa menarik alisnya ke atas, "gue beli bakso tadi, nih makan," katanya hati-hati. Biar dia gak semprot juga sama Mina.

"gak mood," jawab Mina menggeser mangkuk bakso pemberian Lisa.

"suw, dikasih rejeki malah ditolak," ketus Lisa. Minanya diem. Wajahnya ditekuk dan itu kelihatan banget kalau Mina lagi marah.

"ck, kenapa lagi sama Mingyu?" tanya Lisa.

"jangan sebut nama dia!"

Lisa kaget, ini kenapa Mina jadi begini?

"Min, lo gak kerasukan kan?"

"iya! Gue kerasukan banteng!"

Seketika tawa Lisa pecah. Gak jadi mengiba ke gadis itu.

Mina tuh kalau marah lucu. Mukanya memerah tapi lebih mirip anak bayik kalau sedang merajuk.

"abis dikasih roti kok mawah-mawah sih? Smile dong,"

Satu lagi.

Pengganggu berwarna merah menyala muncul di hadapannya sekarang.

"Yuju diem!"

"wkwk, makanya nyari cowok yang bener, kena azabnya kan," ujar Yuju seenteng kapas.

"diem deh Ju!"

Lisa makin terbahak. Terpingkal sampai ujung matanya mengeluarkan air mata.

"aduhh sakit perut gue,"

"Mina diapain emang sama Mingyu?" tanya Lisa ke Yuju.

Mina menatapnya tajam. Seolah mengancam Yuju untuk tetap diam.

Namanya juga Yuju, mana takut sama Mina?

"dia dikasih roti sama Mingyu, eh tahunya itu disuruh sama pacarnya Mingyu,"

Lisa balik ketawa. Kali ini lebih keras dari sebelumnya.

"sumpah Min? Lo digituin sama Mingyu?"

Mina merengut, "tahu ah kesel gue sama lo berdua!"

Mina mengambil roti sama banana milknya di atas meja. Menyambarnya dengan kasar. Pergi dari sana dengan kaki dihentak kesal.

Ia keluar dari kelas membawa sepenuhnya kecamuk marah.

Tanpa sadar langkahnya terhenti ketika sepasang sepatu mahal menghadang perjalanannya ke kantin.

Perlahan Mina mendongak, dia babon. Pantas semua mata memandang ke arahnya.

Babon, Mina kenal dengan cowok kekar ini.

"mau apa?" tanya Mina super malas. Dia lagi gak mood diganggu sama siapa pun. Sama Yuju aja dia gak mood.

"roti sama susu banana," jawab babon-babon ini.

Mina mengernyit, "ini maksud lo?" kata Mina seraya mengangkat roti sama kotak susu yang dia bawa.

"iya. Maksud lo banana yang mana?"

"ambigu anjir,"

Cowok yang dikenal preman sekolah ini masih juniornya Mina. Mereka beda satu tingkat. Tapi tidak membuat cowok itu memanggil Mina dengan embel-embel kakak.

Tapi, seandainya aja Mina tahu, kalau babon kenal Mina sejak smp dan sempat menaruh hati pada Mina pada pandangan pertama.

Andai. Sebatas khayalan babon doang.

"gue laper," adu babon.

"terus?" tanya Mina malas. Ia lelah menjadi pusat perhatian, saat berhadapan dengan cowok satu ini. Khusus buat dia doang.

Kalau sama Mingyu boro-boro.

"ayo makan," tanpa persetujuan Mina, cowok itu menarik tangan Mina lembut dan menuntunnya ke kantin.

Tidak.

Ia tidak membawa Mina ke kantin karena dia tahu, Mina benci keramaian dan akan benci lagi jika harus bertemu Mingyu dengan pacarnya di sana.

Jadilah ia membawa Mina ke atap. Di sana, Mina tak perlu merasa risih dengan tatapan orang-orang, dan tak perlu mendendam pada Mingyu.

Cowok itu merampas roti dalam genggaman tangan Mina.

"gue makan," katanya, minta ijin ke Mina.

Begitulah babon yang Mina kenal, tahu tata krama. Meski ujungnya bakal ngomong nonformal sama Mina.

Sampai Mina menatapnya dan mengangguk, barulah ia memakan roti pemberian Mingyu tadi.

Mina menatap cowok di sampingnya dalam diam. Tadinya dia berniat membuang roti itu, tetapi melihat roti itu berguna bagi orang lain membuat Mina bernapas lega.

Setidaknya dia tidak membuang makanan. Meski pemberian dari orang yang tidak ingin Mina lihat lagi kehadirannya.

"mau?" tawarnya pada Mina. Gadis itu menggeleng. Kemudian menatap kejauhan di sana.

"nanti pulang sama gue," Mina noleh ke cowok itu. Bukan sejenis pertanyaan tapi permintaan mutlak.

"hm,"

"gue tunggu depan kelas atau depan fotokopian?"

"fotokopian," jawab Mina pendek.

"jangan telat,"

"dan jangan tawuran lagi," kata Mina memperingatkan. Jujur aja Mina gak suka cowok urakan semacam babon. Tapi apa daya, dia udah terlanjur masuk ke kehidupan cowok kekar ini tanpa sepengetahuannya.





••••

Hello GoodbyeReomit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello Goodbye
Reomit


Ikkumplikat | Mingmin✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang